Selasa, 12 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Perubahan tubuh saat kehamilan merupakan salah satu faktor penyebab ISK. Namun, Anda dapat mencoba langkah pencegahan ini

Mengandung sang buah hati adalah anugerah tersendiri bagi setiap perempuan. Pada proses kehamilan, tubuh ibu hamil kerap mengalami berbagai perubahan signifikan dan menyebabkan beberapa dampak bagi kesehatan ibu hamil.


Salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui pada saat kehamilan adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Setidaknya sekitar 10% ibu hamil mengalami hal ini. 


Perubahan yang terjadi pada tubuh ibu hamil merupakan perubahan hormonal dan mekanikal. Pada bumil, hormon progesteron akan mengalami peningkatan dan menjadi faktor risiko terjadinya ISK.


Peningkatan hormon ini menyebabkan relaksasi otot polos yang ditandai dengan dilatasi/pelebaran ureter (saluran kemih), peningkatan volume bladder (kapasitas kandung kemih) yang disertai dengan penurunan tonus otot kandung kemih.


Hal ini dapat menyebabkan urine stasis dan reflux vesicoureteral (urine mengalir kembali dari kandung kemih ke saluran kemih atas). 


Faktor risiko lainnya adalah organ uretra pada wanita yang lebih pendek daripada pria (hanya 3-4 sentimeter) dan kesulitan menjaga higienitas akibat perut yang membuncit. Kombinasi ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan saluran kemih bawah untuk mengatasi invasi bakteri.


Baca juga: Jangan Sampai Saluran Kemih Terinfeksi


Tekanan oleh kepala janin juga dapat menghambat drainase darah dan limfe dari dasar kandung kemih, sehingga daerah tersebut dapat mengalami pembengkakan dan rentan terhadap trauma.


Perubahan hormon juga meningkatkan laju filtrasi glomerulus (laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus) di ginjal naik. Sehingga sering ditemukan adanya glukosa pada urine (glucosuria), yang menjadi media untuk pertumbuhan bakteri. 


ISK pada ibu hamil dapat terjadi kapan saja, dan dapat bergejala maupun tidak. Gejala umum yang ditemui adalah: 


  • Sering buang air kecil 
  • Nyeri saat buang air kecil 
  • Sensasi terbakar/perih saat buang air kecil 
  • Kram di punggung bagian bawah atau perut bagian bawah 
  • Urine terlihat keruh atau berbau 
  • Demam, menggigil 
  • Sakit pinggang (jika infeksi menjalar ke ginjal) 
  • Mual muntah 
  • Nyeri punggung 


Baca juga: Disuria (Nyeri Berkemih), Gejala dari Berbagai Gangguan Saluran Kemih


Saat trimester pertama, pemeriksaan urine menjadi salah satu pemeriksaan wajib yang disarankan. ISK yang tidak bergejala (disebut dengan bakteriuria asimptomatik) dapat didiagnosis setelah mendapatkan dua sampel pemeriksaan.


Screening rutin ISK disarankan karena jika tidak diterapi, dapat menjadi cystitis atau pyelonephritis, atau komplikasi ke ibu dan bayi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain anemia, hipertensi, korioamnionitis (peradangan selaput korio-amnion yang meliputi janin). 


Jika bakteri menyebar ke seluruh tubuh ibu dan terjadi infeksi hingga dapat terjadi sepsis (infeksi berat yang menyebabkan organ tubuh gagal berfungsi). Sementara, komplikasi yang dapat terjadi ke janin antara lain risiko bayi lahir prematur, berat badan bayi lahir rendah, dan lain sebagainya. Karenanya, penting untuk menjaga higienitas selama hamil dan mencukupi kebutuhan hidrasi untuk cegah ISK. 


Untuk menghindari ISK, ibu hamil dapat melakukan beberapa langkah pencegahan berikut:


  • Cukupi kebutuhan hidrasi dengan minum air putih 2 liter, atau setara dengan 8 gelas per hari 
  • Jangan biasakan menunda atau menahan buang air kecil 
  • Setelah buang air kecil, bersihkan vagina secara perlahan dari atas ke bawah, bukan sebaliknya 
  • Ganti pakaian dalam dengan bahan katun yang menyerap keringat 
  • Jika sudah merasa tidak nyaman, ganti pakaian dalam 
  • Hindari memakai celana yang terlalu ketat 
  • Non-antimicrobial treatment atau mengonsumsi jus cranberry, dapat mencegah bakteri E-coli untuk menempel pada dinding saluran kemih