Kenali Gangguan Kesuburan pada Pria

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Jenis gangguan kesuburan pada wanita mungkin lebih familiar terdengar

Kenali Gangguan Kesuburan pada Pria

Pasangan suami istri dikatakan mengalami gangguan kesuburan apabila telah melakukan hubungan intim secara teratur, sebanyak dua hingga tiga kali seminggu, tanpa penggunaan kontrasepsi, dalam kurun waktu satu tahun, namun belum berhasil mencapai kehamilan.


Gangguan kesuburan atau infertilitas dapat disebabkan oleh faktor pria, faktor wanita, ataupun gabungan dari keduanya, di luar faktor lain yang tidak bisa dijelaskan (idiopatik).

Faktor risiko gangguan kesuburan antara pria dan wanita sama, yaitu sebesar 35 persen.


Sementara 20 persennya adalah kombinasi faktor keduanya, dan 10 persen lainnya disebabkan oleh faktor yang tidak dapat dijelaskan.


Gangguan kesuburan pada wanita paling banyak disebabkan oleh masalah saluran telur, rahim, ataupun ovarium. Sementara pada pria, gangguan kesuburan dapat terjadi karena organ reproduksi yang tidak berfungsi dengan baik. Organ reproduksi tersebut terdiri dari penis, testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, dan kelenjar prostat. 


Testis adalah organ yang bertugas untuk memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sperma dapat terbentuk atas perintah dari hormon yang disebut FSH, atau folikel stimulating hormone.


Pada testis, ada bahan dasar yang disebut ‘spermatogonium’ yang akan diubah menjadi spermatosit, spermatid, serta spermatozoa. Proses pembentukan sperma tersebut akan terjadi apabila testis memiliki kadar hormon testosteron yang cukup, yang terbentuk atas perintah dari hormon LH atau luteinizing hormone.


Diperlukan temperatur sekitar 3 derajat Celcius lebih dingin dari tubuh bagi testis untuk dapat membentuk sperma dengan baik. Agar temperatur testis sempurna, testis dengan posisi bergantung dibungkus oleh skrotum yang longgar, tipis, dan berkerut-kerut, disertai thermoregulator/pengatur suhu otot kremaster yang dapat menaikkan atau menurunkan posisi testisnya.


Gangguan Kesuburan pada Pria

Gangguan kesuburan pada pria dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


Gangguan Penyaluran Sperma ke Organ Reproduksi Wanita

  • Gangguan ereksi dengan kekerasan tingkat 1 atau 2 sehingga tidak dapat melakukan penetrasi ke pasangannya
  • Malformasi/abnormalitas bentuk penis yang berat
  • Hipospadia, di mana lubang saluran kemih terletak pada bagian yang tidak seharusnya, yakni di bawah penis, bukan di ujung
  • Epispadia, di mana lubang lubang saluran kemih terdapat di bagian punggung atau sisi atas penis


Gangguan Ejakulasi

  • Ejakulasi retrogade, kondisi yang terjadi ketika air mani tidak keluar melalui penis saat orgasme, melainkan masuk ke kandung kemih,
  • Ejakulasi retarda, yaitu ejakulasi yang tidak kunjung keluar atau ejakulasi yang terhambat (kebalikan dari ejakulasi dini)
  • Anejakulasi, kondisi di mana tidak terjadi ejakulasi sama sekali
  • Ejakulasi dini berat sebelum penetrasi.


Gangguan Parameter Sperma

  • Gangguan pada semen seperti volume, kekentalan, dan asam basa
  • Gangguan pada sperma, seperti konsentrasi, motilitas/gerak maju, bentuk normal, dan vitalitas. Juga gangguan lainnya seperti banyaknya jumlah leukosit, bakteri, dan debris.


Gangguan parameter sperma disebabkan oleh pre-testicular/kontrol testis/hormon reproduksi (hypothalamus dan hipofisa), yaitu keadaan-keadaan di luar testis yang dapat memengaruhi proses spermatogenesis, seperti kondisi endokrin yang abnormal, kelainan tiroid, serta kelainan kelenjar adrenal.


Kondisi pre-testicular juga dapat disebabkan oleh kelainan kromosom.


Selain itu, gangguan parameter sperma juga bisa terjadi akibat masalah testis itu sendiri, misalnya setelah operasi testis, ataupun terjadinya varikokel, yakni pembesaran pembuluh darah pada skrotum (pembuluh testis).


Hal ini menyebabkan turunnya produksi dan kualitas sperma, sehingga dapat menyebabkan infertilitas.


Gangguan pada Testis Pria

Beberapa masalah testis/testicular lainnya meliputi:


  • Gangguan kromosom
  • Gangguan perkembangan skrotum 
  • Kriptorchid/tidak turunnya posisi testis ke skrotum, melainkan di bagian perut atau pada saluran inguinalis
  • Bahan kimia yang beracun, obat-obatan, rokok, dan timbal 
  • Infeksi atau peradangan testis dan trauma testis
  • Reaksi imunologi, gangguan suhu testis, dan radiasi 
  • Penyakit penyerta, seperti penyakit kronis, metabolik, dan tumor testis 


Masalah parameter sperma juga dapat disebabkan oleh post testicular atau setelah testis, yaitu apabila epididimis (organ reproduksi sebagai tempat penyimpanan dan penyaluran sperma) tersumbat, ada malfungsi sperma, tidak terbentuknya saluran vas deverens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dari epididimis menuju kantong sperma, juga infeksi dengan tersumbatnya saluran vas deverens.


Pada post testicular juga terdapat gangguan kelenjar asesoris, seperti infeksi prostat, maupun vesikula seminalis yang salah satu fungsinya ialah memberikan energi pada sperma untuk bergerak. 


Agar kesuburan pria tetap terjaga dengan baik, diperlukan organ reproduksi yang pertumbuhannya sempurna dan hormon reproduksi yang optimal. Oleh karena itu, penting untuk menjalani kebiasaan pola hidup sehat dan menjaga berat badan yang ideal.


Dengan demikian, diharapkan sperma dapat berhasil terbentuk dan bergerak ke organ reproduksi perempuan.


Jangan lupa untuk menghindari berendam di air panas, atau terpapar panas yang melebihi suhu tubuh terlalu lama, agar testis dapat bekerja dengan optimal.