By Tim RS Pondok Indah
Ginekomastia merupakan kondisi di mana payudara pria membesar. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Cari tahu cara penanganannya di sini!
Tanda-tanda ginekomastia yang paling mudah dikenali adalah membesarnya payudara pria secara abnormal, bukan karena peningkatan berat badan ataupun hasil latihan otot. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi lebih dari 30% pria di dunia. Jadi, sekitar 1 dari 3–4 pria mengalami ginekomastia.
Ginekomastia umumnya bukanlah kondisi yang berbahaya. Hanya saja, pria yang mengalaminya bisa kehilangan rasa percaya diri dan terkadang kondisi ini juga menimbulkan ketidaknyamanan, seperti nyeri payudara atau terasa berat.
Pria juga memiliki jaringan payudara sama seperti wanita. Namun, payudara pria umumnya tidak berkembang layaknya payudara wanita. Sebab tingginya kadar hormon testosteron (yang menahan perkembangan payudara) dan rendahnya hormon estrogen (yang menstimulasi perkembangan payudara).
Namun, saat kadar kedua hormon ini berubah, atau kadar estrogen lebih tinggi daripada testosteron, jaringan kelenjar payudara akan berkembang dan membuat payudara lebih besar. Kondisi inilah yang disebut dengan ginekomastia. Biasanya, perubahan hormon yang menyebabkan payudara membesar ini terjadi pada bayi baru lahir, laki-laki yang masuk masa pubertas maupun yang memiliki usia lebih dari 50 tahun.
Selain perubahan hormon, membesarnya payudara pria juga bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan terlarang atau minuman beralkohol, efek samping obat-obatan, gejala penyakit tertentu, atau penggunaan bahan herbal.
Baca juga: Pencitraan Mendetail untuk Cegah Kanker Payudara
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gejala ginekomastia yang paling umum adalah membesarnya ukuran payudara, baik pada salah satu atau kedua sisi payudara.
Selain perubahan ukuran payudara, ginekomastia juga dapat disertai gejala lain, seperti:
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan payudara laki-laki mengalami pembengkakan, di antaranya:
Baca juga: Dampak Buruk Obesitas pada Pria
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang pria terkena ginekomastia, yaitu:
Meski kebanyakan kasus ginekomastia tidak berbahaya, Anda tidak boleh lengah. Pasalnya, ginekomastia sering kali mirip dengan gejala kanker payudara atau kondisi medis lain yang mungkin membutuhkan penanganan dokter secepatnya.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami ginekomastia. Dengan dokter yang kompeten dan fasilitas medis terkini, rumah sakit kami mengedepankan kenyamanan dan privasi pasien selama proses pengobatan.
Jangan tunda konsultasi dengan dokter, terlebih jika ginekomastia yang Anda alami disertai dengan:
Pemeriksaan ginekomastia sangat dianjurkan, karena kondisi ini terkadang sulit dibedakan dengan gejala kanker payudara atau gangguan payudara lainnya.
Baca juga: Berbagai Faktor Risiko dan Pencegahan Kanker Payudara
Dalam mendiagnosis ginekomastia, dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari anamnesis (wawancara medis), pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang.
Selama anamnesis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk penyakit yang memengaruhi hormon, kapan payudara mulai membesar, hingga ada tidaknya rasa sakit. Setelah itu, pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengamati gejala ginekomastia.
Jika mencurigai pembesaran payudara adalah ginekomastia, bukan kelebihan lemak biasa, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan lanjutan ginekomastia meliputi:
Baca juga: Periksa Payudara ke Dokter Apa?
Penanganan ginekomastia bisa berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung pada penyebabnya. Tidak semua kasus ginekomastia perlu penanganan khusus dari dokter.
Terkadang, kondisi ini hanya perlu dipantau selama beberapa waktu, biasanya 6–24 bulan, dan jaringan payudara akan mengecil dengan sendirinya. Cara mengecilkan ginekomastia ini umum dilakukan, terutama jika pembesaran payudara terjadi akibat perubahan hormon.
Selain dilakukan pemantauan hingga payudara pria mengecil, dokter juga akan memberikan beberapa penanganan untuk mengembalikan ukuran payudara pria, seperti:
Tak jarang, ginekomastia membuat penderitanya merasa malu, sehingga memicu depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, selain cara mengecilkan ginekomastia, biasanya dokter juga akan mempertimbangkan konseling dengan psikolog untuk mengatasi gangguan psikis yang muncul akibat kondisi ini.
Ginekomastia yang disebabkan oleh perubahan hormon tidak bisa dicegah. Namun, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya ginekomastia yang dipengaruhi oleh faktor lain dengan menerapkan hal berikut ini:
Perlu dipahami bahwa pembesaran payudara pada pria bukanlah hal yang memalukan. Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam jika Anda mengalaminya. Nantinya, dokter akan mendiagnosis dan memberikan penanganan ginekomastia yang sesuai dengan penyebabnya. Makin cepat ginekomastia diperiksakan ke dokter, makin cepat pula Anda terbebas dari ketidaknyamanan ini.
Baca juga: Mengenal Penyakit Tiroid, Jenis, Penyebab, dan Gejalanya
Pada remaja, ginekomastia bisa hilang atau membaik secara alami dalam waktu 6-24 bulan. Meskipun demikian, kondisi ini tetap perlu dipantau oleh dokter untuk dilihat perkembangannya. Sebab, jika ginekomastia tidak ada perubahan setelah 3-6 bulan atau muncul gejala lain yang mencurigakan, maka kondisi ini memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter spesialis penyakit dalam.
Dalam beberapa kasus, ginekomastia bisa sembuh sendiri, meskipun cukup memakan waktu, yakni 6-24 bulan. Namun, kesembuhan ginekomastia juga dipengaruhi oleh penyebab dan tingkat keparahannya. Bila disebabkan oleh perubahan hormon, terutama saat pubertas, maka ginekomastia berpotensi membaik dengan sendirinya.
Namun, jika disebabkan oleh faktor lain, seperti penggunaan obat tertentu atau kondisi medis, biasanya memerlukan pengobatan. Jika benjolan tetap ada lebih dari 2 tahun atau disertai gejala lain, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk penanganan yang tepat.
Pada umumnya, ginekomastia tidak berbahaya. Namun, beberapa kasus pembengkakan payudara laki-laki juga bisa menandakan kondisi medis lain, seperti gangguan hormon, penyakit hati, atau kanker payudara pria. Oleh sebab itu, Anda tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Olahraga bisa membantu mengurangi lemak di area dada dan memperbaiki bentuk tubuh, tetapi tidak secara langsung menyembuhkan ginekomastia. Sebab, ginekomastia terjadi akibat pertumbuhan jaringan glandular yang mungkin memerlukan pengobatan medis lanjutan.
Benjolan di payudara laki-laki bisa disebabkan oleh ginekomastia, yaitu pertumbuhan jaringan glandular yang tidak normal. Benjolan pada payudara laki-laki juga bisa disebabkan oleh produksi hormon yang tidak seimbang, timbunan lemak berlebih, infeksi, atau tumor.
Jika benjolan keras, terus membesar, atau disertai nyeri, segera periksakan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Referensi: