Kenali Perbedaan Meningitis dan Meningioma

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 30 April 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Meski sama-sama memengaruhi selaput pelindung otak, meningioma dan meningitis adalah dua kondisi yang berbeda. Lalu, bagaimana cara membedakan meningitis dan meningioma?

Kenali Perbedaan Meningitis dan Meningioma

Otak dan sumsum tulang belakang dilapisi oleh selaput bernama meningen. Selaput ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi, benturan maupun cedera yang lain. Meski berfungsi sebagai pelindung, kadang infeksi juga dapat terjadi pada meningen, yang dikenal dengan nama meningitis. Selain itu, meningen juga bisa mengalami gangguan lain, seperti meningioma yaitu tumor yang terbentuk akibat pertumbuhan sel secara abnormal pada lapisan otak.


Gangguan pada otak dan selaput pelapisnya akan menimbulkan gejala yang kurang lebih sama, yakni sakit kepala, karena adanya peningkatan tekanan intrakranial (tekanan di dalam rongga tengkorak). Namun, bagaimana mengenali perbedaan meningitis dan meningioma agar penanganan bisa segera diberikan? Simak informasinya dalam artikel ini!


Mengenal Meningitis dan Meningioma

Sebelum membahas perbedaan meningioma dan meningitis lebih lanjut, ada baiknya mengenali informasi dasar mengenai kedua penyakit ini terlebih dahulu. 


Apa itu Meningitis?

Meningitis adalah infeksi pada meningen, yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, bayi, anak kecil, remaja, dan dewasa muda lebih sering mengalami kondisi ini. Jika tidak segera diobati meningitis bisa berkembang jadi sepsis, yang dapat mengancam nyawa. 


Apa itu Meningioma?

Sementara meningioma adalah tumor yang tumbuh di lapisan selaput pelindung yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang.


Pertumbuhan sel yang abnormal ini memang kebanyakan tidak berbahaya. Tetapi ada beberapa kasus yang berpotensi untuk menjadi tumor ganas atau kanker, yang jelas juga bisa membahayakan nyawa penderitanya.


Baca juga: Pahami Cara Penularan Meningitis dan Cara Mencegahnya



Perbedaan Meningitis dan Meningioma 

Meningitis dan meningioma memiliki penyebab dan gejala yang sangat berbeda. Berikut ini adalah beberapa faktor pembedanya:


1. Penyebab

Meningitis disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, jamur, ataupun parasit. Sementara itu, penyebab meningioma masih belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga karena adanya mutasi sel pada jaringan meningen.


2. Gejala

Meningitis yang merupakan peradangan akan menyebabkan penderitanya mengalami demam, sakit kepala yang parah, dan kaku leher. Selain itu, penderitanya juga bisa mengalami beberapa gejala tambahan, berupa ruam kulit, mual dan muntah, lebih sensitif terhadap cahaya, lesu, mengantuk parah, atau sulit bangun dari tidur, tidak nafsu makan, linglung, hingga kejang.


Sedangkan untuk penderita meningioma, biasanya akan muncul gejala khas berupa nyeri kepala yang memburuk di pagi hari dan bersifat kronis serta kambuh-kambuhan, gangguan penglihatan berupa penglihatan buram maupun penglihatan ganda, gangguan pendengaran, hingga kejang. Namun, beda pasien mungkin akan mengalami gejala menginoma yang berbeda pula, tergantung daerah selaput otak yang ditumbuhi tumor.


Baca juga: Perbedaan Meningitis dan Ensefalitis yang Perlu Diketahui


3. Perburukan Kondisi

Gejala meningitis cenderung berkembang dan memburuk dengan lebih cepat. Oleh sebab itu, orang dengan gejala yang mengindikasikan meningitis harus ditangani sesegera mungkin.


Sedangkan gejala meningioma biasanya tidak begitu parah. Perubahan kondisi pada pasien dengan meningioma juga terjadi secara perlahan dan bertahap.


4. Penanganan 

Penanganan meningitis yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan penyebabnya, yaitu berupa peresepan antibiotik untuk infeksi bakteri, dan obat antiviral untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi virus. 

Sedangkan, pengobatan meningioma biasanya memerlukan tindakan bedah untuk mengangkat tumor dari jaringan otak, tergantung pada lokasi dan ukurannya.


Namun, untuk memastikan kondisi yang Anda alami disebabkan oleh meningitis maupun meningioma, tetap perlu adanya pemeriksaan langsung dari dokter spesialis neurologi. Nantinya dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, yang dimulai dari anamnesis, pemeriksaan neurologis, hingga pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan penunjang termasuk tes darah, CT-Scan otak, maupun MRI.


Jadi, jangan menunda untuk menjadwalkan janji temu dengan dokter spesialis neurologi di RS Pondok Indah cabang terdekat ketika mengalami sakit kepala yang tidak kunjung sembuh maupun sakit kepala yang sangat hebat. 


Dokter spesialis di RS Pondok Indah akan melakukan pemeriksaan dengan bantuan alat medis berteknologi terkini. Dengan demikian, pelayanan medis yang diberikan pun akan lebih optimal sebelum terjadi komplikasi.


Baca juga: Kenali 6 Perbedaan Kanker Otak dan Meningitis



FAQ


Bisakah Meningitis Menyebabkan Tumor?

Meningitis tidak menyebabkan tumor otak. Namun, infeksi penyebab meningitis yang berkepanjangan, dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor otak di kemudian hari.


Apakah Meningioma Bisa Menyebar?

Umumnya, meningioma bersifat jinak dan cenderung tidak menyebar ke bagian lain tubuh. Meski demikian, ada beberapa tipe meningioma yang bersifat ganas (maligna) berpotensi menyebar (mengalami metastasis) ke bagian otak yang lain, maupun organ lain. Oleh sebab itu, deteksi dan terapi tepat sedini mungkin sangatlah penting dalam mengobati meningioma.


Apakah Tumor Selaput Otak Bisa Diangkat?

Tumor pada selaput otak (meningioma) biasanya dapat diangkat melalui operasi. Pelaksanaan prosedur ini diputuskan berdasarkan lokasi ditemukan tumor, ukuran, dan tingkat keganasan tumor. Keberhasilan pengangkatan tergantung pada usia dan kondisi pasien, serta jenis atau karakteristik tumor.




Referensi:

  1. Ogasawara C, Philbrick BD, et al. Meningioma: A Review of Epidemiology, Pathology, Diagnosis, Treatment, and Future Directions. Biomedicines. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8004084/). Diakses pada 19 April 2025.
  2. Amoo M, Henry J, et al. Meningioma in the elderly. Neurooncol Adv. 2023. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10243852). Diakses pada 19 April 2025. 
  3. Cleveland Clinic. Meninges. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22266-meninges). Direvisi terakhir 1 November 2022. Diakses pada 19 April 2025.
  4. Cleveland Clinic. Meningioma. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17858-meningioma). Direvisi terakhir 9 Mei 2022. Diakses pada 19 April 2025.
  5. Cleveland Clinic. Meningitis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14600-meningitis#symptoms-and-causes). Direvisi terakhir 22 Agustus 2022. Diakses pada 19 April 2025.
  6. Mayo Clinic. Meningitis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/meningitis/symptoms-causes/syc-20350508). Direvisi terakhir 17 Oktober 2024. Diakses pada 19 April 2025
  7. Mayo Clinic. Meningioma. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/meningioma/symptoms-causes/syc-20355643). Direvisi terakhir 29 Maret 2024. Diakses pada 19 April 2025.