Inisiasi menyusui dini membantu bayi mengenali ASI, merangsang produksi ASI, dan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Meski proses menyusui berlangsung secara alami dan sudah menjadi naluri manusia untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk pangan, bayi yang baru lahir perlu diberi rangsangan agar bisa mendapat nutrisi yang dibutuhkan. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) memiliki peran sangat penting demi memastikan terpenuhinya kebutuhan asupan bayi.
IMD diawali dengan kontak kulit antara ibu dengan bayi. Pada fase ini, bayi akan mencari payudara ibu dan menghisap air susu ibu (ASI). Proses ini dilakukan segera setelah bayi lahir.
Setelah lahir, bayi dikeringkan (tanpa mengeringkan bagian tangan) lalu diletakkan tengkurap pada dada atau perut ibu. Biarkan kontak kulit berlangsung selama satu jam dan dilanjutkan proses IMD pada satu jam berikutnya. Cairan ketuban pada tangan bayi memiliki bau yang sama dengan payudara ibu. Bau inilah yang akan menuntun bayi mencari payudara ibu.
Proses yang sama juga dilakukan pada bayi kembar, prematur, ataupun bayi dengan berat badan rendah. Ibu yang menjalani operasi caesar tidak perlu takut menjalani proses IMD karena dokter spesialis anak atau bidan akan membantu proses tersebut selama prosedur caesar dilakukan, dengan meletakkan bayi melintang di atas dada ibu dan membantu mendekatkan posisi mulut dan kepala bayi pada payudara ibu.
Pada bayi yang dilahirkan melalui persalinan normal, posisi bayi diletakkan di atas perut ibu dan bayi secara otomatis akan menggerakkan kepala dan badannya mencari dan menyusu pada payudara ibu.
Pada kondisi bayi cukup bulan, bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah yang sakit, proses IMD mungkin tidak dapat dilakukan. Walau demikian, kolostrum ibu (cairan ASI pertama yang kaya nutrisi dan imunitas) tetap dapat diberikan pada bayi, baik dengan mengoleskannya ke mulut bayi dengan menggunakan spuit atau kapas lidi yang steril.
Proses IMD memiliki manfaat yang sangat besar baik bagi ibu dan bayi, seperti:
Demi menunjang kesuksesan ASI eksklusif, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pada pasal 9 dan 10.
Selain dukungan pemerintah, peran serta orangtua untuk mencari tahu tentang ASI dan manfaatnya, menjaga kesehatan diri dan payudara, tujuh kontak laktasi dengan tenaga kesehatan atau konselor laktasi penting dilakukan.
Kesuksesan pemberian ASI eksklusif bisa dimulai dengan memberikan dukungan penuh pada ibu dari pasangan dan keluarga (lingkungan terdekat), tidak memberikan cairan lain selain ASI pada bayi baru lahir, tidak memberikan empeng/dot pada bayi, memilih fasilitas kesehatan yang mendukung pemberian IMD dan ASI eksklusif, serta rawat gabung antara ibu dan bayi dalam 24 jam pertama.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah ikut serta dalam kelompok masyarakat yang mendukung gerakan menyusui serta rutin melakukan kontak laktasi akan sangat membantu ibu dan orangtua dalam pemberian ASI eksklusif.
Manfaat IMD untuk ibu dan bayi sangat banyak. Bagi ibu, IMD membantu merangsang produksi ASI dan memperkuat ikatan emosional dengan bayi. Untuk bayi, IMD mendukung daya tahan tubuh, membantu proses adaptasi ke dunia luar, dan memberi ASI pertama yang kaya nutrisi dan antibodi.
IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dilakukan dalam 1 jam pertama setelah kelahiran, saat bayi baru lahir diletakkan di dada ibu untuk merangsang kontak kulit ke kulit. Hal ini bertujuan untuk memulai proses menyusui, memperkuat ikatan ibu-bayi, dan merangsang produksi ASI.
IMD dikatakan berhasil ketika bayi berhasil menyusu langsung dari payudara ibu dalam 1 jam pertama setelah kelahiran. Bayi menunjukkan tanda-tanda refleks menyusu dengan baik, seperti mencari puting susu dan mulai mengisap.