Kenali Perbedaan Perokok Aktif dan Pasif serta Bahayanya Bagi Kesehatan

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 28 May 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Perbedaan perokok aktif dan pasif adalah bagaimana cara seseorang terpapar asap rokok. Meski caranya berbeda, dampak asap rokok pada kesehatan sama-sama buruknya. 

Kenali Perbedaan Perokok Aktif dan Pasif serta Bahayanya Bagi Kesehatan

Sebanyak 70 juta orang menjadi perokok aktif di Indonesia, dengan 7,4% di antaranya adalah remaja berusia 10–18 tahun. Tingginya jumlah perokok aktif dan kebiasaan merokok di tempat umum, seperti restoran, trotoar, pusat perbelanjaan, bahkan rumah tinggal, membuat persentase perokok pasif di negara ini tak kalah besar daripada perokok aktif.


Baik perokok aktif maupun pasif berisiko mengalami gangguan kesehatan serius. Bahkan, secara global, diperkirakan ada 1,2 juta kasus kematian dari perokok pasif. Simak bahaya keduanya dan hentikan kebiasaan ini sebelum terlambat. 


Perbedaan Perokok Aktif dan Pasif

Perbedaan perokok aktif dan pasif adalah dari cara seseorang terpapar bahaya asap rokok. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:


1. Perokok Aktif 

Perokok aktif adalah orang yang secara aktif merokok, baik menggunakan rokok tembakau maupun rokok elektronik. Akibatnya, perokok aktif akan terpapar bahaya rokok karena mengisap dan menghirup asap rokok secara langsung.


Dari setiap batang rokok yang diisap, perokok aktif terpapar ribuan zat kimia dan beberapa di antaranya bersifat karsinogenik, atau memicu terjadinya kanker. Beberapa bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok, meliputi nikotin, tar, karbon monoksida, formaldehida, arsenik, hingga amonia. 


2. Perokok Pasif 

Sementara itu, perokok pasif adalah orang yang tidak merokok, tetapi terpapar asap rokok secara rutin. Akibatnya, risiko penyakit yang terjadi akibat dampak buruk asap rokok tetap dimiliki oleh perokok pasif.


Risiko ini berasal dari paparan asap rokok yang diembuskan oleh perokok aktif atau asap dari ujung rokok yang menyala. Siapa pun yang hidup bersama ataupun berada di sekitar perokok aktif bisa menjadi perokok pasif, termasuk wanita hamil, anak-anak, hingga lansia.       


Baca juga: Terapi Akupunktur Membantu Redam Kecanduan Rokok



Bahaya Asap Rokok

Bahaya asap rokok berasal dari bahan kimia yang terkandung di dalam rokok. Diketahui terdapat lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya dalam sebatang rokok. Beberapa contoh bahan tersebut meliputi:


  • Nikotin: zat adiktif yang menyebabkan perokok aktif jadi kecanduan
  • Tar: zat berbahaya yang akan menumpuk dan merusak jaringan paru
  • Karbon monoksida: zat berbahaya yang merusak jantung dan otak
  • Amonia dan formaldehida: bahan kimia yang bisa mengiritasi sel-sel sehat di saluran napas, mata, dan tenggorokan
  • Zat karsinogenik lain, atau zat yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker 


Bahayanya memang tidak langsung terasa. Namun, efek rokok bersifat kumulatif dan bisa menimbulkan gangguan kesehatan kronis di kemudian hari. 


Berikut ini adalah bahaya paparan asap rokok bagi perokok aktif dan pasif:


Baca juga: Waspada Kanker Paru pada Non-Perokok



Bahaya Asap Rokok bagi Kesehatan Perokok Aktif 

Tidak hanya gangguan pernapasan, bahaya asap rokok bagi perokok aktif dapat mengurangi performa seluruh sistem tubuh. Berikut ini adalah beberapa contoh bahaya yang perlu diwaspadai oleh perokok aktif:


  • Kanker paru-paru, mulut, pankreas, atau lambung
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  • Infeksi saluran napas
  • Perburukan gejala asma
  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Disfungsi ereksi
  • Menurunnya kualitas sperma
  • Terganggunya ovulasi pada wanita 
  • Komplikasi kehamilan, termasuk keguguran, bayi lahir prematur, dan bayi dengan berat badan lahir rendah
  • Gigi berlubang dan gangguan gusi


Baca juga: Hati-Hati, Inilah 7 Bahaya Tembakau bagi Kesehatan


Bahaya Asap Rokok bagi Kesehatan Perokok Pasif 

Meski tidak secara langsung, bahaya asap rokok bagi perokok pasif tidak main-main. Perokok pasif tetap rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan dan penyakit serius. Beberapa bahaya yang bisa dialami oleh perokok pasif adalah sebagai berikut ini:


  • Pada bayi dan anak-anak: infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga tengah berulang, gangguan pertumbuhan, sering sakit, bahkan kematian bayi mendadak (SIDS)
  • Pada ibu hamil: bisa menyebabkan komplikasi kehamilan atau persalinan, termasuk bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, keguguran, maupun cacat lahir
  • Pada orang dewasa: infeksi saluran pernapasan, kanker paru-paru, penyakit jantung dan pembuluh darah (termasuk jantung koroner maupun stroke), penurunan fungsi paru-paru, serta iritasi mata, hidung, dan tenggorokan


Tidak ada asap rokok yang aman bagi tubuh, sekecil apa pun paparannya. Jadi, sudah sewajarnya Anda sadar akan bahaya asap rokok bagi kesehatan diri sendiri dan orang terkasih. Sebab sebatang rokok bahkan bisa merenggut kebahagiaan Anda dan orang-orang tercinta. 


Bagi Anda yang merupakan seorang perokok aktif dan mengalami keluhan, seperti batuk yang tak kunjung sembuh lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, atau napas pendek, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis Paru & Pernapasan RS Pondok Indah cabang terdekat. Begitu pula bagi Anda maupun anggota keluarga yang merupakan perokok pasif dan mengeluhkan gejala sering batuk, pilek, atau sesak, serta berat badan anak tidak mengalami kenaikan, jadwalkan konsultasi dengan dokter. 


RS Pondok Indah mendukung penanganan medis dari dokter spesialis berpengalaman dengan teknologi medis terkini. Sehingga hasil pengobatan yang diberikan bisa lebih optimal. Dengan penanganan yang tepat, kerusakan organ bisa dicegah dan kualitas hidup Anda pun diharapkan lebih meningkat. 


Baca juga: Yuk, Berhenti Merokok!



FAQ


Kenapa Perokok Pasif Lebih Berisiko Terkena Penyakit Daripada Perokok Aktif?

Perokok pasif lebih berisiko terkena penyakit daripada perokok aktif karena menghirup asap rokok yang tidak melalui filter. Sebab dalam asap rokok terkandung berbagai zat kimia berbahaya dan asap yang dihirup perokok pasif tidak tersaring, sehingga mereka pun memiliki risiko tinggi terkena penyakit, seperti gangguan pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru.


Apa yang Harus Dilakukan Perokok Pasif?

Untuk menghindari bahaya rokok, perokok pasif dianjurkan menghindari paparan asap rokok, terutama di dalam ruang tertutup atau ruangan tanpa sirkulasi udara yang baik. Caranya adalah dengan meninggalkan ruangan bila ada orang yang merokok atau meminta orang di sekitar untuk tidak merokok saat mereka berada di dekat Anda.


Selain itu, perokok pasif juga dianjurkan untuk menjaga pola hidup sehat, mengonsumsi makanan sehat (terutama yang kaya antioksidan), serta rutin berolahraga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan fungsi paru-paru dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Berapa Jarak Aman dari Asap Rokok?

Jarak aman dari asap rokok sulit ditentukan secara pasti karena asap rokok dapat tersebar dengan cepat, terutama di dalam ruangan tertutup. Namun, di ruang terbuka, Anda tetap dianjurkan untuk menjaga jarak minimal 5 meter dari orang yang sedang merokok.


Mengapa Perokok Aktif Sulit Sekali Berhenti?

Perokok aktif sulit berhenti merokok karena rokok mengandung nikotin yang bersifat adiktif. Bila dihirup secara rutin, zat nikotin akan menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis pada perokok aktif. Selain itu, faktor sosial dan lingkungan seperti tekanan dari teman, kebiasaan, dan stres berlebih juga dapat memperkuat keinginan untuk tetap merokok.


Referensi:

  1. Dhage VD, Nagtode N, et al,. A Narrative Review on the Impact of Smoking on Female Fertility. Cureus. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11097250/). Diakses pada 14 Mei 2025. 
  2. Sharma T, & Khapre M. Exposure of second hand smoke in women and children: A narrative review. Journal of Family Medicine and Primary Care. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8208198/). Diakses pada 14 Mei 2025. 
  3. Australian Government Department of Health and Aged Care. Effects of smoking and tobacco. (https://www.health.gov.au/topics/smoking-vaping-and-tobacco/about-smoking/effects). Direvisi terakhir 8 Mei 2024. Diakses pada 14 Mei 2025. 
  4. U.S. Centers for Disease Control and Prevention. Health Problems Caused by Secondhand Smoke. (https://www.cdc.gov/tobacco/secondhand-smoke/health.html). Direvisi terakhir 31 Januari 2025. Diakses pada 14 Mei 2025. 
  5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tekan Konsumsi Perokok Anak Dan Remaja. (https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240802/1946144/tekan-konsumsi-perokok-anak-dan-remaja/?utm_source=chatgpt.com). Direvisi terakhir 2 Agustus 2024. Diakses pada 14 Mei 2025. 
  6. American Cancer Society. Health Risks of Secondhand Smoke. (https://www.cancer.org/cancer/risk-prevention/tobacco/secondhand-smoke.html). Direvisi terakhir 19 November 2024. Diakses pada 14 Mei 2025. 
  7. Cleveland Clinic. Smoking. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/17488-smoking). Direvisi terakhir 18 Maret 2024. Diakses pada 14 Mei 2025. 
  8. Cleveland Clinic. Secondhand Smoke. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/10644-secondhand-smoke-dangers). Direvisi terakhir 18 Januari 2024. Diakses pada 14 Mei 2025.