Plantar Fasciitis: Salah Satu Penyebab Nyeri pada Tumit

Kamis, 14 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Plantar fasciitis adalah peradangan yang terjadi pada plantar fascia, yakni urat yang terdapat di telapak kaki, mulai dari tulang tumit (calcaneus) menuju ke sendi pangkal jari kaki.

Plantar Fasciitis: Salah Satu Penyebab Nyeri pada Tumit

Tahukah Anda? Sekitar 80 persen nyeri pada tumit disebabkan oleh plantar fasciitis. Penelitian demografi di Amerika Serikat menunjukkan hampir dua juta pasien mendapatkan terapi untuk masalah plantar fasciitis, dan keluhan ini merupakan 1 persen dari total kunjungan pasien ke klinik ortopedi.


Plantar fasciitis adalah peradangan yang terjadi pada plantar fascia, yakni urat yang terdapat di telapak kaki, mulai dari tulang tumit (calcaneus) menuju ke sendi pangkal jari kaki. Ketika manusia berjalan, pada fase tumit mulai terangkat dari lantai, plantar fascia mengalami tarikan sebesar dua kali berat badan di tempat plantar fascia melekat ke tulang tumit.


Tarikan berulang menyebabkan terjadinya robekan kecil sehingga menyebabkan peradangan kronik. Plantar fasciitis juga dihubungkan dengan adanya peningkatan aktivitas pasien dan penambahan berat badan.


Keluhan yang sering ditemukan pada pasien adalah rasa nyeri pada bawah tumit terutama pada saat pertama kali berjalan di pagi hari atau saat menapakkan kaki pertama kali setelah beristirahat lama. Nyeri biasanya berkurang seiring pasien menjalani aktivitas.


Pada pemeriksaan fisik biasanya akan diperiksa saat berdiri dan berjalan. Di sini dokter akan melihat bentuk kaki pasien, diperhatikan adanya pes planus atau pes cavus, dan kelainan bentuk kaki yang menyebabkan peningkatan tarikan pada plantar fascia. Bila ditekan pada telapak kaki, lokasi nyeri biasanya berada pada bawah tumit bagian dalam.


Terkadang, nyeri dirasa menjalar sepanjang plantar fascia.


Baca juga: Jaga Kaki Sehat dengan Sepatu yang Tepat


Pemeriksaan penunjang seperti X-ray tidak rutin dilakukan untuk diagnostik plantar fasciitis, kecuali jika ada kecurigaan kelainan di tulang. Sekitar 50 persen pasien yang mengeluhkan plantar faciitis juga mengalami bone spur.


Namun, 15 persen bone spur dapat ditemukan pada pasien tanpa keluhan plantar fasciitis. Selain pemeriksaan X-ray, pemeriksaan CT-scan dan MRI juga dapat dilakukan bila ada kecurigaan terhadap penyakit lain.


Terapi untuk plantar fasciitis dapat berupa pemberian obat anti radang, orthosis, fisioterapi, injeksi steroid, night splint, dan Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT). Orthosis yang diberikan bertujuan mengurangi beban pada plantar fascia, berupa silicone/rubber heel cups dan arch support.


Fisioterapi dapat dilakukan dengan program peregangan pada tendon achiles dan peregangan pada plantar fascia. Dari penelitian diketahui bahwa nyeri pada plantar fasciitis dapat hilang pada 72 persen pasien yang melakukan terapi peregangan saja.


Injeksi steroid jarang diberikan sebagai terapi awal dan biasanya diberikan pada pasien dengan nyeri yang hebat. Sedangkan night splint diberikan sebagai terapi tambahan dan digunakan untuk menjaga kaki tetap dalam posisi 90° saat pasien tidur, sehingga tidak terjadi kontraksi dari plantar fascia.


Baca juga: Relaksasi Otot dengan Fisioterapi


Fun Fact

Extracorporeal Shock Wave Therapy merupakan modalitas terapi dengan memberikan shock wave pada plantar fascia. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan revaskularisasi di origo plantar fascia, dan mempercepat penyembuhan.


Dari penelitian, lebih dari 83 persen pasien mengalami perbaikan keluhan plantar fasciitis dengan melakukan metode ini.


Terapi pembedahan jarang dilakukan pada kasus plantar fasciitis. Tindakan yang dilakukan adalah berupa plantar fasciotomi. Namun, hampir 90 persen kasus tidak membutuhkan terapi bedah.


Terapi bedah hanya dilakukan bila setelah 12 bulan dilakukan terapi non-bedah dan tidak memberikan perbaikan keluhan.