Infrared dalam Fisioterapi, Ini yang Perlu Diketahui 

By Tim RS Pondok Indah

Tuesday, 15 July 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Infrared dalam fisioterapi biasanya digunakan untuk mengobati nyeri otot, kekakuan sendi, atau cedera pada jaringan. Untuk lebih jelasnya, simak melalui artikel ini! 

Infrared dalam Fisioterapi, Ini yang Perlu Diketahui 

Terapi infrared adalah terapi dengan memanfaatkan sinar infrared untuk memanaskan jaringan tubuh. Infrared sendiri merupakan gelombang energi panas yang tidak tampak tetapi bisa dirasakan. Dalam mengatasi kondisi medis tertentu, contohnya nyeri otot atau sendi kaku, lampu infrared akan memancarkan gelombang elektromagnetik yang kemudian diserap oleh kulit dan diubah menjadi panas.


Energi panas ini menembus permukaan kulit dan memanaskan otot serta pembuluh darah kapiler. Proses ini mampu melancarkan aliran darah dan mengurangi keluhan pada otot atau sendi.   


Umumnya, infrared dalam fisioterapi diberikan pada pasien dengan kondisi subakut atau kronis, seperti kekakuan otot dan sendi, serta nyeri otot yang berlangsung lama. Jika Anda baru mengalami cedera, terapi dengan bantuan infrared tidak disarankan karena bisa memperparah peradangan. 


Kegunaan Infrared dalam Fisioterapi 

Tidak sekadar memancarkan energi panas, infrared dalam fisioterapi memiliki berbagai kegunaan, di antaranya:


1. Meningkatkan Sirkulasi Darah

Panas dari sinar infra merah dapat memicu pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Akibatnya, aliran darah ke area yang disinari akan meningkat. 


2. Mengurangi Ketegangan Otot 

Kegunaan infrared dalam fisioterapi mampu mengurangi ketegangan otot. Energi panas yang dipancarkan dapat membuat otot yang sebelumnya tegang menjadi lebih rileks. 


Baca juga: Fisioterapi Low Back Pain, Ini yang Perlu Diketahui


3. Mengurangi Nyeri 

Selain meningkatkan aliran darah, energi panas dari infrared dalam fisioterapi juga dapat mengurangi rasa nyeri. Terapi infrared dapat disarankan untuk mengatasi nyeri akibat cedera otot, kekakuan sendi, arthritis, dan sebagainya.


Energi panas yang dihasilkan oleh infrared akan mengurangi sinyal nyeri ke otak dan memicu pelepasan endorfin, sehingga rasa nyeri yang dirasakan pasien pun berkurang. 


4. Meningkatkan Kelenturan Otot

Efek panas dari infrared akan meningkatkan elastisitas otot dan membuat jaringan ikat menjadi lebih lentur. Dengan demikian, pasien yang menjalani fisioterapi dengan infrared akan lebih mudah menggerakkan sendi dan melakukan peregangan. 


5. Mempercepat Proses Penyembuhan Luka dan Cedera 

Ketika area tubuh dipanaskan dengan infrared dalam fisioterapi, pembuluh darah di sekitarnya akan melebar dan aliran darah meningkat. Jika aliran darah lancar, sel-sel akan mendapatkan lebih banyak oksigen sehingga pemulihan cedera menjadi lebih cepat.


Baca juga: Terapi TENS: Fisioterapi Menggunakan Listrik untuk Meredakan Nyeri



Kondisi yang Dapat Ditangani dengan Infrared dalam Fisioterapi

Perlu diingat, tidak semua kondisi yang berhubungan dengan cedera otot atau sendi bisa diobati dengan tindakan ini. Infrared dalam fisioterapi biasanya digunakan pada kondisi tertentu, seperti:


  • Nyeri otot dan spasme otot, contohnya nyeri punggung bawah (LBP), kaku otot leher dan bahu, serta kram otot ringan akibat postur tubuh yang tidak tepat 
  • Kekakuan sendi, contohnya frozen shoulder atau sendi kaku akibat osteoarthritis ringan 
  • Cedera, contohnya terkilir yang sudah tidak bengkak atau memar 
  • Aliran darah kurang lancar, contohnya akibat duduk terlalu lama


Baca juga: Memahami Manfaat Microwave Diathermy (MWD) dalam Program Fisioterapi


Kontraindikasi Penggunaan Infrared dalam Fisioterapi

Kondisi tertentu yang tidak diperbolehkan menjalani tindakan infrared dalam fisioterapi, di antaranya:


  • Orang yang memiliki luka terbuka 
  • Gangguan perdarahan, misalnya deep vein thrombosis
  • Ibu hamil
  • Bagian tubuh yang dipasang implan logam


Meski relatif aman dan efektif untuk mengatasi gangguan pada otot dan sendi, infrared dalam fisioterapi juga memiliki efek samping, terlebih jika tidak dilakukan dengan tepat. Risiko efek samping yang mungkin muncul dari penggunaan infrared dalam fisioterapi, di antaranya luka bakar derajat ringan, iritasi kulit, dan pembengkakan pada area yang mendapat tindakan.


Agar fisioterapi dengan infrared yang Anda peroleh mampu mengoptimalkan pemulihan fungsi tubuh dan minim risiko efek samping, pastikan tindakan ini dilakukan oleh tenaga medis terlatih dengan rekomendasi dokter rehabilitasi medis berpengalaman. 


Rumah sakit Pondok Indah menawarkan terapi infrared dalam fisioterapi untuk keluhan kesehatan Anda. Namun, sebelum menjalani terapi ini, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medis di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Dengan pendekatan holistik dan fasilitas medis terkini di RS Pondok Indah, Anda akan mendapatkan penanganan terbaik untuk pemulihan fungsi tubuh yang maksimal. Dengan begitu, kualitas hidup pun akan meningkat dan Anda pun bebas beraktivitas tanpa rasa nyeri. 


Baca juga: Getting Back On Track: Mengatasi Cedera Olahraga Pada Kaki



FAQ


Apakah Terapi Cahaya Inframerah Ampuh untuk Mengatasi Nyeri?

Terapi cahaya inframerah efektif untuk mengurangi nyeri pada otot dan sendi. Terapi ini dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke jaringan yang bermasalah. Proses tersebut lah yang membantu mengurangi peradangan dan nyeri.


Bolehkah Terapi Infra Merah Setiap Hari?

Terapi infra merah terbilang aman dan minim efek samping bila dilakukan setiap hari, bila memang diperlukan. Namun, untuk mengetahui durasi dan frekuensi terapi infrared yang tepat sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis rehabilitasi medis.


Berapa Menit Terapi Infrared?

Durasi terapi inframerah umumnya berkisar antara 15 hingga 30 menit per sesi. Durasi terapi yang optimal biasanya akan disesuaikan oleh dokter spesialis rehabilitasi medis berdasarkan tujuan terapi, kondisi pasien, dan respons tubuh pasien terhadap terapi. Untuk hasil optimal, dokter mungkin menganjurkan beberapa sesi terapi infrared dalam seminggu.


Apakah Terapi Cahaya Infrared Dapat Menghilangkan Peradangan?

Terapi cahaya infrared dapat membantu mengurangi peradangan dengan meningkatkan aliran darah dan merangsang proses penyembuhan jaringan. Gelombang cahaya infrared juga dapat meningkatkan produksi kolagen, membantu mempercepat penyembuhan jaringan, dan mengurangi pembengkakan pada area yang terdampak.


Meski demikian, efektivitas terapi infrared tergantung pada tingkat keparahan peradangan dan kondisi pasien. Sebelum menjalani terapi infrared, konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis rehabilitasi medis untuk mengetahui apakah jenis terapi ini cocok untuk kondisi Anda.




Referensi:

  1. Maiya GA, Harihar A, et al,. Effectiveness of Photobiomodulation and Exercise‐Based Rehabilitation on Pain and Functional Recovery in Patients With Rotator Cuff Pathology. Wound Repair Regen. 2025. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC12079619/). Diakses pada 6 Juli 2025.  
  2. Nowacka A, Sniegocki M, et al,. Therapeutic Potential of Infrared and Related Light Therapies in Metabolic Diseases. International Journal of Molecular Sciences. 2025. (https://www.mdpi.com/1422-0067/26/11/5134). Diakses pada 6 Juli 2025. 
  3. Qin B, Fu S, et al,. Far-infrared radiation and its therapeutic parameters: A superior alternative for future regenerative medicine?. Phamracological Research. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1043661824002949). Diakses pada 6 Juli 2025. 
  4. Chen TC, Huang Y, et al,. Effects of far-infrared radiation lamp therapy on recovery from muscle damage induced by eccentric exercise. European Journal of Sport Science. 2023. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1080/17461391.2023.2185163). Diakses pada 6 Juli 2025. 
  5. Barry MA, Perez-Campos E, et al,. Effects of infrared radiation in the treatment of patients with knee osteoarthritis: a systematic review. South Florida Journal of Development. 2022. (https://ojs.southfloridapublishing.com/ojs/index.php/jdev/article/view/1734). Diakses pada 6 Juli 2025.  
  6. Tsagkaris C, Papazoglou AS, et al,. Infrared Radiation in the Management of Musculoskeletal Conditions and Chronic Pain: A Systematic Review. Investigation in Health, Psychology, and Education. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8946909/). Diakses pada 6 Juli 2025. 
  7. De Oliveira M, Johnson DS, et al,. Low-intensity LASER and LED (photobiomodulation therapy) for pain control of the most common musculoskeletal conditions. European Journal of Physical and Rehabilitation Medicine. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9980499/). Diakses pada 6 Juli 2025.  
  8. Tripodi N, Feehan J, et al,. The effect of low-level red and near-infrared photobiomodulation on pain and function in tendinopathy: a systematic review and meta-analysis of randomized control trials. BMC Sports Science, Medicine and Rehabilitation. 2021. (https://bmcsportsscimedrehabil.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13102-021-00306-z). Diakses pada 6 Juli 2025 
  9. American Pregnancy Association. Saunas During Pregnancy. (https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/is-it-safe/saunas-and-pregnancy/). Diakses pada 6 Juli 2025.   
  10. National Institute of Health MedlinePlus. Physical medicine and rehabilitation. (https://medlineplus.gov/ency/article/007448.htm). Direvisi terakhir 15 Oktober 2023. Diakses pada 6 Juli 2025.