Anda Mengalami Panic Attack? Kenali Gejalanya

Selasa, 12 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Panic attack atau serangan panik dapat terjadi di mana pun dan kapan pun

Anda Mengalami Panic Attack? Kenali Gejalanya

Panic attack atau serangan panik dapat terjadi di mana pun dan kapan pun. Mereka yang mengalaminya akan merasa sangat ketakutan dan diliputi oleh perasaan cemas yang luar biasa, sekalipun sesungguhnya tidak sedang mengalami bahaya apa pun. 


Sekalipun dari luar tampak percaya diri dan tenang, banyak tokoh dan selebritis yang terganggu karir dan show mereka akibat serangan panik. Di antaranya adalah Miley Cyrus, Oprah Winfrey, dan Stephen Colbert.


Sejarawan dan peneliti di bidang psikiatri sepakat bahwa Abraham Lincoln dan Vincent van Gogh juga menderita gangguan serangan panik yang sama berdasarkan tulisan-tulisan dan jurnal harian mereka. 


Apa Itu Panic Attack?

Panic attack atau serangan panik adalah suatu serangan ketakutan yang intens atau kuat, yang akan memicu berbagai gejala fisik yang parah padahal tidak ada bahaya yang nyata atau penyebab yang jelas.


Serangan panik dirasakan sangat menakutkan, karena kita merasa kehilangan kontrol, seakan-akan mengalami serangan jantung atau stroke, bahkan seperti sedang menghadapi kematian. 


Tidak jarang penderita panik melakukan “doctor shopping” dan berulangkali meminta dibawa ke unit gawat darurat karena merasakan adanya keluhan-keluhan fisik yang dahsyat.


Berbagai pemeriksaan laboratorium, hingga pemeriksaan-pemeriksaan yang lebih rumit seperti endoskopi, CT-Scan, MRI pun dilakukan dengan hasil umumnya normal. Namun setiap serangan akan selalu mendorong penderita untuk melakukan pemeriksaan ulang. Seakan sulit untuk menerima penjelasan dokter bahwa kondisi mereka sesungguhnya normal. 


Sebagian orang hanya mengalami satu atau dua kali serangan panik seumur hidupnya. Namun cukup banyak yang berulang kali mengalami serangan yang tidak terduga tersebut, mereka pun hidup dalam lingkaran ketakutan terus-menerus.


Keadaan serangan berulang seperti itu dinamakan mengalami gangguan panik (panic disorder). Penderita gangguan panik senantiasa dihantui oleh ketakutan akan munculnya serangan berikutnya, hal ini dikenal sebagai kecemasan antisipatif (anticipatory anxiety).


Sekalipun mengalami serangan panik sama sekali tidak mengancam jiwa, pengalaman tersebut dapat sangat mengerikan dan secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kinerja sehari-hari penderitanya.


Baca Juga: Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya


Gejala Panic Attack

Ciri khas serangan panik, terjadi secara tiba-tiba tanpa perlu pemicu maupun gejala awal. Serangan dapat terjadi setiap saat dan di mana pun, seperti saat mengendarai mobil, di keramaian, saat tidur, ataupun saat sedang bersenang-senang.


Frekuensi serangan panik bermacam-macam, ada yang cukup sering, ada juga yang jarang. Gejala serangan panik bervariasi untuk setiap orang. Umumnya dalam beberapa menit, serangan menjadi sangat intens dan secara bertahap mulai berkurang hingga menghilang dan menyisakan perasaan lelah. 


Beberapa tanda dan gejala mengalami serangan panik:


  • Merasa akan datangnya malapetaka 
  • Takut kehilangan kendali dan menjadi “gila”
  • Seakan-akan menjelang ajal
  • Jantung berdebar-debar kuat
  • Berkeringat berlebihan
  • Gemetaran 
  • Napas pendek dan tenggorokan tercekik
  • Sensasi dingin di sebagian atau seluruh tubuh
  • Wajah terasa panas
  • Mual hingga kram perut
  • Nyeri dada
  • Sakit kepala, berputar, melayang hingga seperti akan pingsan
  • Kesemutan atau serasa ada yang merayap di bawah kulit
  • Merasa seperti terlepas dari realita atau mirip mimpi


Sedemikian mengerikannya serangan panik tersebut, umumnya akan membuat penderitanya menghindari tempat-tempat di mana mereka pernah mengalami serangan panik dan selalu perlu ditemani oleh seseorang yang mereka percaya, agar segera mendapat pertolongan bila terjadi serangan panik.


Baca Juga: Stimulasi Dini untuk Tumbuh Kembang Optimal di Periode Emas


Penyebab Panic Attack

Penyebab panic attack biasanya dipicu akibat dari stres yang sedang dialami cukup intens. Berikut beberapa penyebab lainnya yang berperan atas timbulnya gejala: 


  • Genetik, terdapat pola kecemasan dalam anggota keluarga sekandung
  • Temperamen yang cenderung sensitif terhadap stres atau peka terhadap emosi negatif
  • Gangguan fungsional dalam sistem saraf pusat, dalam bentuk hiperaktifnya sistem saraf otonom dan terganggunya keseimbangan biokimia dalam saraf otak


Sementara faktor risiko yang dapat menimbulkan panik di antaranya adalah:


  • Adanya anggota keluarga sekandung yang menderita panik
  • Mengalami suatu kejadian yang menimbulkan trauma atau stres berat 
  • Adanya suatu perubahan besar dalam perjalanan hidup, seperti perceraian, kelahiran, pekerjaan baru, dan lain-lain
  • Merokok dan mengonsumsi kopi secara berlebihan
  • Riwayat kekerasan fisik atau seksual


Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental Generasi Sandwich


Cara Mengatasi Panic Attack

Walaupun serangan panik bisa sangat menakutkan, penting untuk diingat bahwa serangan panik akan berlalu. Ada solusi untuk kondisi ini, dan dengan penanganan yang tepat, Anda dapat pulih dan kembali menjalani kehidupan dengan normal.


Jika Anda merasa dalam situasi seperti ini, ada beberapa cara untuk meredakan atau menghilangkan serangan panik dan mengambil kendali atas kehidupan Anda, antara lain:


  1. Memberi diri waktu untuk menemukan penyebab serangan panik.
  2. Memeriksa dan mencermati pikiran dan perasaan yang menyertainya, mencoba untuk memahami apakah hal tersebut bisa diatasi atau sulit untuk diatasi.
  3. Melakukan relaksasi otot dan mengatur pernapasan. Metode 5-4-3-2-1 dapat digunakan untuk menenangkan diri.


Mungkin Anda ingin tahu bagaimana menerapkan metode 5-4-3-2-1 untuk meredakan serangan panik. Berikut adalah penjelasannya:


  1. Temukan dan perhatikan 5 objek.
  2. Dengarkan dan amati 4 suara yang berbeda.
  3. Sentuh 3 objek, perhatikan tekstur, suhu, dan fungsinya.
  4. Kenali dan amati 2 bau yang berbeda.
  5. Sebutkan 1 hal yang dapat Anda cicipi dan perhatikan rasanya.


Meskipun tidak ada obat khusus untuk serangan panik, ada berbagai pilihan penanganan yang dapat digunakan untuk membantu mengelola gejala tersebut.


Baca Juga: Gadget dan Kesehatan Mental


Pencegahan Panic Attacks

Tidak ada cara khusus untuk menghindari serangan atau gangguan panik, kecuali kesadaran penderita untuk mengatasi kondisinya sebelum semakin memburuk. Oleh karena itu, penting bagi penderita untuk berkonsultasi dengan dokter dan menerima perawatan yang sesuai.


Selain itu, ada beberapa langkah pencegahan serangan panik yang dapat dilakukan secara mandiri, seperti:


  1. Melakukan olahraga secara teratur, terutama yoga atau pilates.
  2. Menggunakan teknik relaksasi dan pernapasan.
  3. Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kadar gula.
  4. Meminimalkan konsumsi minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
  5. Menghindari merokok.
  6. Memastikan tidur dan istirahat yang cukup.


Baca Juga: Atasi Fobia dengan Hipnoterapi


Penanganan Depresi

Terapi yang dapat dilakukan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater untuk panic attack diawali dengan mengurangi dan mengendalikan gejala-gejala. Umumnya dilakukan bersamaan antara pemberian obat dan terapi kognitif-perilaku (cognitive behavioral therapy).


Terapi kognitif-perilaku dapat dilakukan dengan mengubah cara berpikir dan kebiasaan menjalani hidup agar mendapat keseimbangan dan kesehatan yang lebih baik. Terapi ini juga akan menjelaskan bagaimana mencegah dan menangani serangan panik yang cukup efektif. 


Pengobatan yang biasa diberikan oleh psikiater adalah golongan serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), yang termasuk dalam kelas “antidepresi”. Jangan merasa heran apabila dokter meresepkan “antidepresi”, sementara Anda dikatakan menderita gangguan panik.


Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah terapi individu yang dapat dilakukan mulai dari menjaga jadwal aktivitas sehari-hari secara berimbang, rutin berolahraga, tidur yang teratur dan berkualitas, juga menghindari stimulan atau “doping” untuk mengatasi kelelahan, seperti kopi dan minuman berenergi yang mengandung kafein berlebihan.


Baca Juga: Gangguan Mental Mengintai Penyintas COVID-19


Pengobatan Saat Mengalami Serangan Panik

Tujuan dari pengobatan serangan panik adalah untuk mengurangi tingkat keparahan dan frekuensi serangan, sehingga kualitas hidup penderita dapat meningkat. Saat mengalami serangan panik, individu dapat melakukan tindakan sendiri untuk meredakan gejalanya, termasuk:


  1. Mengatur pola pernapasan dengan bernapas secara perlahan dan dalam.
  2. Menghentakkan kaki sebagai bantuan untuk mengontrol pernapasan.
  3. Memusatkan perhatian pada indra-indra seperti mencoba makan permen atau memeluk bantal.
  4. Menggunakan teknik grounding, yang melibatkan usaha untuk mengalihkan perhatian dari pikiran negatif dengan cara seperti berhitung, mengamati lingkungan sekitar, atau memikirkan hal-hal yang menenangkan.


Kapan Saatnya Anda Membutuhkan Psikiater?

Bila Anda atau kerabat/keluarga Anda sudah merasakan gejala serangan panik lebih dari satu kali dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, ada baiknya Anda melakukan terapi secara individu terlebih dahulu, dan bila perlu berkonsultasi dengan psikiater. Berikut beberapa keadaan yang mungkin dapat menjadi tanda bahwa Anda sudah membutuhkan bantuan psikiater:


  1. Anda mulai merasa harus bersusah payah untuk menjalani aktivitas rutin
  2. Anda terganggu oleh adanya berbagai keluhan fisik yang tidak kunjung reda sekalipun sudah berulangkali ke dokter
  3. Anda mulai menghindari tempat-tempat tertentu dan keramaian
  4. Kecemasan yang dialami telah menghilangkan kemampuan Anda untuk merasa nyaman sekalipun sedang melakukan hal yang disukai, termasuk menikmati makanan


Panic attack merupakan sesuatu yang menyeramkan yang dapat Anda alami. Namun, jangan berkecil hati, karena gangguan ini dapat ditangani dengan baik dengan adanya kerja sama yang baik antara dokter dan penderitanya.


Baca Juga: Me Time Hindarkan Depresi


Diagnosa Serangan Panik

Untuk menegakkan diagnosis dengan akurat dan membedakannya dari gejala penyakit lain, dokter akan memulai dengan meminta pasien untuk memberikan detail mengenai gejala yang mereka alami.


Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik komprehensif untuk memastikan bahwa gejala yang terjadi disebabkan oleh serangan panik.

Selain itu, beberapa tes tambahan juga bisa dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis, termasuk:


  1. Tes darah, yang bertujuan untuk memeriksa kondisi tiroid dan masalah medis lainnya.
  2. Elektrokardiogram (EKG), digunakan untuk mengevaluasi kesehatan jantung.


Jika hasil pemeriksaan organ dan fungsi tubuh menunjukkan tidak adanya kelainan, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan psikologis sesuai dengan panduan yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Evaluasi ini dilakukan untuk membedakan antara serangan panik dan gangguan panik.


Berdasarkan panduan tersebut, panic attack biasanya ditandai dengan munculnya rasa takut dan ketidaknyamanan secara tiba-tiba, disertai oleh empat atau lebih dari gejala berikut ini:


  1. Jantung berdetak dengan cepat (takikardia).
  2. Berkeringat.
  3. Gemetar.
  4. Kesulitan bernafas atau sensasi sesak.
  5. Nyeri dada.
  6. Mual atau nyeri perut.
  7. Pusing atau hampir pingsan.
  8. Sensasi kedinginan atau terlalu panas.
  9. Kesemutan atau mati rasa.
  10. Perasaan terlepas dari kenyataan (derealisasi).
  11. Rasa takut akan kehilangan kendali atau gila.
  12. Rasa takut akan kematian.


Apabila Anda atau seseorang yang Anda sayangi merasa kesulitan mengendalikan diri, segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Psikolog atau Psikiater kami untuk mendapatkan bantuan yang lebih baik.