Pembesaran prostat kerap menjadi permasalahan tersendiri bagi pria, terutama pria berusia lanjut
Delapan puluh persen pria berusia di atas 50 tahun mengalami masalah prostat. Untuk penanganannya, terkadang dibutuhkan tindakan operasi. Sayangnya, paradigma yang beredar di masyarakat bahwa operasi prostat merupakan hal yang menakutkan, menyeramkan.
Padahal, perkembangan teknologi medis dan kedokteran memungkinkan dilakukannya operasi minimal invasif tanpa sayatan dengan risiko dan tingkat nyeri yang rendah serta hospitalization stay (waktu perawatan) yang lebih singkat. Penanganan seperti ini khususnya dapat diterapkan terutama pada kasus pembesaran prostat jinak.
Perlu diketahui bahwa tidak semua kasus pembesaran prostat harus ditangani dengan operasi. Pada kasus pemberasan prostat ringan, kadang hanya diperlukan observasi, atau diterapi dengan pemberian obat. Lalu, kapankah diperlukan tindakan operasi?
Berikut indikasi perlu dilakukan tindakan operasi pada kasus pembesaran prostat:
Baca juga: Penanganan Pembesaran Prostat
Saat ini sudah jarang dilakukan operasi terbuka pada prostat mengingat risiko operasi dan komplikasi operasi yang tinggi. Teknik operasi ini masih sering dilakukan terutama di daerah-daerah terpencil dengan keterbatasan alat operasi modern.
Tetapi, operasi terbuka masih dibutuhkan pada kasus-kasus prostat yang sangat besar
Teknik ini merupakan gold standard dalam penanganan pembesaran prostat jinak. Pada teknik ini dilakukan reseksi atau pengerokan prostat dari dalam tubuh menggunakan alat yang dilengkapi dengan kamera yang masuk melalui lubang kencing, tanpa menggunakan sayatan.
Pasca tindakan ini didapatkan peningkatan kualitas berkemih meliputi peningkatan kekuatan pancaran kencing dan penurunan residu urin pasca berkemih.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi kedokteran, teknik ini terus disempurnakan, mulai dari penyempurnaan kualitas optik kamera untuk menghasilkan gambar yang lebih tajam dan jernih (bahkan dengan kualitas high definition), perubahan penggunaan sumber energi untuk memotong jaringan prostat, mulai dari awalnya menggunakan energi monopolar konvensional hingga yang terbaru mengunakan sumber energi bipolar/plasma yang menggunakan cairan fisiologis sehingga lebih efisien dan aman dengan resiko pendarahan yang lebih kecil serta efek samping yang ringan.
Baca juga: Deteksi Kanker Prostat Sedari Dini
Laser prostat dikembangkan sebagai alternative TURP. Terdapat beberapa jenis laser yang digunakan untuk reseksi prostat:
Meskipun menggunakan teknologi yang advanced, laser prostat tetap tidak memberikan outcome lebih baik dari TURP. Itulah sebabnya TURP tetap menjadi gold standard dalam penangan prostat secara operasi.
Indikasi dilakukan laser prostat meliputi pasien-pasien yang menggunakan terapi antikoagulan/pengencer darah yang tidak bisa dihentikan sebelum prosedur dan pasien-pasien dengan risiko tinggi menjalani TURP.
Baca juga: Pembesaran Prostat Jinak, Bagaimana Solusinya?
Urolift merupakan teknik minimal invasif. Pada teknik ini, prostat yang membesar dan menghalangi jalan buang air kecil tidak direseksi melainkan di-staples ke samping sehingga jalannya urin melewati uretra terbuka lancar. Hasil yang didapatkan langsung seketika, tapi hasilnya bersifat temporer dan kadang diperlukan prosedur ulangan.
Prosedur ini tidak bisa dilakukan pada kasus-kasus prostat yang sangat besar (misalnya pada kasus pembesaran prostat sampai dengan ukuran >50 gram).
Pemilihan jenis operasi tersebut dapat berbeda tiap individu, tergantung dari kondisi masing-masing pasien.