Penanganan Mutakhir untuk Kanker Hati

Monday, 26 August 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penanganan dan pengobatan kanker dapat dilakukan melalui pembedahan (reseksi/hepatectomy), ablasi, maupun RFA untuk menghancurkan sel-sel kanker.

Penanganan Mutakhir untuk Kanker Hati

Kasus kanker hati di Indonesia tergolong tinggi dengan prevalensi 10-15 per 100.000 penduduk per tahun. Ini berhubungan dengan tingginya kasus penyakit hepatitis B dan hepatitis C di Indonesia yang menjadi penyebab utama sirosis hati (hati mengeras atau menciut) dan kanker hati, di samping akibat fatty liver (perlemakan hati) dan konsumsi alkohol.


Jenis-jenis Pengobatan Kanker Hati

Sebenarnya, sebelum kanker hati mencapai tahap lanjut yang memerlukan transplantasi, ada beberapa solusi terapi mutakhir untuk mengatasinya, yaitu pembedahan (reseksi), ablasi, dan TACE (transarterial chemoembolization) yang terbukti efektif dan memberi hasil yang baik. 


Sedangkan kemoterapi umum tidak dianjurkan, karena berdasarkan studi hasilnya tidak signifikan, sedangkan efek sampingnya banyak. Pemilihan terapi disesuaikan dengan kondisi pasien dan kanker hatinya.


Pembedahan (Reseksi/Hepatectomy)

Pembedahan (reseksi/hepatectomy) cocok dilakukan pada kanker hati yang hanya mengenai satu lobus (kanan atau kiri), belum metastasis (menyebar ke organ lain), dan fungsi hati relatif masih baik. 


Selama masih memungkinkan, pembedahan tetap merupakan pilihan utama yang menyembuhkan kanker hati karena akan mengangkat seluruh tumornya. Teknik pembedahan hati semakin maju dan terbantu dengan diciptakannya pisau bedah mutakhir cavitron ultrasonic surgical aspirator (Cusa).


Pisau ini mampu memotong jaringan hati tanpa pembuluh darah di sekitarnya ikut terpotong sehingga pendarahan akan sedikit, dan hasil potongan sangat halus. Dengan demikian, pembedahan dapat dilakukan dengan aman dan hasilnya juga lebih baik.


Ablasi

Teknik lainnya adalah ablasi yang prinsipnya menghancurkan kanker dengan suatu energi. saat ini, ada beberapa macam alat yang memakai sistem ablasi seperti Radiofrequency Ablation (RFA), Microwave Ablation, Cryoablation, dan High Intensity Focused Ultrasound (HIFU), yang masing-masing memiliki keunggulan.


Namun yang paling populer dan banyak dipakai adalah RFA yang menggunakan gelombang radiofrekuensi yang menghasilkan panas 90-110 derajat celsius untuk menghancurkan sel-sel kanker. Caranya, sebuah alat serupa jarum diarahkan langsung menuju tumor dengan panduan USG atau CT scan atau RVNS (realtime virtual navigator system).


Selanjutnya, gelombang frekuensi radio disalurkan melalui jarum tersebut untuk menghancurkan sel-sel kanker. kriteria penggunaan RFA antara lain tumor masih kecil (kurang dari 5 cm), jumlahnya hanya satu atau paling banyak tiga titik, serta lokasinya tidak berdekatan dengan pembuluh darah besar dan tidak di permukaan hati.


TACE (Transarterial Chemoembolization)

Teknik lainnya yang cukup menjanjikan dan juga terbukti efektif adalah transarterial chemoembolization (TACE). Prinsip TACE adalah memberi obat kemoterapi secara lokal langsung pada sel-sel kanker. proses TACE diawali dengan memasukkan mikro-kateter (serupa selang halus) melalui pembuluh darah di pangkal paha (arteri femoralis) yang dipandu gambar pencitraan pada layar monitor. 


Kateter diarahkan menyusuri pembuluh darah hingga sampai pada pembuluh darah hati dan pembuluh darah sekeliling tumor. Kemudian, melalui kateter itu obat kemoterapi dialirkan langsung menuju tumor.


Dengan demikian, sel- sel kanker akan terkurung dan dipenuhi obat kemoterapi. Berbeda dengan kemoterapi konvensional, di mana obat kemoterapi diberikan melalui suntikan/infus atau diminum sehingga obat harus melewati jalur yang panjang sebelum sampai pada sel-sel kanker sasaran dengan resiko turut merusak sel tubuh yang sehat. 


Tak hanya itu, setelah pemberian obat, pada TACE juga dilakukan embolisasi, yaitu penutupan/penyumbatan pembuluh darah yang mensuplai tumor dengan pembedahan (reseksi), ablasi, dan Tace yang terbukti efektif dan memberi hasil yang baik. Penelitian menunjukkan, dengan TACE konsentrasi obat yang mencapai jaringan tumor 100 kali lebih tinggi daripada kemoterapi konvensional.


Itulah sebabnya dengan TACE dosis obat yang dibutuhkan hanya 1/5 dosis obat kemoterapi konvensional. Tentunya, semakin dini terdiagnosis kanker hati, semakin cepat penanganannya, hasilnya akan semakin baik. Jangan sampai terlambat mendapatkan solusi-solusi terkini.


FAQ Pengobatan Kanker Hati


Apa yang Menyebabkan Penyakit Kanker Hati?

Penyakit kanker hati umumnya disebabkan oleh infeksi kronis hepatitis B atau C yang menyebabkan kerusakan hati jangka panjang. Faktor risiko lainnya termasuk sirosis, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, dan paparan aflatoksin (racun dari jamur pada makanan tertentu). Riwayat keluarga dengan kanker hati juga meningkatkan risiko.


Apakah Kanker Hati Bisa Sembuh?

Jawabannya adalah ya, dalam beberapa kasus, terutama jika terdeteksi dan diobati pada tahap awal. Kesembuhan juga sangat bergantung pada kondisi kesehatan umum pasien dan kemampuan untuk menjalani prosedur medis yang diperlukan. Untuk meningkatkan peluang kesembuhan, deteksi dini melalui skrining rutin sangat penting.


Apa yang Terjadi Jika Kanker Sudah Menyebar ke Hati?

Jika kanker sudah menyebar ke hati, ini biasanya menandakan stadium lanjut yang disebut metastasis. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan fungsi hati, nyeri perut, penurunan berat badan, jaundice (kulit dan mata menguning), dan kelelahan parah. 


Apakah Kanker Hati Bisa di Kemo?

Ya, kanker hati bisa diobati dengan kemoterapi, tetapi efektivitasnya terbatas karena hati cenderung tidak merespons kemoterapi dengan baik dibandingkan organ lain. Oleh karena itu, kemoterapi biasanya digunakan dalam kombinasi dengan perawatan lain, seperti terapi target, imunoterapi, atau embolisasi. Tujuan kemoterapi pada kanker hati lebih sering untuk mengendalikan penyebaran penyakit dan mengurangi gejala, bukan untuk menyembuhkan.