Pengaturan Diet bagi Penderita Diabetes Selama Bulan Puasa

Jumat, 08 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pola makan selama bulan puasa akan menjadi topik yang hangat dibicarakan bagi para diabetesi (penyandang diabetes)

Pengaturan Diet bagi Penderita Diabetes Selama Bulan Puasa

Seperti diketahui, diet merupakan salah satu pilar penting dalam penanganan diabetes. Dalam pengaturan diet untuk diabetes, selalu ditekankan pentingnya makan sesuai jumlah yang diperlukan tubuh dan dalam porsi terbagi sebanyak lima sampai enam kali sehari.


Porsi terbagi ini akan menjadi pertanyaan saat dijalankan di bulan puasa, mengingat saat berbuka baru dimulai sekitar pukul 18.00 dan sahur sudah selesai sekitar pukul 04.00. Lalu bagaimana cara menjalankan diet yang tepat bagi para diabetes selama bulan puasa?


Kapankah seorang penyandang diabetes boleh berpuasa?

Sama halnya seperti orang tanpa diabetes, seorang diabetesi juga dapat berpuasa dengan catatan kontrol gula darah harus dilakukan lebih ketat. Adapun tujuannya untuk mencegah terjadinya komplikasi.


Oleh karena itu, untuk menentukan seorang diabetesi boleh berpuasa atau tidak, maka dilakukan pengelompokan kontrol gula darah sebagai berikut:


Kelompok 1

Kelompok ini merupakan para diabetesi yang kadar gula darahnya terkendali melalui perencanaan makan dan olahraga saja. Yang dimaksud terkendali adalah jika kadar gula darah puasa < 110 mg/dL dan dua jam setelah makan < 160 mg/dL.


Kelompok 2 

Kelompok ini memerlukan tambahan obat penurun gula darah di samping diet dan olahraga.


Kelompok 3

Kelompok ini mendapat tambahan insulin disamping diet dan olahraga. 


Diabetesi pada kelompok 1 tidak ada masalah untuk menjalani puasa, sedangkan kelompok 2 dapat berpuasa dengan melakukan perubahan diet, aktivitas fisik, dan obat. Sebaiknya kelompok 3 tidak berpuasa karena kadar gula darah cenderung tidak stabil, sehingga mudah terjadi komplikasi. Demikian juga diabetesi dengan komplikasi gagal ginjal maupun gagal jantung.


Perencanaan makan saat berpuasa

Perencanaan makan bagi diabetesi saat tidak berpuasa sangat dianjurkan mengikuti diet dengan gizi lengkap dan seimbang sesuai pola 3J (jumlah, jenis, dan jadwal makan), di mana jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tiap individu yang tentunya tidak sama satu dengan lainnya.


Selain itu, makanan yang dikonsumsi juga harus mengandung berbagai jenis bahan makanan sumber seperti karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air, serta mengikuti jadwal makan terbagi dalam lima sampai enam kali pemberian (tiga kali makan utama berupa sarapan, makan siang dan makan malam, serta tiga kali snack/makanan selingan).


Namun, pada saat berpuasa, jadwal makan menjadi empat kali berupa dua kali makan utama dan dua kali selingan, di mana jumlah kalori yang diberikan sama seperti saat tidak berpuasa.


Perbedaan hanya terletak pada jadwal dan distribusi makanan saja. Adapun pembagian porsi makan menjadi 40 persen saat makan sahur, 50 persen saat berbuka (10 persen saat membatalkan puasa dan 40 persen sisanya dalam bentuk makan malam), serta 10 persen sebelum tidur.


Saat berbuka dianjurkan makan makanan yang segar dan bergizi seperti buah-buahan, baru diikuti dengan makan utama. Selama berpuasa juga harus memperhatikan kecukupan asupan air. Para diabetes dianjurkan mengonsumsi air mineral tidak kurang dari enam sampai delapan gelas setiap harinya.


Oleh karena itu, pada malam hari dianjurkan banyak minum. Selain itu, makan dilakukan secara bertahap, dikunyah dengan baik dan tidak berlebihan agar tidak terjadi keluhan lain karena kekenyangan dan makan terburu-buru.


Hal-hal yang harus diperhatikan diabetesi saat berpuasa


  • Aktivitas fisik selama bulan puasa dapat dilakukan seperti biasa
  • Setelah Dzuhur dapat melakukan istirahat sebentar
  • Bagi diabetesi yang minum obat anti diabetes dosis tunggal, maka jadwal minum obat dari pagi hari diubah menjadi saat berbuka
  • Bagi diabetesi yang minum obat anti diabetes dalam dosis terbagi, maka dosis yang diberikan saat pagi hari diganti pada saat berbuka dan dosis yang diberikan saat sore hari diganti pada saat makan sahur
  • Hipoglikemia (dengan tanda gelisah, berkeringat, gemetar, berdebar-debar,rasa kesemutan pada lidah dan bibir, penglihatan ganda, bingung) dapat terjadi saat berpuasa terutama sore hari menjelang berbuka. Bila ini terjadi sebaiknya puasa segera dibatalkan dengan minum air gula dan lanjutkan dengan makan
  • Untuk mencegah terjadinya hipoglikemia sore hari menjelang berbuka, maka dosis obat anti diabetes pada saat sahur dapat dikurangi menjadi setengahnya atau dapat didiskusikan dahulu dengan dokter yang menangani