Tindakan pengangkatan payudara seringkali meninggalkan masalah psikologis pada pasien
Pada umumnya, penderita mengetahui dan menyadari ada problem pada payudara karena ada tanda dan gejala tertentu. Ada penderita yang segera memeriksakan payudaranya untuk mendapatkan kejelasan mengenai kondisinya, tetapi ada juga penderita yang menunda-nunda pemeriksaan karena belum siap menerima hasil pemeriksaan.
Dari awal gangguan dirasakan hingga hasil pemeriksaan diketahui, dapat dibayangkan bahwa penderita hidup dengan perasaan cemas yang mengganggu. Penderita dapat merasakan kecemasan yang terus meningkat karena belum ada kejelasan mengenai kondisinya, kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, apalagi bila orang-orang di sekitar penderita tidak tahu bagaimana memberikan dukungan kepada penderita berkaitan dengan kondisinya.
Tahap selanjutnya adalah saat penderita mengetahui hasil pemeriksaan dan pilihan solusinya. Di satu sisi, cemas yang dirasakan penderita saat menantikan hasil pemeriksaan berakhir dengan disampaikannya hasil dan kesimpulan pemeriksaan oleh dokter.
Tetapi apabila kesimpulan pemeriksaan menyatakan adanya keganasan pada payudara penderita, maka reaksi psikologis yang mungkin timbul bisa bermacam-macam. Ada penderita yang bisa cepat menerima kenyataan tersebut, tetapi ada juga yang mengalami kesulitan untuk menerima kenyataannya.
Berdasarkan teori psikologi, ada beberapa fase yang biasanya dilalui oleh seseorang saat menghadapi masalah. Pada fase pertama, biasanya penderita menyangkal kenyataan yang dihadapinya.
Selanjutnya pada fase kedua, penderita marah akan kenyataan tersebut dan bahwa dirinya harus mengalami masalah tersebut. Lalu pada fase ketiga, penderita berusaha bernegosiasi dengan kenyataan yang dihadapinya.
Dan pada fase keempat, penderita mengalami depresi karena menyadari bahwa masalah yang dihadapinya adalah kenyataan dan tak mungkin untuk dihindari. Fase terakhir ditandai dengan berdamainya penderita atas kenyataan yang dihadapinya dan melanjutkan hidupnya kembali.
Jadi secara keseluruhan, emosi yang dirasakan penderita dari saat menerima berita masalah yang dihadapi hingga ia dapat menerima kenyataan tersebut adalah ketakutan atau kecemasan, kemarahan, dan kesedihan hingga akhirnya berdamai.
Yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang berada di sekitar penderita pada saat ia takut dan cemas, marah, ataupun sedih adalah bahwa ia tidak sendirian. Ada orang-orang yang mengasihinya dan mendukungnya untuk dapat melalui masalah yang dihadapinya bahwa ia dapat melalui masalah, bahwa ada solusi dari masalahnya, dan ia dapat melaluinya dengan berdamai dulu dengan masalah.
Setelah penderita dapat berdamai dengan kenyataan yang dihadapinya maka tibalah saat penderita mengambil keputusan mengenai kemungkinan-kemungkinan tindakan pengobatan yang dapat menyelesaikan masalah medis.
Perlu disadari bahwa apapun tindakan medis yang tersedia sebagai solusi, ada kelebihan dan kekurangannya, serta ada konsekuensinya. Kesadaran akan hal ini tentu akan menimbulkan kecemasan baru bagi penderita.
Beberapa di antaranya adalah apakah solusi yang tersedia dapat memberikan kesembuhan bagi dirinya, apakah ia berani menjalani prosedur tindakan medis tersebut, dan apakah ia siap menghadapi konsekuensi dari tindakan medis tersebut.
Salah satu tindakan yang bisa menjadi solusi pada kondisi keganasan payudara adalah pengangkatan payudara sebagian ataupun seluruh payudara. Tentu saja ini bukan tindakan medis yang konsekuensinya menyenangkan bagi penderita, walaupun seringkali juga tak dapat dihindari.
Perlu disadari bahwa kadang organ tubuh tertentu mempunyai makna yang berbeda bagi orang yang berbeda. Sebagai contoh, makna jari tangan bagi seorang pemain musik profesional ataupun dokter bedah akan berbeda dengan makna jari tangan bagi seorang pesepakbola ataupun pelari profesional.
Begitu juga makna penampilan wajah bagi seorang foto model berbeda dengan makna penampilan wajah bagi seorang pekerja tambang. Dengan pemahaman ini maka tindakan pengangkatan payudara juga bisa mempunyai dampak yang berbeda dari seorang wanita.
Oleh karenanya apabila tindakan pengangkatan payudara menjadi sebuah keharusan atau merupakan sebuah pilihan maka tindakan konsultasi dan pendampingan secara psikologis oleh tenaga ahli profesional menjadi sebuah kebutuhan, bahkan keharusan, karena tindakan tersebut merupakan tindakan yang definitif dan tak ada jalan kembali.
Dengan memperhatikan aspek psikologis dan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya dari sejak gangguan payudara diketahui hingga tindakan pengangkatan dilakukan maka beban psikologis yang biasanya ditanggung sendiri oleh penderita dapat diringankan penderita dapat dipersiapkan sebaik-baiknya untuk melalui tindakan medis tersebut bahkan hingga saat ia harus belajar melanjutkan hidupnya pasca tindakan pengangkatan.
Jadi dengan memperhatikan aspek psikologis yang tercapai tidak hanya meringankan beban penderita tetapi juga memperbaiki kualitas hidup.