ISK Bisa Menyerang Siapa Saja, Ketahui Faktor Pemicunya!

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 21 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kenali 8 penyebab umum Infeksi Saluran Kemih (ISK): bakteri E. coli, kurang minum air, menahan pipis, hingga aktivitas seksual. Cegah dengan kebiasaan sehat

ISK Bisa Menyerang Siapa Saja, Ketahui Faktor Pemicunya!

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah masalah kesehatan yang sering dialami, terutama oleh wanita. Kondisi ini terjadi ketika bakteri menyerang saluran kemih, mulai dari uretra, kandung kemih, hingga ginjal. Jika tidak ditangani, ISK bisa menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi ginjal. Yuk, cari tahu apa saja penyebabnya agar Anda bisa mencegahnya sejak dini!


Penyebab Umum Infeksi Saluran Kemih


1. Bakteri dari Area Anus Masuk ke Saluran Kemih

Penyebab utama ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang normalnya hidup di usus besar. Jika bakteri ini berpindah dari anus ke uretra (saluran kencing), infeksi bisa terjadi. Hal ini sering dialami wanita karena jarak antara anus dan uretra lebih pendek dibanding pria. Kebiasaan menyeka dari belakang ke depan setelah BAB juga meningkatkan risiko perpindahan bakteri.


2. Kurang Minum Air Putih

Kurang minum membuat frekuensi buang air kecil berkurang, sehingga bakteri tidak terbilas keluar dari saluran kemih. Urine yang pekat juga menjadi tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Pastikan Anda minum minimal 8 gelas air sehari untuk menjaga kesehatan saluran kemih.


3. Menahan Kencing Terlalu Lama

Kebiasaan menahan kencing membuat urine tertahan di kandung kemih lebih lama, memberi kesempatan bakteri untuk berkembang biak. Jika Anda sering menahan pipis, risiko ISK akan meningkat. Segera ke toilet saat merasa ingin buang air kecil!



4. Pemakaian Pembalut atau Celana Dalam yang Tidak Tepat

Pembalut yang lembab terlalu lama atau celana dalam berbahan sintetis (seperti nilon) dapat menciptakan lingkungan lembap yang disukai bakteri. Gantilah pembalut setiap 4-6 jam dan pilih bahan katun yang menyerap keringat.


5. Aktivitas Seksual

Hubungan intim bisa mendorong bakteri masuk ke uretra, terutama jika tidak buang air kecil setelah berhubungan. Kondisi ini sering disebut honeymoon cystitis. Selalu kencing sebelum dan setelah berhubungan untuk membersihkan saluran kemih.


6. Penyumbatan Saluran Kemih

Batu ginjal, pembesaran prostat (pada pria), atau kelainan struktur saluran kemih bisa menghalangi aliran urine. Urine yang tersumbat menjadi tempat bakteri berkembang biak. Jika Anda sering mengalami ISK berulang, mungkin ada masalah struktural yang perlu diperiksa.


7. Penggunaan Kateter atau Alat Medis Lainnya

Pemakaian kateter urine dalam waktu lama meningkatkan risiko bakteri masuk ke kandung kemih. Pastikan alat medis yang digunakan steril dan sesuai anjuran dokter.


8. Perubahan Hormon (Menopause atau Kehamilan)

Penurunan estrogen saat menopause membuat lapisan uretra lebih rentan infeksi. Sedangkan pada ibu hamil, perubahan hormon dan tekanan rahim pada kandung kemih mempermudah pertumbuhan bakteri.


Jika Anda mengalami gejala ISK seperti anyang-anyangan, nyeri saat kencing, urine keruh/berdarah, atau demam, segera konsultasikan ke dokter spesialis urologi untuk penanganan tepat. Jangan biarkan infeksi menyebar ke ginjal dan menyebabkan komplikasi serius!


FAQ


Kenapa Wanita Lebih Sering Kena ISK Daripada Pria?

Wanita 30x lebih rentan karena:

  • Uretra lebih pendek (4 cm vs 20 cm pada pria), menyebabkan bakteri mudah mencapai kandung kemih.
  • Jarak anus-uretra dekat, menyebabkan bakteri E. coli lebih mudah berpindah.
  • Perubahan hormon (hamil, menopause) yang memengaruhi keseimbangan bakteri.


Benarkah Menahan Pipis Bisa Bikin ISK?

Betul! Menahan kencing:

  • Membuat urine (yang mengandung bakteri) terlalu lama di kandung kemih.
  • Mengurangi "pembilasan alami" yang seharusnya mengeluarkan bakteri.


Jika sering dilakukan, risiko ISK kronis meningkat. Idealnya, buang air kecil setiap 3-4 jam.


Bagaimana Cara Membersihkan Area Intim yang Benar untuk Cegah ISK?

Langkah-langkah membersihkan area intim yang benar:

  • Bersihkan dari depan ke belakang.
  • Gunakan air bersih atau sabun pH balanced.
  • Hindari douching (membersihkan vagina dengan semprotan).


Apakah Kurang Minum Air Putih Bisa Sebabkan ISK?

Sangat mungkin! Kurang cairan menyebabkan:

  • Urine lebih pekat, menyebabkan iritasi saluran kemih.
  • Frekuensi buang air kecil berkurang sehingga bakteri menumpuk di kandung kemih.


Minum 8 gelas air/hari membantu "membilas" bakteri keluar.


Kapan ISK Butuh Perhatian Dokter?

Segera ke dokter spesialis urologi jika:

  • Gejala (anyang-anyangan, demam) tidak membaik dalam 2 hari.
  • Ada darah dalam urine.
  • Nyeri pinggang bawah (tanda infeksi ginjal).


Referensi:

  1. Mayo Clinic. Urinary tract infection (UTI). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/symptoms-causes/syc-20353447). Diakses pada 11 Agustus 2024.
  2. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). Urinary Tract Infections (UTIs). (https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/urinary-tract-infections). Diakses pada 11 Agustus 2024.
  3. Cleveland Clinic. Urinary Tract Infections (UTIs). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9135-urinary-tract-infections). Diakses pada 11 Agustus 2024.
  4. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Urinary Tract Infection (UTI). (https://www.cdc.gov/antibiotic-use/uti.html). Diakses pada 11 Agustus 2024.
  5. Harvard Health Publishing. Urinary tract infection in women. (https://www.health.harvard.edu/a_to_z/urinary-tract-infection-in-women-a-to-z). Diakses pada 11 Agustus 2024.
  6. WebMD. Urinary Tract Infections (UTIs). (https://www.webmd.com/women/guide/your-guide-urinary-tract-infections). Diakses pada 11 Agustus 2024.
  7. Urology Care Foundation. What is a Urinary Tract Infection (UTI) in Adults? (https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/u/urinary-tract-infections-in-adults). Diakses pada 11 Agustus 2024.
  8. Medical News Today. What to know about urinary tract infections (UTIs). (https://www.medicalnewstoday.com/articles/189953). Diakses pada 11 Agustus 2024.