Terapi Akupunktur Tangani Migrain yang Mengganggu

Selasa, 12 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Nyeri kepala merupakan keluhan utama yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

Terapi Akupunktur Tangani Migrain yang Mengganggu

Menurut konsensus nasional Kelompok Studi Nyeri Kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, di Indonesia, nyeri kepala memiliki prevalensi sebesar 90 persen sebagai penyakit yang kerap diderita oleh masyarakat. Salah satu jenis nyeri kepala yang sering ditemui adalah nyeri kepala tipe migrain.


Mengenal Gejala dan Penyebab Migrain

The International Headache Society mendefinisikan migrain sebagai gangguan nyeri kepala primer yang berlangsung selama 4-72 jam. Cirinya adalah nyeri kepala satu sisi, berdenyut, intensitas sedang atau berat, diperberat dengan aktivitas fisik rutin, dan dapat berhubungan dengan mual atau fotofobia (sensitif terhadap cahaya) dan fonofobia (sensitif terhadap bunyi).


Serangan migrain dapat menyebabkan nyeri selama beberapa jam sampai hari, dapat menjadi sangat nyeri sehingga penderita tidak dapat beraktivitas.


Migrain lebih banyak terjadi pada perempuan. Faktor hormonal menjadi salah satu penyebabnya. Hal ini termasuk perubahan hormon sebelum dan sesudah menstruasi, kehamilan dan menopause.


Obat-obatan hormonal seperti kontrasepsi oral dan terapi sulih hormon dapat memperburuk keadaan migrain.


Hati-hati bagi Anda yang gemar mengonsumsi makanan seperti keju, makanan dengan kadar garam tinggi, pemanis aspartame, makanan yang mengandung monosodium glutamate, minuman beralkohol, dan mengandung kafein.


Makanan dan minuman ini dapat memicu timbulnya migrain. Tak hanya itu, stres di kantor atau rumah, cahaya terang, silau matahari, suara keras, bau yang kuat, perubahan pada siklus tidur, perubahan lingkungan seperti juga dapat menjadi faktor pemicu. Selain hormonal, riwayat kesehatan keluarga dengan migrain juga menjadi faktor risiko terjadinya migrain.

 

Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala Anda


Penanganan Migrain dengan Akupunktur Medik

Terapi migrain biasanya bergantung pada obat-obatan, tetapi dapat juga melibatkan terapi nonfarmakologis, terutama pada penderita yang kurang merespon pengobatan dengan baik. Obat pereda nyeri, memiliki efek samping seperti menurunkan tekanan darah, mual, depresi, rasa mengantuk, dan gangguan ginjal.


Di sisi lain, penggunaan obat anti-migrain berlebihan dapat menginduksi nyeri kepala dan meningkatkan frekuensi nyeri kepala. Oleh karena itu, UK National Institute for Health and Care Excellence merekomendasikan akupunktur sebagai salah satu terapi pencegahan migrain.


Akupunktur merupakan modalitas terapi penusukan jarum halus pada titik-titik di permukaan tubuh. Terapi ini diadaptasi dari ilmu akupunktur klasik berdasarkan ilmu pengetahuan kedokteran modern meliputi anatomi, fisiologi, dan patologi, dengan memegang prinsip evidence based medicine, untuk mengobati suatu keadaan penyakit, baik sebagai pengobatan preventif, kuratif, rehabilitative dan paliatif.


World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan akupunktur sebagai suatu cara pengobatan yang dimasukkan ke dalam sistem kesehatan nasional bagi negara-negara anggotanya.


Metode akupunktur yang dapat digunakan untuk penanganan migrain adalah akupunktur secara manual dilakukan 2-3 kali seminggu, dengan satu seri sebanyak 12 kali kunjungan.


Baca juga: Agar Sakit Kepala Tak Terus Berulang


Akupunktur diasosiasikan dengan peningkatan signifikan metabolik otak, yang penting untuk mentransmisikan sensasi nyeri. Selain itu, akupunktur dapat meredakan nyeri dan mengurangi penggunaan obat-obatan serta pengurangan terjadinya kekambuhan migrain dalam jangka panjang.


Hal ini dapat mengurangi lamanya serangan migrain, keparahan serangan migrain serta lamanya serangan migrain.


Anda juga dapat melengkapi pemulihan sakit kepala dan migrain yang Anda rasakan dengan upaya pencegahan lainnya. Salah satunya adalah dengan menerapkan olahraga rutin.


Pasalnya, olahraga dapat memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh, menghilangkan stres, dan meningkatkan kapasitas paru-paru yang bermanfaat untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.