Mengenal Ginekomastia, Saat Pria Mengalami Pembesaran Payudara

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 08 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Ginekomastia merupakan kondisi di mana payudara pria membesar. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Cari tahu cara penanganannya di sini!

Mengenal Ginekomastia, Saat Pria Mengalami Pembesaran Payudara

Tanda-tanda ginekomastia yang paling mudah dikenali adalah membesarnya payudara pria secara abnormal, bukan karena peningkatan berat badan ataupun hasil latihan otot. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi lebih dari 30% pria di dunia. Jadi, sekitar 1 dari 3–4 pria mengalami ginekomastia. 


Ginekomastia umumnya bukanlah kondisi yang berbahaya. Hanya saja, pria yang mengalaminya bisa kehilangan rasa percaya diri dan terkadang kondisi ini juga menimbulkan ketidaknyamanan, seperti nyeri payudara atau terasa berat.    

  

Apa Itu Ginekomastia? 

Pria juga memiliki jaringan payudara sama seperti wanita. Namun, payudara pria umumnya tidak berkembang layaknya payudara wanita. Sebab tingginya kadar hormon testosteron (yang menahan perkembangan payudara) dan rendahnya hormon estrogen (yang menstimulasi perkembangan payudara). 


Namun, saat kadar kedua hormon ini berubah, atau kadar estrogen lebih tinggi daripada testosteron, jaringan kelenjar payudara akan berkembang dan membuat payudara lebih besar. Kondisi inilah yang disebut dengan ginekomastia. Biasanya, perubahan hormon yang menyebabkan payudara membesar ini terjadi pada bayi baru lahir, laki-laki yang masuk masa pubertas maupun yang memiliki usia lebih dari 50 tahun.  


Selain perubahan hormon, membesarnya payudara pria juga bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan terlarang atau minuman beralkohol, efek samping obat-obatan, gejala penyakit tertentu, atau penggunaan bahan herbal.   


Baca juga: Pencitraan Mendetail untuk Cegah Kanker Payudara



Gejala Ginekomastia

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gejala ginekomastia yang paling umum adalah membesarnya ukuran payudara, baik pada salah satu atau kedua sisi payudara.


Selain perubahan ukuran payudara, ginekomastia juga dapat disertai gejala lain, seperti:


  • Nyeri payudara 
  • Muncul benjolan di bawah puting
  • Puting terasa sensitif saat bergesekan dengan pakaian
  • Bengkak di sekitar puting


Penyebab Ginekomastia

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan payudara laki-laki mengalami pembengkakan, di antaranya:


  • Perubahan hormon, hal ini bisa terjadi pada bayi baru lahir, laki-laki di masa pubertas, dan pria dewasa (usia 50–80 tahun). 
  • Efek samping obat-obatan, contohnya steroid anabolik, antiandrogen, obat ADHD, antiretroviral, antidepresan, obat kemoterapi, atau antibiotik tertentu.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti amfetamin atau heroin. 
  • Konsumsi minuman beralkohol
  • Gangguan kesehatan yang memengaruhi keseimbangan hormon, seperti tumor, gagal ginjal, sirosis hati, hipogonadisme, hipotiroidisme, malnutrisi, atau sindrom Klinefelter. 
  • Penggunaan bahan herbal tertentu, misalnya tea tree oil atau minyak lavender yang bisa memengaruhi testosteron. 


Baca juga: Dampak Buruk Obesitas pada Pria


Faktor Risiko Ginekomastia

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang pria terkena ginekomastia, yaitu:


  • Sedang memasuki masa pubertas 
  • Memiliki usia lebih dari 50 tahun
  • Mengalami berat badan berlebih 
  • Menggunakan steroid untuk meningkatkan kemampuan fisik 
  • Menderita kondisi medis tertentu, contohnya penyakit ginjal


Kapan Harus ke Dokter?

Meski kebanyakan kasus ginekomastia tidak berbahaya, Anda tidak boleh lengah. Pasalnya, ginekomastia sering kali mirip dengan gejala kanker payudara atau kondisi medis lain yang mungkin membutuhkan penanganan dokter secepatnya. 


Oleh karena itu, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami ginekomastia. Dengan dokter yang kompeten dan fasilitas medis terkini, rumah sakit kami mengedepankan kenyamanan dan privasi pasien selama proses pengobatan. 


Jangan tunda konsultasi dengan dokter, terlebih jika ginekomastia yang Anda alami disertai dengan:


  • Payudara bengkak dan nyeri saat disentuh
  • Keluar cairan dari puting
  • Adanya cekungan pada kulit payudara
  • Adanya perubahan warna kulit payudara
  • Muncul benjolan keras atau padat di sekitar payudara 


Pemeriksaan ginekomastia sangat dianjurkan, karena kondisi ini terkadang sulit dibedakan dengan gejala kanker payudara atau gangguan payudara lainnya.   


Baca juga: Berbagai Faktor Risiko dan Pencegahan Kanker Payudara



Diagnosis Ginekomastia

Dalam mendiagnosis ginekomastia, dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari anamnesis (wawancara medis), pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang. 


Selama anamnesis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk penyakit yang memengaruhi hormon, kapan payudara mulai membesar, hingga ada tidaknya rasa sakit. Setelah itu, pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengamati gejala ginekomastia. 


Jika mencurigai pembesaran payudara adalah ginekomastia, bukan kelebihan lemak biasa, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan lanjutan ginekomastia meliputi:


  • Tes darah
  • USG payudara maupun USG testis
  • CT Scan
  • MRI
  • Biopsi


Baca juga: Periksa Payudara ke Dokter Apa?


Penanganan Ginekomastia 

Penanganan ginekomastia bisa berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung pada penyebabnya. Tidak semua kasus ginekomastia perlu penanganan khusus dari dokter.


Terkadang, kondisi ini hanya perlu dipantau selama beberapa waktu, biasanya 6–24 bulan, dan jaringan payudara akan mengecil dengan sendirinya. Cara mengecilkan ginekomastia ini umum dilakukan, terutama jika pembesaran payudara terjadi akibat perubahan hormon.


Selain dilakukan pemantauan hingga payudara pria mengecil, dokter juga akan memberikan beberapa penanganan untuk mengembalikan ukuran payudara pria, seperti:


  • Terapi hormon, jika ginekomastia disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen dan berkurangnya testosteron. 
  • Menghentikan atau mengganti obat yang dikonsumsi, jika ginekomastia muncul sebagai efek samping obat. 
  • Mengobati gangguan kesehatan yang menyebabkan ginekomastia, seperti hipogonadisme, tumor, atau gagal ginjal
  • Operasi, jika ginekomastia tidak hilang lebih dari 2 tahun meski sudah dibantu dengan pemberian obat-obatan. 


Tak jarang, ginekomastia membuat penderitanya merasa malu, sehingga memicu depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, selain cara mengecilkan ginekomastia, biasanya dokter juga akan mempertimbangkan konseling dengan psikolog untuk mengatasi gangguan psikis yang muncul akibat kondisi ini. 


Pencegahan Ginekomastia

Ginekomastia yang disebabkan oleh perubahan hormon tidak bisa dicegah. Namun, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya ginekomastia yang dipengaruhi oleh faktor lain dengan menerapkan hal berikut ini:


  • Tidak menggunakan obat-obatan tanpa petunjuk dokter, termasuk steroid untuk meningkatkan kemampuan fisik, amfetamin, atau heroin. 
  • Membatasi atau menghentikan konsumsi minuman beralkohol. 
  • Menurunkan berat badan. 


Perlu dipahami bahwa pembesaran payudara pada pria bukanlah hal yang memalukan. Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam jika Anda mengalaminya. Nantinya, dokter akan mendiagnosis dan memberikan penanganan ginekomastia yang sesuai dengan penyebabnya. Makin cepat ginekomastia diperiksakan ke dokter, makin cepat pula Anda terbebas dari ketidaknyamanan ini. 


Baca juga: Mengenal Penyakit Tiroid, Jenis, Penyebab, dan Gejalanya



FAQ


Berapa Lama Ginekomastia Akan Hilang?

Pada remaja, ginekomastia bisa hilang atau membaik secara alami dalam waktu 6-24 bulan. Meskipun demikian, kondisi ini tetap perlu dipantau oleh dokter untuk dilihat perkembangannya. Sebab, jika ginekomastia tidak ada perubahan setelah 3-6 bulan atau muncul gejala lain yang mencurigakan, maka kondisi ini memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter spesialis penyakit dalam.


Apakah Ginekomastia Bisa Sembuh Sendiri?

Dalam beberapa kasus, ginekomastia bisa sembuh sendiri, meskipun cukup memakan waktu, yakni 6-24 bulan. Namun, kesembuhan ginekomastia juga dipengaruhi oleh penyebab dan tingkat keparahannya. Bila disebabkan oleh perubahan hormon, terutama saat pubertas, maka ginekomastia berpotensi membaik dengan sendirinya.


Namun, jika disebabkan oleh faktor lain, seperti penggunaan obat tertentu atau kondisi medis, biasanya memerlukan pengobatan. Jika benjolan tetap ada lebih dari 2 tahun atau disertai gejala lain, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk penanganan yang tepat.


Ginekomastia Apakah Berbahaya?

Pada umumnya, ginekomastia tidak berbahaya. Namun, beberapa kasus pembengkakan payudara laki-laki juga bisa menandakan kondisi medis lain, seperti gangguan hormon, penyakit hati, atau kanker payudara pria. Oleh sebab itu, Anda tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Apakah Ginekomastia Bisa Hilang dengan Olahraga?

Olahraga bisa membantu mengurangi lemak di area dada dan memperbaiki bentuk tubuh, tetapi tidak secara langsung menyembuhkan ginekomastia. Sebab, ginekomastia terjadi akibat pertumbuhan jaringan glandular yang mungkin memerlukan pengobatan medis lanjutan.


Kenapa Ada Benjolan di Payudara Laki-Laki?

Benjolan di payudara laki-laki bisa disebabkan oleh ginekomastia, yaitu pertumbuhan jaringan glandular yang tidak normal. Benjolan pada payudara laki-laki juga bisa disebabkan oleh produksi hormon yang tidak seimbang, timbunan lemak berlebih, infeksi, atau tumor.


Jika benjolan keras, terus membesar, atau disertai nyeri, segera periksakan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.




Referensi: 

  1. Fu D, Miao H, et al. Gynecomastia and its potential progression to male breast cancer: Mechanisms, genetic factors, and hormonal interactions. Critical Reviews in Oncology/Hematology. 2025. (https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1040842825000393). Diakses pada 29 April 2025. 
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ginekomastia: Pembesaran Jaringan Kelenjar Payudara pada Laki-laki. (https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1984/ginekomastia-pembesaran-jaringan-kelenjar-payudara-pada-laki-laki). Direvisi terakhir 23 Desember 2022. Diakses pada 29 April 2025. 
  3. Cleveland Clinic. Gynecomastia. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/16227-enlarged-male-breast-tissue-gynecomastia#possible-causes). Direvisi terakhir 9 Juli 2024. Diakses pada 29 April 2025. 
  4. Johns Hopkins Medicine. Gynecomastia. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/gynecomastia). Dakses pada 29 April 2025. 
  5. Mayo Clinic. Enlarged breasts in men (gynecomastia). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gynecomastia/symptoms-causes/syc-20351793). Direvisi terakhir 26 Oktober 2023. Diakses pada 29 April 2025.