Menyusui bermanfaat bagi bayi dengan meningkatkan nutrisi optimal, serta bagi ibu mengurangi risiko kanker payudara dan mempercepat pemulihan pascapersalinan.
Tak hanya memberi susu, kegiatan menyusui memiliki manfaat yang sangat banyak, salah satunya untuk menguatkan bonding antara Ibu dan sang buah hati. Lima belas menit hingga setengah jam sesi menyusui menjadi momen yang paling intim untuk Anda dan si kecil.
Momen di mana Anda dan sang buah hati saling merengkuh dengan erat, kulit saling menyentuh, bertatapan, dan si kecil mendengarkan detak jantung Anda.
Terkadang, bayi akan ingin menyusu walau mereka tidak lapar, karena proses menyusui membawa ketenangan dan rasa nyaman bagi bayi. Selain itu, aktivitas menyusui juga memperbanyak kontak bayi dengan ibu sehingga ikatan batin antara Anda dan si kecil lebih kuat.
Menjalin ikatan batin yang semakin kuat dengan si kecil hanyalah salah satu manfaat menyusui untuk Ibu dan bayi karena masih banyak manfaat menyusui lainnya, baik untuk Anda maupun sang buah hati.
Komposisi ASI yang berisi protein laktosa dan lemak sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir. Komposisinya pun bervariasi mulai dari awal hingga akhir sesi menyusui, yakni foremilk (ASI yang keluar pada awal sesi menyusui, mengandung tinggi laktosa dan rendah lemak) dan hindmilk (ASI yang keluar pada saat sesi menyusui akan berakhir, kandungan lemaknya lebih tinggi dibandingkan foremilk). Komposisi ASI pun lebih mudah dicerna untuk menghindari konstipasi atau diare bahkan pada bayi baru lahir.
ASI untuk bayi prematur tentu komposisi dan kebutuhannya berbeda dengan bayi cukup bulan.
Tidak ada susu pengganti atau makanan lain yang memiliki kandungan vitamin dan mineral selengkap ASI. ASI dihasilkan melalui proses alami di tubuh setiap ibu dengan komponen yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi, dan proses ini tidak bisa diduplikasi.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa bayi ASI memiliki IQ yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan ASI.
Air susu ibu mengandung zat antibodi yang bisa membantunya melawan segala bakteri dan virus. Jadi, risiko terserang penyakit seperti diare, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan, konstipasi, berkembang menjadi obesitas, pengidap diabetes tipe 2, atau meningitis lebih rendah ketimbang bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.
Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita eksim, asma, maupun jenis alergi lain.
Menyusui juga bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, tidak memerlukan persiapan khusus seperti membuat susu formula dan lebih ekonomis
Menyusui tidak hanya bermanfaat untuk bayi saja, tetapi juga meningkatkan kesehatan Anda, sang ibu.
Menyusui dapat membantu ibu yang baru saja melahirkan untuk menurunkan berat badan setelah kehamilan, mencegah depresi setelah persalinan, dan menurunkan risiko penyakit jantung serta kanker.
Sering berinteraksi dan memeluk si kecil meningkatkan naluri keibuan Anda. Anda pun akan semakin peka akan kebutuhan si kecil
Hormon oksitoksin yang keluar saat menyusui juga dapat membantu rahim berkontraksi. Hal ini mungkin bisa mengurangi perdarahan rahim usai persalinan, sekaligus kembali ke bentuk rahim sebelum hamil.
Menyusui mampu membakar 500 kalori. Tidak heran jika Anda yang sehabis menyusui kerap merasakan lapar. Apalagi jika ibu menyusui juga mengatur asupan selama menyusui dengan gizi seimbang, memperbanyak protein, sayur, buah dan asupan air minum. Daya tahan tubuh pun akan menjadi lebih baik.
Hormon prolaktin yang banyak diproduksi saat menyusui mampu mengurangi produksi hormon estrogen sehingga menghambat terjadinya ovulasi.
Menurut sejumlah penelitian, semakin lama Anda menyusui, semakin terlindungi dari penyakit ini. Hal ini kemungkinan terjadi karena menyusui bisa menekan produksi hormon estrogen. Begitupun beberapa penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, obesitas, dan radang sendi.
Perempuan yang menyusui memiliki risiko empat kali lebih rendah untuk mengalami osteoporosis pascamenopause. Penjelasannya adalah saat wanita sedang hamil dan menyusui, tubuhnya menyerap kalsium lebih efisien.
Hormon prolaktin, yang berperan dalam produksi ASI, juga memiliki fungsi dalam kesehatan mental dan penataan emosi. Karena itu, tak heran ibu yang menyusui terlihat lebih tenang dan santai, tidak mudah marah maupun gelisah. Mereka juga cenderung berpikiran positif dalam memandang hidup.
Setelah mengetahui segudang manfaat menyusui untuk si kecil dan ibu, semoga membuat Bunda semakin semangat dalam menyusui. Menyusui itu, 90 persen kebulatan tekad Ibu dan 10 persennya adalah produksi ASI lho. Jadi, jangan ragu lagi, Bunda, untuk menyusui dan mengASIhi si kecil.
Menyusui memberikan nutrisi lengkap, meningkatkan daya tahan tubuh, mendukung perkembangan otak, serta mengurangi risiko infeksi, alergi, dan penyakit kronis pada bayi. Selain itu, ASI mudah dicerna dan membantu membangun ikatan emosional antara ibu dan bayi.
Tidak menyusui dapat mengurangi asupan nutrisi penting bagi bayi, seperti antibodi untuk melawan infeksi. Selain itu, risiko alergi, obesitas, dan masalah pencernaan bisa meningkat. Bagi ibu, tidak menyusui dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium.
ASI dapat mencegah berbagai penyakit pada bayi, seperti infeksi saluran pernapasan, diare, alergi, obesitas, dan diabetes tipe 2. ASI juga memperkuat sistem imun dan melindungi bayi dari risiko penyakit kronis di masa depan.