Punggung Sering Nyeri? Ini Penyebab yang Membuat Saraf Anda Terjepit!

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 15 May 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kebiasaan sehari-hari seperti duduk salah, dehidrasi, hingga pemakaian high heels bisa memicu saraf kejepit. Kenali penyebabnya untuk cegah nyeri saraf!

Punggung Sering Nyeri? Ini Penyebab yang Membuat Saraf Anda Terjepit!

Punggung tiba-tiba terasa seperti ditusuk jarum? Atau jari-jari sering kebas tanpa alasan jelas? Hati-hati, bisa jadi saraf Anda sedang dalam masalah! Meski terasa datang tiba-tiba, sebenarnya saraf kejepit adalah akumulasi dari berbagai kebiasaan kecil yang kita anggap sepele. Mari kupas satu per satu pemicunya!


Penyebab Saraf Kejepit yang Mungkin Tak Anda Sadari


1. Kebiasaan Posisi Duduk yang Salah

Kita sering menganggap remeh posisi duduk, padahal duduk membungkuk terlalu lama atau duduk dengan posisi tidak ergonomis bisa memberi tekanan ekstra pada saraf. Contohnya, kebiasaan menunduk saat main HP berjam-jam bisa memicu saraf terjepit di leher.


2. Aktivitas Fisik yang Berlebihan atau Salah Gerak

Siapa sangka, mengangkat galon air dengan posisi membungkuk atau olahraga tanpa pemanasan yang cukup bisa jadi pemicu saraf kejepit. Gerakan berulang seperti mengetik tanpa istirahat juga bisa menyebabkan peradangan pada saraf, lho!


3. Pengaruh Usia dan Kondisi Tulang

Seiring bertambahnya usia, bantalan tulang belakang kita bisa mengalami penipisan atau pergeseran. Kondisi ini sering disebut HNP (Herniated Nucleus Pulposus) dan bisa menekan saraf di sekitarnya, terutama di area punggung bawah.


4. Berat Badan yang Tidak Ideal

Tahukah Anda, berat badan berlebih ternyata tidak hanya memengaruhi metabolisme, tapi juga memberi beban ekstra pada tulang belakang? Tekanan inilah yang lama-kelamaan bisa menjepit saraf dan menimbulkan nyeri.



5. Stres yang Berdampak pada Otot

Saat stres, tanpa sadar otot-otot kita akan menegang, terutama di area bahu dan leher. Ketegangan ini jika berlangsung terus-menerus bisa memicu saraf terjepit dan menyebabkan nyeri yang mengganggu.


6. Kebiasaan Tidur dengan Posisi Tidak Alami

Tidur tengkurap dengan leher terputar atau menggunakan bantal terlalu tinggi bisa membuat tulang belakang tidak sejajar semalaman. Posisi ini memberi tekanan berlebihan pada saraf di leher dan punggung. Pernah bangun dengan leher kaku atau tangan kesemutan? Itu mungkin tanda saraf Anda sedang "protes"!


7. Pemakaian High Heels Terlalu Sering

Sepatu hak tinggi yang modis ternyata bisa jadi musuh saraf Anda! Posisi kaki yang terus menerjung ke depan mengubah postur alami tubuh, memberi tekanan ekstra pada saraf sciatic di punggung bawah. Tak heran banyak wanita mengeluh nyeri punggung setelah seharian memakai stiletto.


8. Dehidrasi Kronis

Tahukah Anda bahwa bantalan tulang belakang kita terdiri dari 70% air? Kurang minum bisa membuat bantalan ini mengerut dan kehilangan elastisitasnya, sehingga saraf di sekitarnya lebih mudah terjepit. Ini alasan mengapa nyeri punggung sering muncul saat tubuh kekurangan cairan.


Jangan tunggu sampai gejalanya parah! Jika Anda sering mengalami nyeri tajam, mati rasa, atau kelemahan otot yang tidak kunjung membaik, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis ortopedi. Penanganan yang tepat sejak dini bisa mencegah kondisi semakin memburuk.


FAQ


Apa Penyebab Utama Saraf Kejepit?

Saraf kejepit terjadi ketika saraf tertekan oleh jaringan di sekitarnya, seperti tulang, otot, atau tendon. Penyebab utamanya meliputi:

  • Gerakan berulang: Aktivitas seperti mengetik, mengangkat beban, atau olahraga tanpa istirahat bisa menyebabkan tekanan berlebihan pada saraf.
  • Postur tubuh buruk: Duduk atau berdiri dengan posisi salah dalam waktu lama (misalnya, membungkuk atau menunduk) dapat menekan saraf.
  • Cedera: Jatuh, kecelakaan, atau benturan keras bisa menyebabkan saraf terjepit.
  • Penuaan: Seiring usia, bantalan tulang (disk) di tulang belakang bisa menipis dan menekan saraf.


Apakah Salah Posisi Tidur Bisa Menyebabkan Saraf Kejepit?

Ya, posisi tidur yang salah bisa memicu saraf kejepit, terutama jika:

  • Tidur tengkurap: Leher dan punggung bawah terpelintir, menekan saraf di tulang belakang.
  • Bantal terlalu tinggi/rendah: Leher tidak sejajar dengan tulang belakang, menyebabkan saraf di leher (servikal) terjepit.
  • Tidur di permukaan keras/tidak rata: Kasur yang terlalu kaku atau tidak mendukung tubuh bisa memberi tekanan pada saraf.


Benarkah Mengangkat Beban Berat Bisa Menyebabkan Saraf Kejepit?

Ya, mengangkat beban berat dengan cara salah adalah penyebab umum saraf kejepit, terutama di punggung bawah (HNP/lumbar). Masalahnya terjadi karena:

  • Teknik angkat salah: Membungkuk lalu mengangkat beban (bukan menekuk lutut) memberi tekanan ekstra pada saraf tulang belakang.
  • Beban berlebihan: Mengangkat benda terlalu berat tanpa pemanasan atau persiapan otot bisa menyebabkan cedera mendadak.
  • Gerakan memutar: Mengangkat sambil memutar badan (misalnya, memindahkan kotak ke samping) meningkatkan risiko saraf terjepit.


Apakah Pemakaian Gadget Berlebihan Bisa Sebabkan Saraf Kejepit?

Ya, terutama di leher (text neck syndrome) dan pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome). Penyebabnya:

  • Leher menunduk lama: Setiap inci kepala menunduk ke depan, tekanan pada tulang leher bertambah 4-5 kg, menjepit saraf servikal.
  • Pergelangan tangan menekuk: Mengetik/gaming berjam-jam tanpa istirahat menekan saraf median di pergelangan tangan.


Apakah Sepatu Hak Tinggi Bisa Sebabkan Saraf Kejepit?

Ya, terutama di punggung bawah (saraf sciatic) dan telapak kaki (Morton's neuroma). Mekanismenya:

  • Pergeseran titik berat badan: Hak tinggi membuat tubuh condong ke depan, memberi tekanan ekstra pada tulang belakang lumbar.
  • Jari kaki terjepit: Sepatu sempit dengan hak tinggi memicu saraf di antara jari kaki terjepit (nyeri seperti tertusuk).


Benarkah Obesitas Bisa Menyebabkan Saraf Kejepit?

Ya, berat badan berlebih meningkatkan risiko saraf kejepit karena:

  • Beban berlebih pada tulang belakang: Terutama di punggung bawah (lumbar), dimana lemak perut menarik tulang belakang ke depan.
  • Peradangan: Lemak tubuh berlebih memicu produksi zat inflamasi yang memperburuk tekanan pada saraf.
  • Gaya hidup kurang gerak: Obesitas sering dikaitkan dengan aktivitas fisik rendah, yang melemahkan otot penyangga saraf.


Referensi:

  1. Mayo Clinic. Pinched nerve: Causes. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pinched-nerve/symptoms-causes/syc-20354746). Diakses pada 19 Oktober 2024.
  2. Cleveland Clinic. Pinched Nerve: Causes & Risk Factors. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6481-pinched-nerves). Diakses pada 19 Oktober 2024.
  3. Johns Hopkins Medicine. Pinched Nerve Causes. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/pinched-nerve). Diakses pada 19 Oktober 2024.
  4. NHS UK. Trapped Nerve: Causes. (https://www.nhs.uk/conditions/trapped-nerves/). Diakses pada 19 Oktober 2024.
  5. Harvard Health Publishing. What Causes a Pinched Nerve? (https://www.health.harvard.edu/pain/what-to-do-about-a-pinched-nerve). Diakses pada 19 Oktober 2024.
  6. National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS). Pinched Nerve Information. (https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/pinched-nerve). Diakses pada 19 Oktober 2024.
  7. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Pinched Nerve: Causes. (https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/pinched-nerve/). Diakses pada 19 Oktober 2024.