Oleh Tim RS Pondok Indah
Diabetes tidak bisa sembuh total, tetapi dapat dikontrol dengan baik lewat perubahan gaya hidup, pola makan dan olahraga teratur untuk menjaga kadar gula darah.
Diabetes dibedakan menjadi tipe 1 dan diabetes tipe 2, tetapi keduanya sama-sama ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Sayangnya kondisi ini jarang menyebabkan gejala khas saat awal terjadi. Kebanyakan penderita diabetes baru mengetahui kondisinya ketika sudah parah, atau mengalami komplikasi. Jadi, skrining maupun pemeriksaan kesehatan secara berkala merupakan langkah awal yang memegang peran penting dalam penanganan diabetes.
Sebelum memberikan penanganan, dokter pasti akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa diabetes. Pemeriksaan akan diawali dengan anamnesis atau proses tanya jawab, yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Anda juga akan dinilai status gizinya, melalui pemeriksaan tinggi badan dan berat badan.
Untuk menegakkan diagnosa, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang diabetes, meliputi:
Dilakukan untuk memeriksa kadar glukosa darah pada suatu waktu tertentu, secara acak. Anda tidak diharuskan untuk puasa sebelum melakukan pemeriksaan ini. Hasil pemeriksaan GDS yang lebih dari 200 mg/dL dapat menjadi penegak diagnosa diabetes.
Anda akan diminta untuk berpuasa selama 8 jam sebelum melakukan pemeriksaan GDP. Dokter akan melihat hasil pemeriksaan kadar glukosa darah yang Anda miliki dalam kondisi puasa. Jika hasil pemeriksaan GDP lebih dari 126 mg/dL, Anda dinyatakan menderita diabetes.
Pemeriksaan ini biasa dilakukan sebagai lanjutan dari pemeriksaan GDP. Setelah darah diambil untuk pemeriksaan GDP, Anda akan diminta untuk minum larutan gula yang disediakan khusus oleh pihak laboratorium. Petugas akan kembali memeriksa kadar gula darah selama 2 jam setelah Anda mengonsumsi larutan gula. Hasil TTGO yang lebih dari 200 mg/dL dapat menjadi acuan dalam menegakkan diagnosa diabetes.
Baca juga: Peduli dan Kenali Gejala Diabetes Mellitus sejak Dini
Jika ketiga pemeriksaan sebelumnya bertujuan mengukur kadar gula darah dalam waktu singkat, pemeriksaan A1C atau tes HbA1C dilakukan untuk mengetahui rerata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir. Tes HbA1C ini tidak memerlukan puasa dan hasilnya diinterpretasikan berdasarkan rentang persentase yang berbeda. Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat dalam menentukan diagnosa diabetes, karena menilai banyaknya gula yang menempel pada sel darah merah.
Hasil pemeriksaan A1C yang lebih dari 6,5% menyatakan bahwa Anda menderita diabetes. Selain pemeriksaan A1C, dokter juga bisa menyarankan pemeriksaan estimasi glukosa rata-rata (eAG atau estimated average glucose) yang merupakan konversi hasil pemeriksaan A1C dalam bentuk mg/dL dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.
Jika dokter mencurigai Anda menderita diabetes tipe 1, pelaksanaan tes autoantibodi bisa saja dijadwalkan. Selain itu, dokter juga bisa meminta pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan urine, untuk mengetahui adanya keton yang menjadi bukti pembakaran lemak sebagai sumber energi, alih-alih menggunakan glukosa.