Miom dipicu ketidakseimbangan hormon, faktor genetik, hingga obesitas. Kenali 5 penyebab utamanya, termasuk pola makan dan stres kronis.
Miom atau mioma uteri merupakan tumor jinak yang sering ditemukan pada organ reproduksi wanita, terutama pada usia produktif. Meskipun bersifat non-kanker, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Memahami faktor-faktor penyebabnya merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan dan penanganan dini.
Kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak seimbang berperan penting dalam pertumbuhan miom. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh:
Riwayat keluarga dengan miom meningkatkan risiko hingga tiga kali lipat. Beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara mutasi gen tertentu dengan perkembangan jaringan miom.
Kelebihan berat badan dan obesitas berkontribusi terhadap peningkatan risiko miom. Jaringan lemak berlebih dapat memproduksi estrogen tambahan yang merangsang pertumbuhan miom.
Beberapa kebiasaan makan yang perlu diperhatikan:
Kondisi stres yang berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan sistem imun tubuh, yang pada akhirnya dapat memicu pertumbuhan jaringan abnormal.
Jika Anda mengalami gejala seperti menstruasi berkepanjangan, nyeri panggul, atau gangguan reproduksi lainnya, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini melalui USG dan evaluasi hormonal dapat membantu menentukan penanganan yang tepat, baik melalui terapi obat maupun tindakan medis lainnya.
Ya, faktor keturunan berpengaruh besar. Jika ibu, saudara perempuan, atau nenek Anda pernah punya miom, risiko Anda mengalaminya 3x lebih tinggi. Ini karena ada gen tertentu yang membuat seseorang lebih rentan terhadap pertumbuhan miom. Namun, bukan berarti pasti terjadi—gaya hidup sehat bisa mengurangi risikonya.
Ya, beberapa jenis makanan bisa meningkatkan risiko miom, terutama yang mengandung:
Stres tidak langsung menyebabkan miom, tapi bisa memperburuk kondisi hormon. Saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang mengganggu keseimbangan estrogen. Jika stres berkepanjangan, risiko gangguan hormonal (termasuk miom) meningkat. Kelola stres dengan olahraga, meditasi, atau istirahat cukup.
Ya, wanita dengan berat badan berlebih (BMI > 25) lebih berisiko karena jaringan lemak memproduksi estrogen ekstra. Semakin tinggi lemak tubuh, semakin banyak estrogen yang beredar, sehingga miom lebih mudah tumbuh. Menjaga berat badan ideal bisa mengurangi risikonya.
Tidak selalu. Pil KB mengandung hormon sintetis, tetapi tidak semua jenis memicu miom. Justru, beberapa pil KB dengan dosis rendah bisa membantu mengontrol hormon. Namun, bagi yang sudah punya miom, sebaiknya konsultasi dokter sebelum memilih kontrasepsi hormonal.
Miom kecil bisa menyusut setelah menopause karena kadar estrogen turun. Namun, selama masih menstruasi, miom biasanya tetap ada atau bahkan membesar. Jika mengganggu, perlu penanganan medis seperti obat atau operasi.
Referensi: