Berbagai Latihan Fisioterapi Pasca Stroke agar Pasien Cepat Pulih

By Tim RS Pondok Indah

Tuesday, 27 May 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Latihan fisioterapi pasca stroke mencakup latihan fisik dengan gerakan ringan maupun penggunaan alat fisioterapi khusus, seperti TENS. Simak penjelasannya di sini!

Berbagai Latihan Fisioterapi Pasca Stroke agar Pasien Cepat Pulih

Terjadinya gangguan aliran darah ke otak yang dialami oleh penderita stroke, terutama akibat pembuluh darah otak pecah, dapat menyebabkan kematian sel otak yang berakibat pada gangguan fungsi gerak maupun gangguan kognitif. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan medis oleh dokter spesialis neurologi. Untuk mengoiptimalkan efek pengobatan, dokter mungkin akan menyarankan latihan fisik atau fisioterapi pasca stroke.


Fisioterapi pasca stroke juga dilakukan untuk mempertahankan serta memperkuat otot, sehingga gangguan gerak bisa diminimalkan. Untuk memaksimalkan manfaat latihan fisioterapi pasca stroke, pastikan latihannya sesuai dengan anjuran dokter spesialis rehabilitasi medik.


Apa itu Latihan Fisioterapi Pasca Stroke?

Pasien seringkali mengalami penurunan kemampuan fungsi otak setelah serangan stroke. Akibat penderita stroke dapat mengalami gangguan fungsi gerak dan keseimbangan tubuh, sehingga aktivitas sehari-hari terhambat.


Latihan fisioterapi pasca stroke dianjurkan untuk mempercepat pemulihan, meningkatkan kekuatan otot, mengembalikan fungsi gerak tubuh (rehabilitasi fungsional), sampai meningkatkan kualitas hidup pasien. Program latihan ini perlu dilakukan sesuai dengan arahan dokter spesialis rehabilitasi medik dan diawasi langsung oleh fisioterapis berpengalaman agar hasilnya optimal.


Baca juga: Makanan untuk Orang Stroke Agar Proses Pemulihan Optimal



Beberapa Latihan Fisioterapi Pasca Stroke

Berikut ini adalah penjelasan dan contoh latihan fisioterapi pasca stroke yang umumnya perlu dilakukan oleh pasien stroke:


1. Latihan tanpa alat

Beberapa contoh latihan fisioterapi pasca stroke tanpa alat beserta fungsinya dapat Anda simak dalam penjelasan singkat berikut ini:


  • Latihan duduk dan berdiri dapat meningkatkan kekuatan otot serta keseimbangan tubuh agar penderita stroke bisa duduk kemudian berdiri dari posisi duduk secara mandiri
  • Latihan rentang gerak, terdiri dari latihan pasif (yang dibantu orang lain) dan latihan aktif (yang dilakukan sendiri), berguna untuk meningkatkan kekuatan otot, mempertahankan kelenturan otot maupun sendi, serta mencegah kekakuan otot, sendi, maupun ligamen.
  • Latihan berjalan di tempat dapat dilakukan untuk meningkatkan mobilitas
  • Latihan kekuatan dan koordinasi tangan, seperti meremas bola dan memasukkan kancing baju


Pengawasan oleh anggota keluarga maupun pengasuh sangat dianjurkan selama melakukan fisioterapi tanpa alat di rumah. Hal ini bertujuan untuk memastikan pasien stroke tidak terjatuh maupun salah gerakan, yang bisa membahayakan.


Baca juga: Akupunktur, Pilihan Terapi Rehabilitasi Pasca Stroke


2. Latihan dengan alat khusus

Penderita stroke juga bisa melakukan fisioterapi dengan alat khusus, termasuk menggunakan gym ball, parallel bar, maupun resistance band. Masing-masing alat ini memiliki fungsinya tersendiri, berikut ini adalah penjelasannya:


  • Parallel bar adalah alat yang digunakan untuk melatih pasien stroke agar bisa kembali berjalan
  • Gym ball dapat dimanfaatkan untuk melatih keseimbangan dan stabilitas otot inti (core muscle) tubuh
  • Therapy putty adalah alat yang terbuat dari adonan elastis khusus untuk meningkatkan kekuatan otot jari dan tangan, membantu belajar menggenggam, membantu membuka serta menutup tangan, sekaligus meningkatkan koordinasi dan motorik halus
  • Resistance band dapat digunakan untuk memperkuat otot tangan dan kaki 
  • Sepeda statis juga bisa digunakan untuk memperkuat otot kaki, melatih koordinasi dan kontrol gerak, sekaligus meningkatkan kemampuan untuk berjalan kembali
  • Fingerboard adalah alat yang digunakan untuk melatih kekuatan jari supaya pasien stroke bisa melakukan hal sederhana, seperti memasukkan kancing ke baju


3. Latihan dengan alat fisioterapi

Untuk membantu pasien stroke pulih dan mendapatkan rehabilitasi fungsional, fisioterapis juga akan menggunakan beberapa alat berikut ini:


  • Neuromuscular electrical stimulation, untuk melatih otot kaki dan tangan sehingga fungsi gerak anggota tubuh pasien stroke bisa kembali 
  • Infrared therapy, berguna dalam membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi kekakuan otot
  • Ultrasound therapy, untuk meningkatkan aliran darah di area yang sakit, serta mengurangi nyeri otot dan peradangan
  • TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), untuk membantu mengurangi efek kelumpuhan otot sehingga berfungsi kembali dengan seoptimal mungkin sekaligus mengurangi nyeri sendi juga nyeri otot


Pasien stroke perlu rutin melakukan latihan fisioterapi pasca stroke sesuai anjuran dokter. Selain bisa meningkatkan pemulihan, mengembalikan fungsi alat gerak tubuh, dan meningkatkan otot-otot tubuh, serangkaian latihan fisioterapi pasca stroke juga bertujuan untuk mengembalikan rasa percaya diri, mengurangi ketergantungan pada orang lain, serta mengurangi rasa cemas dan depresi yang dirasakan setelah mengalami serangan stroke.


Jika selama menjalani latihan Anda merasakan nyeri pada area tubuh tertentu atau kesulitan mengikuti gerakan yang diajarkan oleh fisioterapis, konsultasikan dengan dokter spesialis rehabilitasi medik di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan demikian, dokter bisa mengajarkan maupun menyarankan gerakan yang sesuai dengan kondisi Anda.


Baca juga: Pilihan Olahraga Pasca Stroke yang Aman Dilakukan



FAQ


Berapa Lama Setelah Stroke Anda Harus Memulai Fisioterapi?

Fisioterapi pasca stroke dapat dimulai sedini mungkin setelah kondisi Anda dinyatakan stabil. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk mulai latihan fisioterapi dalam 24-48 jam setelah serangan stroke terjadi.


Namun, waktu pasti dimulainya fisioterapi pasca stroke tergantung pada kondisi masing-masing pasien dan hasil pemeriksaan dokter. Jika tidak ada kontraindikasi, fisioterapi akan dianjurkan sedini mungkin untuk mempercepat proses pemulihan dan mengembalikan fungsi tubuh.


Berapa Lama Fisioterapi Pasca Stroke?

Durasi fisioterapi pasca stroke bervariasi tergantung tingkat keparahan stroke dan respons pasien terhadap terapi yang dijalani. Beberapa pasien mungkin membutuhkan terapi rutin selama beberapa bulan hingga satu tahun untuk mencapai hasil optimal.


Apakah Stroke Bisa Sembuh dengan Fisioterapi?

Fisioterapi saja memang tidak bisa menyembuhkan stroke. Namun, fisioterapi dapat meningkatkan efektivitas pengobatan medis untuk proses pemulihan fungsi tubuh pasien stroke. Tujuan fisioterapi adalah membantu memperbaiki kekuatan, koordinasi, dan keseimbangan pasien, sehingga ia dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari semandiri mungkin.


Bagaimana Cara Mengembalikan Keseimbangan Setelah Terserang Stroke?

Untuk mengembalikan keseimbangan setelah stroke, pasien perlu menjalani fisioterapi yang terarah sesuai anjuran dokter spesialis rehabilitasi medik. Latihan yang dijalani akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien, seperti latihan berdiri dan berjalan maupun terapi dengan alat, seperti dengan menggunakan TENS.



Referensi:

  1. Li X, He Y, et al,. Stroke rehabilitation: from diagnosis to therapy. Frontiers in neurology. 2024. (https://www.frontiersin.org/journals/neurology/articles/10.3389/fneur.2024.1402729/full). Diakses pada 21 Mei 2025.
  2. Saraiva J, Rosa G, et al,. Current trends in balance rehabilitation for stroke survivors: a scoping review of experimental studies. International journal of environmental research and public health. 2023. (https://www.mdpi.com/1660-4601/20/19/6829). Diakses pada 21 Mei 2025.
  3. Shahid J, Kashif A, et al,. A comprehensive review of physical therapy interventions for stroke rehabilitation: impairment-based approaches and functional goals. Brain Sciences. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10216461/). Diakses pada 21 Mei 2025.
  4. Centers for Disease Control and Prevention. Treatment and Intervention for Stroke. (https://www.cdc.gov/stroke/treatment/index.html). Direvisi terakhir 15 Mei 2024. Diakses pada 21 Mei 2025.
  5. Cleveland Clinic. Aerobic Exercise Exerts Neuroplastic Effects in Post-Stroke Rehabilitation. (https://consultqd.clevelandclinic.org/aerobic-exercise-exerts-neuroplastic-effects-in-post-stroke-rehabilitation). Direvisi terakhir 24 Juni 2022. Diakses pada 21 Mei 2025. 
  6. Cleveland Clinic. Stroke. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/5601-stroke). Direvisi terakhir 27 Januari 2025. Diakses pada 21 Mei 2025.
  7. Cleveland Clinic. Red Light Therapy. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22114-red-light-therapy). Direvisi terakhir 1 Desember 2021. Diakses pada 21 Mei 2025.
  8. Cleveland Clinic. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS). (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/15840-transcutaneous-electrical-nerve-stimulation-tens). Direvisi etrakhir 25 September 2023. Diakses pada 21 Mei 2025.
  9. Mayo Clinic. Stroke. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/symptoms-causes/syc-20350113). Direvisi terakhir 13 Desember 2024. Diakses pada 21 Mei 2025.
  10. Mayo Clinic. Stroke rehabilitation: What to expect as you recover. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/in-depth/stroke-rehabilitation/art-20045172). Direvisi terakhir 17 April 2024. Diakses pada 21 Mei 2025.