Atasi Fobia dengan Hipnoterapi

Jumat, 01 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Seringkali kita mendengar seseorang mengalami fobia tertentu seperti fobia terhadap ketinggian, fobia ular, fobia tampil di depan umum, dan lain sebagainya

Atasi Fobia dengan Hipnoterapi

Secara medis, fobia diartikan sebagai ketakutan yang sangat kuat atau berlebihan dan abnormal, atau tidak masuk akal terhadap suatu objek atau situasi. Fobia merupakan gangguan kesehatan mental.


Ada beberapa pemicu atau penyebab terjadinya fobia, di antaranya adanya peristiwa traumatis di masa lalu atau pengalaman buruk yang tidak menyenangkan. Hal ini juga bisa terjadi akibat proses asosiasi, yakni seseorang yang mengasosiasikan suatu benda dengan hal yang lain.


Misalnya saja, seseorang menjadi sangat ketakutan ketika melihat buah rambutan, karena diasosiasikan sebagai ulat bulu, karena mungkin orang tersebut pernah mengalami traumatis terhadap ulat bulu.


Munculnya fobia juga dapat ditimbulkan dari hasil proses identifikasi. Misalnya ketika seorang anak melihat ibunya takut atau menjerit ketika masuk kamar yang gelap, maka perilaku yang dilihatnya tersebut membuat ia mengidentifikasi bahwa kamar gelap adalah menakutkan.


Perilaku ibunya tersebut yang kemudian ditangkap oleh pikiran bawah sadarnya dan akhirnya muncul dalam perilaku anak tersebut.


Selain itu, pola asuh yang keliru juga dapat menimbulkan fobia. Contohnya ketika orang tua terlalu memanjakan anak, sehingga anak tidak terlatih menghadapi masalah dengan benar. Anak akan lebih mudah mengalami trauma ketika berhadapan dengan pengalaman yang menimbulkan ketakutan atau peristiwa yang tidak menyenangkan.


Fobia juga dapat muncul karena dikondisikan atau diciptakan oleh lingkungan. Penerapannya seperti ketika orang tua yang menakuti anak-anaknya agar menurut, hal yang ditakut-takuti pada anak tersebut dapat menjadi fobia untuk anak.


Budaya dan keyakinan terhadap hal tertentu juga dapat menimbulkan fobia pada seseorang. Misalnya, keyakinan yang sudah membudaya dan diturunkan dari generasi ke generasi. Ada beberapa orang yang takut dengan angka 4 (disebut tetraphobia), atau takut dengan angka 13 (disebut triskaidekaphobia), karena menyakini bahwa angka 13 adalah angka sial.


Jenis-jenis Fobia

Secara umum, dari ratusan fobia yang ada dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, sebagai berikut:


1. Fobia Spesifik

Fobia Spesifik contohnya yaitu takut pada binatang, takut pada ketinggian, dan sebagainya. Seseorang yang mengalami fobia spesifik biasanya mengatasi ketakutannya dengan cara menghindari benda atau keadaan yang membuatnya takut.


2. Fobia Sosial

Fobia Sosial adalah kecemasan yang berlebihan jika berhadapan dengan situasi sosial misalnya ketika tampil di depan umum, ataupun makan di depan orang lain. Seseorang yang mengalami fobia sosial merasa ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan umum.


3. Agoraphobia

Agoraphobia adalah perasaan takut berada di tempat terbuka atau pusat keramaian. Seseorang yang mengalami agoraphobia akan merasa ketakutan berada di tempat terbuka yang banyak orang seperti mal atau pasar.


Hal ini dikarenakan ia merasa bahwa dalam keramaian tersebut, ia akan kesulitan melarikan diri atau sulit mendapatkan pertolongan dengan segera jika ia mendapat serangan. Sehingga mereka pada umumnya menjadi takut berpergian, menghindari berkendara, juga menghindari ke mal jika tidak ada seseorang yang menemani.


Fobia pada kebanyakan orang tidak dianggap penting, selama fobia tersebut tidak menghambat aktivitasnya sehari-hari atau tidak mengganggu kehidupannya. Namun, sesungguhnya fobia merupakan gangguan kesehatan mental yang bisa disembuhkan salah satunya dengan teknik hipnoterapi.


4. Hipnoterapi

Dalam kasus fobia, hipnoterapi biasa digunakan untuk mengurangi kecemasan yang mengambil alih kontrol individu atas dirinya. Pada dasarnya, hipnoterapi merupakan relaksasi pikiran dan bukan relaksasi fisik.


Umumnya manusia secara tanpa sadar mengupayakan peredaan ketegangan atau ketakutan dengan melalui mekanisme pertahanan diri dengan cara penekanan ke pikiran bawah sadar (repression), sehingga ia merasa bahwa hal tersebut bukanlah hal yang menakutkan lagi.


Jadi, untuk dapat masuk ke pikiran bawah sadarnya, dibutuhkan hypnosis. Hypnosis sendiri merupakan penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran tertentu oleh pikiran bawah sadar.


Dengan kata lain, pikiran bawah sadar merupakan sebuah hard disk yang dapat diisi dengan berbagai data dan program. Melalui hypnosis, kita dapat melakukan programming atau memasukkan data sesuai kebutuhan.


Jadi, hipnoterapi atau clinical hypnosis adalah hypnosis yang diaplikasikan untuk melakukan terapi, membantu seseorang mengatasi masalah mental dan emosi. Perlu dipahami bahwa semua bentuk hypnosis adalah self-hypnosis, harus ada kerja sama dengan pasien.


Jadi apabila subjek tidak mengizinkan atau tidak bersedia dihipnosis maka siapapun juga tidak akan bisa melakukan hypnosis terhadap subjek tersebut.


Fobia spesifik dan fobia sosial yang sering ditemui, penanganannya dapat dilakukan dengan hipnoterapi, relaksasi, dan terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy/ CBT). Prinsip dasar CBT adalah cara seseorang berpikir dalam situasi tertentu mempengaruhi bagaimana seseorang merasa secara emosional dan fisik, dan mengubah perilaku orang tersebut.


Pada kasus fobia ular, misalnya. Seseorang yang berperilaku tidak umum (takut, menjerit, tegang, menangis, dan sebagainya) ketika melihat ular mencerminkan bagaimana ia berpikir tentang hal-hal tertentu atau situasi tertentu (misalnya ia berpikir ular tersebut akan menyemprot racun ke wajahnya meski jarak ularnya cukup jauh).


Dengan teknik CBT, pasien diajak untuk mengindentifikasikan dan mengatasi pikiran bermasalah tersebut agar dapat mengubah perilaku menjadi pengalaman yang lebih baik.