Jumat, 01 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Katarak disebabkan oleh adanya kekeruhan pada lensa mata

Pada tahun 1996, prevalensi kebutaan nasional mencapai angka 1,5 persen. Dilihat dari penyebab utama kebutaan di Indonesia, katarak menempati peringkat pertama dengan jumlah kejadian 0,87 persen, disusul oleh glaukoma (0,12 persen), kelainan refraksi (0,14 persen) dan penyakit lain terkait usia lanjut (0,38 persen).


Pada tahun 2015, prevalensi kebutaan nasional pada usia di atas 50 tahun ini meningkat menjadi 3 persen, dengan prevalensi kebutaan DKI Jakarta mencapai 1,9 persen. Delapan puluh persen-nya, disebabkan oleh katarak.


Katarak pada umumnya disebabkan oleh faktor penuaan atau degenerasi. Faktor yang berperan di antaranya adalah paparan sinar matahari dan nutrisi, serta dapat dipercepat oleh adanya penyakit sistemik dan konsumsi obat-obatan.


Beberapa gejala yang dialami penderita diantaranya adalah penglihatan buram/kabur seperti tertutup oleh kabut atau asap, kepekaan pada kondisi silau, sulit membedakan bentuk dan warna, serta sulit melihat pada malam hari.


Jenis Terapi Operasi Katarak

Terapi operasi pada katarak dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya sebagai berikut:


  1. Fakoemulsifikasi, yaitu menghancurkan lensa mata yang keruh (emulsifikasi) dan disedot (vacuum), kemudian diganti dengan lensa tanam. Pada prosedur ini, kornea dibuka dengan sayatan kecil selebar 3 mm, sehingga tidak memerlukan jahitan.
  2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE), yaitu mengeluarkan lensa yang keruh secara manual dengan menggunting kornea mata cukup lebar. Setelah ditanam lensa, kornea mata ditutup dengan 5 jahitan.


Prosedur Sebelum Operasi

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani operasi katarak:


  • Pasien diharapkan berhenti merokok 1 minggu sebelum operasi
  • Pasien harus keramas dan mandi sebelum operasi
  • Pasien harus tidur cukup 1 hari sebelum operasi
  • Sarapan sebelum operasi
  • Pasien diantar tidak lebih dari 1 orang
  • Pada saat berkonsultasi, kontrol, dan operasi, tidak boleh membawa anak kecil
  • Tekanan darah terkontrol, tidak lebih dari 140/90 mmHg. Bila melebihi batas tersebut, maka pasien harus menurunkan tekanan darahnya terlebih dahulu
  • Gula darah maksimal 200 mg/dl. Untuk penderita diabetes, gula darah harus terkontrol. Apabila kadar gula darahnya sedang tinggi, maka harus dikendalikan terlebih dahulu
  • Pasien dilarang memakai perhiasan dan membawa barang apapun pada hari operasi
  • Pasien harus datang tepat waktu sesuai yang telah ditentukan


Yang Perlu Diperhatikan Setelah Operasi

Pasca operasi katarak, mata juga perlu perawatan ekstra. Berikut ini di antaranya:


  • Mata yang dioperasi tidak boleh terkena air selama 3 minggu, tetapi pasien boleh mandi dan cuci rambut seperti biasanya, asalkan mata yang dioperasi tidak boleh terkena air dan sampo.
  • Gunakan obat-obat tetes mata sesuai dengan petunjuk dan arahan dokter. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah meneteskan obat mata.
  • Pakai pelindung mata pada mata yang dioperasi, terutama waktu tidur selama 1 (satu) minggu.
  • Kontrol ke dokter mata secara rutin sesuai petunjuk.
  • Jika mata bertambah merah, terasa sakit, dan penglihatan tiba-tiba bertambah buram, segera kontrol ke dokter mata.
  • Mulai hari kedua dan seterusnya, ganti pembalut mata sehari sekali dengan kassa steril sampai dokter menyatakan pembalut mata tidak perlu dipakai lagi.
  • Penderita tidak boleh batuk, mengedan, merokok, mengangkat barang lebih dari 5 kilogram, menunduk, dan menggosok-gosok mata selama 3 minggu.
  • Mata yang di operasi tidak boleh kena pukul atau benturan.
  • Tidak boleh berhubungan suami-istri selama 3 (tiga) minggu.