Close
Close Language Selection
Health Articles

Mitos Bedah Bariatrik

Selasa, 07 Jul 2020
Mitos Bedah Bariatrik

Mengalami obesitas ditambah penyakit genetik itu berbahaya sekali buat kesehatan, lho. Untuk kasus tertentu, bedah bariatrik bisa jadi solusi untuk keluhan tersebut. Masih ragu untuk menjalani tindakan ini? Yuk, baca dulu fakta-fakta mengenai bedah bariatrik.

  1. Bedah bariatrik berbahaya, risiko tinggi
    Faktanya: Bedah bariatrik merupakan teknik pembedahan yang memiliki risiko sebanding dengan risiko pembedahan untuk mengangkat kandung empedu yang merupakan pembedahan rutin di semua rumah sakit.
     
  2. Tindakan bedah bariatrik mahal
    Faktanya: Salah satu kesaksian pasien setelah menjalani bedah bariatrik mengatakan porsi makannya menjadi sangat sedikit, sehingga biaya makan dapat ditabung. Tabungan kembali terisi seperti sebelum membayar biaya pembedahan setelah 12 bulan. Apabila dibandingkan dengan tidak menjalani bedah bariatrik lalu harus menjalani perawatan ketika terkena komplikasi seperti serangan jantung, maka biaya pemasangan stent jantung satu buah saja sudah jauh melebihi biaya bedah bariatrik.
     
  3. Bedah bariatrik adalah bedah kosmetik
    Faktanya: Bedah bariatrik tidak bertujuan membuat Anda langsing dan memiliki bentuk tubuh yang lebih menarik. Tujuan utama bedah bariatrik adalah menyelamatkan Anda dari komplikasi seperti stroke dan serangan jantung yang merupakan efek langsung dari diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia yang akan menyerang pasien obesitas. Menjadi langsing dan mendapatkan betuk tubuh lebih menarik adalah bonus dan efek tambahan yang hampir selalu terjadi.

  1. Bedah bariatrik menyebabkan sakit
    Faktanya: Pasien setelah pembedahan bariatrik rata-rata pulang dari rumah sakit pada hari kedua perawatan, sama seperti kebanyakan pasien setelah pengangkatan usus buntu atau kandung empedu. Bedah bariatrik 99 persennya dilakukan dengan teknik laparoskopi, pembedahan dengan sayatan kecil.
     
  2. Bedah bariatrik membutuhkan perawatan lama
    Faktanya: Setelah pembedahan memang harus konsultasi dengan dokter sampai bertahun-tahun lamanya, tapi lebih bersifat kontak kelanjutan monitoring yang tidak wajib untuk mendampingi pasien.
     
  3. Efek bedah bariatrik tidak menetap, tidak permanen
    Faktanya: Efek bedah bariatrik jauh lebih permanen dari diet manapun. Dampak bedah bariatrik dapat menjadi betul-betul permanen dengan mempertahankan perubahan pola makan yang sudah ada setelah pembedahan. Permanen dapat dicapai dengan disiplin dan menahan diri, serta melakukan hidup sehat dengan berolahraga, yang akan menjadi jauh lebih mudah dilakukan karena bobot tubuh yang sudah berkurang.
     
  4. Bedah bariatrik sering menimbulkan komplikasi
    Faktanya: Tingkat komplikasi pada pembedahan sleeve gastrectomy, pembedahan bedah bariatrik paling populer saat ini, hanya sekitar 1 dari 1.000 pasien, lebih rendah dari pembedahan kandung empedu.
     
  5. Bedah bariatrik hanya untuk menguruskan badan saja
    Faktanya: Bedah bariatrik memiliki efek luar biasa untuk menyembuhkan atau setidaknya mengurangi kelainan metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.
     
  6. Bedah bariatrik menyebabkan kurus tidak alami, malnutrisi
    Faktanya: Bedah bariatrik yang paling sering dilakukan yakni sleeve gastrectomy, sangat jarang menyebabkan malnutrisi. Kurus yang dicapai dengan pembedahan bariatrik merupakan kurus karena pembakaran lemak, kurus paling alami yang mungkin didapat.
     
  7. Bedah bariatrik merupakan penemuan baru
    Faktanya: Bedah bariatrik sudah ada sejak 1968.

Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp.B, Subsp. BD (K)

Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif
RS Pondok Indah - Pondok Indah

HEALTHY CORNER More Health Articles


Call Ambulance Call Ambulance
Find a Doctor Find a Doctor