Gastroenteritis, Perhatikan Gejala dan Cara Tepat Menanganinya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 20 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Gastroenteritis biasanya ditandai dengan mual, muntah, diare, atau kram perut. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat agar tidak menyebabkan komplikasi.

Gastroenteritis, Perhatikan Gejala dan Cara Tepat Menanganinya

Gastroenteritis merupakan gangguan saluran pencernaan yang umum terjadi, khususnya pada balita atau anak yang berusia kurang dari 5 tahun. Pada orang dewasa, gastroenteritis jarang berakibat fatal.

Namun pada anak, gastroenteritis bisa menyebabkan syok karena kekurangan cairan, yang bahkan bisa meningkatkan risiko kematian. Bahkan secara global, penyakit ini menjadi penyebab kematian ketiga pada anak berusia 1–59 bulan. 


Karena itu, gastroenteritis atau yang juga dikenal sebagai flu perut (stomach flu), tidak boleh disepelekan. Sebab gejala yang muncul bisa memicu dehidrasi. Untuk itu, pastikan Anda mengetahui pengobatan gastroenteritis yang tepat lewat artikel berikut ini!  


Apa Itu Gastroenteritis?

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus akibat infeksi, paparan bahan kimia, atau konsumsi obat-obatan tertentu. Karena gejalanya sangat umum, seperti diare, mual, muntah, dan kram perut, gastroenteritis sering disamakan dengan kondisi lainnya, seperti keracunan makanan. 


Gastroenteritis memang bisa disebabkan oleh makanan. Namun, gejalanya tidak langsung muncul seperti pada kasus keracunan makanan. Butuh 1–3 hari sampai gejala gastroenteritis muncul dan menyebabkan penderitanya mengalami keluhan. 


Baca juga: Infeksi Saluran Pencernaan, Sudah Biasa, tetapi Tidak Bisa Diabaikan



Gejala Gastroenteritis

Apabila Anda mengalami keluhan pada lambung dan usus dalam waktu yang bersamaan, hal tersebut dapat dicurigai sebagai gejala gastroenteritis. Supaya Anda bisa melakukan pemeriksaan sedini mungkin ke dokter, ketahui berbagai gejala gastroenteritis berikut ini:


  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Tidak nafsu makan
  • Kram atau nyeri perut
  • Demam
  • Menggigil
  • Kelelahan
  • Badan terasa pegal atau nyeri otot


Pada beberapa kasus, gastroenteritis juga bisa menyebabkan buang air besar berdarah atau nanah pada tinja. 


Baca juga: Bayi Diare: Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasi


Penyebab Gastroenteritis

Infeksi, baik oleh virus, bakteri, maupun parasit, adalah penyebab gastroenteritis yang paling sering. Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh paparan bahan kimia dan konsumsi obat-obatan tertentu. Inilah beberapa penyebab gastroenteritis yang perlu Anda ketahui:


1. Infeksi

Kebanyakan kasus gastroenteritis akut disebabkan oleh infeksi virus seperti norovirus atau rotavirus. Di samping itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, atau jamur. Berbagai mikroorganisme yang menyebabkan gastroenteritis tersebut dapat menyebar melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Selain itu, kontaminasi pada peralatan masak juga bisa menjadi rute masuknya kuman penyebab infeksi.


2. Paparan Bahan Kimia

Paparan bahan kimia, seperti keracunan timbal, bisa menjadi penyebab gastroenteritis. Sebab bahan kimia dapat melukai serta mengiritasi lapisan lambung dan usus, sehingga menimbulkan peradangan.


3. Konsumsi Obat-Obatan Tertentu 

Pada beberapa orang, konsumsi obat-obatan, seperti obat kemoterapi atau antibiotik, dapat menjadi pemicu gastroenteritis. Sebab, obat-obatan ini diketahui bisa mengiritasi lapisan lambung dan usus.   


Baca juga: Mengenal Konstipasi, Si Pengganggu Saluran Cerna


Faktor Risiko Gastroenteritis

Sebenarnya, siapa saja bisa terkena gastroenteritis. Namun, ada beberapa faktor yang mengingkatkan risiko seseorang mengalami gastroenteritis, yaitu:


  • Berusia kurang dari 6 tahun atau lebih dari 65 tahun
  • Sering mengonsumsi makanan mentah, seperti ikan atau daging
  • Tinggal bersama di asrama
  • Berbagi alat makan dengan penderita gastroenteritis
  • Sering bepergian ke luar negeri, terutama ke negara dengan kasus gastroenteritis tinggi 
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita diabetes, penyakit autoimun, atau HIV
  • Sering mengonsumsi obat-obatan tanpa pengawasan dokter
  • Sering mengonsumsi minuman beralkohol 


Baca juga: Gangguan Sistem Pencernaan pada Ibu Hamil


Kapan Harus ke Dokter?

Meski gastroenteritis bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1–2 hari, Anda tetap perlu memeriksakan kondisi ini ke dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan penanganan. Sebab gastroenteritis berpotensi menyebabkan dehidrasi yang dapat membahayakan jiwa.


Jadi, jika Anda mengalami gejala gastroenteritis, termasuk diare, mual, muntah, kram perut, demam, dan menggigil, bahkan disertai dengan tanda-tanda dehidrasi, segera pergi ke RS Pondok Indah cabang terdekat untuk menjalani pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit dalam yang berpengalaman.


Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD



Diagnosis Gastroenteritis

Untuk menegakkan diagnosis gastroenteritis, dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.


Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, termasuk kapan dimulainya dan apa yang menjadi pemicunya. Setelah itu, pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan tes feses, dilakukan untuk menegakkan diagnosis gastroenteritis dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. 


Baca juga: 11 Pilihan Makanan untuk Diare Agar Pemulihan Lebih Cepat


Pengobatan Gastroenteritis

Perawatan gastroenteritis bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah dehidrasi pada penderitanya. Oleh karena itu, Anda sangat disarankan untuk banyak beristirahat dan mengonsumsi banyak cairan guna memulihkan kondisi tubuh. Anda juga bisa mengonsumsi hidangan yang mudah dicerna, seperti sup, pisang, atau roti panggang tawar, untuk memaksimalkan pengobatan. 


Gastroenteritis biasanya akan membaik dalam 2–3 hari setelah gejalanya muncul. Namun, jika kondisinya tak kunjung membaik, dokter akan memberikan penanganan lebih lanjut, seperti:


  • Terapi carian melalui infus untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, sekaligus memastikan nutrisi terpenuhi 
  • Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala, seperti obat antimual atau obat antidiare
  • Pemberian obat-obatan untuk melawan infeksi, seperti antibiotik atau antiparasit 
  • Pembersihan racun dari dalam tubuh  


Baca juga: 8 Makanan untuk Lidah Pahit Saat Sakit yang Perlu Dikonsumsi


Komplikasi Gastroenteritis

Komplikasi gastroenteritis yang perlu diwaspadai adalah dehidrasi, terutama pada anak-anak maupun lansia. Selain itu, komplikasi gastroenteritis kronis adalah terjadinya tukak lambung, serta malnutrisi.  


Pencegahan Gastroenteritis

Pada sebagian orang, terutama yang berisiko tinggi mengalami gastroenteritis, penyakit ini tidak selalu bisa dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan terjadinya gastroenteritis, antara lain:


  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, setelah menggunakan toilet, sebelum makan, atau setelah menyentuh hewan
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggal
  • Memastikan hidangan yang dikonsumsi terjaga kebersihannya, mulai dari persiapan (termasuk kebersihan alat masak) hingga penyajian
  • Saat melakukan perjalanan, selalu konsumsi hidangan yang dimasak hingga matang dan minum air putih dalam kemasan 
  • Mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan dosis, terutama yang telah diresepkan oleh dokter
  • Membersihkan seluruh permukaan benda yang sering disentuh, seperti mainan anak, meja, atau gagang pintu, untuk mencegah penyebaran infeksi


Jika cara di atas tidak mampu mencegah Anda terserang gastroenteritis, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat. Perawatan gastroenteritis sedini mungkin dapat mencegah terjadinya dehidrasi dan mempercepat pemulihan penyakit, sehingga Anda bisa kembali beraktivitas tanpa hambatan. 


Baca juga: Kenali Gejala Nyeri Perut dan Artinya bagi Kesehatan Anda



FAQ


Apa Perbedaan Gastroenteritis dan Diare?

Diare adalah gejala peningkatan frekuensi buang air besar cair (lebih dari 3 kali dalam 24 jam), sedangkan gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus, yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare.


Jadi, diare adalah salah satu gejala dari gastroenteritis, tetapi tidak semua diare terjadi karena gastroenteritis.


Apa Perbedaan Gastritis dan Gastroenteritis?

Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung yang menimbulkan gejala, seperti nyeri perut bagian atas, mual, dan muntah. Sedangkan gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang menyerang usus dan lambung secara bersamaan, sehingga menyebabkan diare, mual, muntah, dan nyeri perut. Jadi yang membedakan kedua kondisi ini adalah organ yang terdampak, di mana gastritis terbatas pada lambung, sedangkan gastroenteritis menyerang lambung dan usus secara bersamaan.


Apakah Gastroenteritis Bahaya?

Gastroenteritis bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan baik, terutama bagi bayi, anak-anak, dan lansia. Pada kasus yang parah, gastroenteritis dapat menyebabkan dehidrasi berat yang dapat mengancam nyawa.


Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan cairan penderita gastroenteritis dan berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam jika gejala memburuk atau sudah berlangsung lebih dari beberapa hari.


Berapa Lama Gastroenteritis Sembuh?

Gastroenteritis biasanya sembuh dalam 24-72 jam untuk kasus ringan hingga sedang. Namun, infeksi yang lebih parah atau gastroenteritis bakterial, membutuhkan waktu lebih lama untuk penyembuhan, yakni sekitar 3-7 hari.


Gastroenteritis Tidak Boleh Makan Apa?

Penderita gastroenteritis tidak boleh mengonsumsi makanan pedas, berlemak, asam, dan yang menambah kerja beban lambung, seperti gorengan dan produk susu. Selain itu, hindari juga minuman berkafein, alkohol, dan jus buah yang asam.


Selain menghindari makanan di atas, penting juga untuk memperbanyak istirahat dan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Jika gejala gastroenteritis tidak membaik setelah beberapa hari, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat.



Referensi:

  1. Hasan H, Nasirudeen NA, et al,. Acute Infectious Gastroenteritis: The Causative Agents, Omics-Based Detection of Antigens and Novel Biomarkers. Children. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8700514/). Diakses pada 13 Agustus 2025. 
  2. Victoria State Government BetterHealth Channel. Gastroenteritis. (https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/gastroenteritis#prevention-of-gastroenteritis). Direvisi terakhir 11 Maret 2021. Diakses pada 13 Agustus 2025. 
  3. Cleveland Clinic. Gastroenteritis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/gastroenteritis#diagnosis-and-tests). Direvisi terakhir 25 September 2023. Diakses pada 13 Agustus 2025. 
  4. Cleveland Clinic. Stomach Flu. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12418-stomach-flu). Direvisi terakhir 10 Juli 2023. Diakses pada 15 Agustus 2025.
  5. Mayo Clinic. Viral gastroenteritis (stomach flu). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/viral-gastroenteritis/symptoms-causes/syc-20378847#complications). Direvisi terakhir 30 April 2025. Diakses pada 13 Agustus 2025.