Kehamilan Nyaman dengan Asma yang Terkendali

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Perubahan fisik dan hormonal selama kehamilan dapat mempengaruhi sistem pernapasan, terlebih pada calon ibu yang memiliki riwayat asma

Kehamilan Nyaman dengan Asma yang Terkendali

Asma merupakan kondisi terjadinya peradangan kronik pada saluran pernapasan yang membuat saluran pernapasan hipereaktif terhadap berbagai rangsangan. Sekitar 40-60 persen penyakit asma diturunkan secara genetik, termasuk penyakit alergi lainnya seperti eksim dan rhinitis alergika.


Selain itu, ada faktor risiko lain yang berperan dalam perkembangan asma, yakni faktor lingkungan seperti asap rokok, polusi udara, paparan alergen, infeksi pernapasan karena virus, pola makan, status sosial, dan kelas ekonomi. 


Kehamilan dapat mempengaruhi kondisi asma yang diderita calon ibu. Ada sebagian penderita asma yang merasakan perbaikan gejala ketika hamil, tetapi pada sebagian kasus, kehamilan dapat memperburuk kondisi asma yang diderita.


Jika hal itu terjadi, ibu dan janin berisiko mengalami kekurangan oksigen, yang dapat membahayakan kondisi kesehatan calon ibu dan bayi yang dikandung. 


Bahkan, tanpa riwayat sebelumnya, asma dapat muncul secara tiba-tiba ketika hamil. Asma yang tidak terkontrol dengan baik dapat berdampak negatif terhadap calon ibu dan janin.


Dampak negatifnya antara lain: peningkatan tekanan darah, morning sickness yang berlebihan, perdarahan melalui vagina, gangguan perkembangan janin, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, hingga peningkatan angka kematian janin.


Asma pada Kehamilan

Selama kehamilan, terjadi perubahan pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh faktor hormonal dan faktor fisiologis, yaitu akibat desakan perut ibu hamil yang membesar ke rongga dada (paru).


Hal ini dapat memperberat asma. Prevalensi asma pada kehamilan sebesar 3,7-4 persen. Umumnya serangan timbul mulai usia kehamilan 24-36 minggu dan akan berkurang pada akhir kehamilan. 


Apabila Anda sebelumnya sudah memiliki riwayat asma, tingkat keparahannya dapat berubah setelah Anda hamil. Bisa jadi asma menjadi lebih ringan, lebih berat, atau tidak berubah sama sekali. Kondisi asma juga dapat berubah-ubah pada kehamilan pertama dan berikutnya.


Kendalikan Asma Selama Hamil

Ibu hamil dengan asma dapat menjalani kehamilan dan persalinan yang nyaman serta melahirkan bayi tanpa disertai gangguan pernapasan, apabila asma dikelola dengan baik.


Pengelolaan dan pengendalian asma dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis paru dan pernapasan secara berkala selama kehamilan.


Apabila dokter menganjurkan terapi pengobatan, umumnya obat asma tidak membahayakan janin asalkan digunakan dengan tepat sesuai dengan pengawasan.


Obat inhalasi dalam bentuk nebulisasi ataupun inhalasi dosis terukur (inhaler) merupakan obat pilihan dan merupakan metode pemberian obat asma yang sangat dianjurkan karena bersifat aman, efektif, dan nyaman.


Obat diberikan langsung pada saluran napas Anda sehingga memberikan efek lebih cepat. Dosis yang digunakan juga lebih kecil dari obat minum sehingga efek samping sistemik lebih minimal.


Obat asma diberikan sesuai dengan tingkat gangguan asma yang dialami. Ibu hamil yang memiliki gejala asma setiap hari atau mengalami serangan lebih dari 1 kali dalam seminggu atau terbangun malam lebih dari 1 kali dalam seminggu karena gejala asmanya, membutuhkan obat inhaler yang digunakan rutin setiap hari sebagai obat pengontrol (controller), untuk mengendalikan gejala asmanya, mengurangi risiko serangan asma, dan mengurangi risiko penurunan fungsi paru.


Sedangkan obat inhaler pelega (reliever) adalah obat yang hanya diberikan jika terjadi serangan asma untuk mengurangi gejala saat terjadi kekambuhan.


Di samping itu, ibu hamil dengan kondisi asma yang terkontrol juga dianjurkan berolahraga secara teratur karena dengan berolahraga dapat meningkatkan kemampuan otot pernapasan, meningkatkan kebugaran jasmani, dan imunitas tubuh, hingga rasa percaya diri yang berimplikasi pada perbaikan kondisi asma.


Apabila dikhawatirkan terjadi serangan asma akibat olahraga, dianjurkan menggunakan obat inhaler sebelumnya. 


Jangan jadikan riwayat penyakit asma sebagai alasan untuk takut hamil, karena asma sebenarnya dapat dikontrol dengan menjalani gaya hidup yang sehat dan obat-obatan jika dibutuhkan.


Hindarilah faktor pemicu yang menyebabkan serangan, serta kontrol secara rutin ke dokter agar kondisi asma dan kehamilan dapat dimonitor dengan baik.