Jenis-jenis Cedera Lutut pada Pemain Basket dan Penanganannya

Friday, 11 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Jenis-jenis cedera lutut basket meliput cedera ACL, stress fractucres, cedera meniskus, hingga cedera otot (sprain/strain). Tangani dengan tepat di sini!

Jenis-jenis Cedera Lutut pada Pemain Basket dan Penanganannya

Lutut berperan penting untuk menyokong atau menopang seluruh beban tubuh. Selain itu, dari beberapa bagian tungkai, gerakan paling aktif ketika berolahraga, terutama basket adalah lutut.


Cedera lutut atau cedera area di sekitar lutut menjadi cedera yang sering dialami pada pegiat olahraga basket. Hal ini terjadi karena gerakan olahraga basket memiliki banyak entakan, gerakan twisting, melompat, dan body contact.


4 Jenis Cedera Lutut yang Sering Terjadi pada Olahraga Basket

Ketahui berbagai jenis cedera lutut yang bisa terjadi akibat olahraga basket, seperti:


1. Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL)

Cedera ACL adalah kerusakan atau robekan pada ligamen lutut anterior yang menghubungkan tulang paha bagian bawah dengan tulang kering untuk menjaga kestabilan lutut


2. Stress Fractures

Stress Fractures adalah retakan halus yang terbentuk pada tulang karena tekanan atau benturan berulang. Stress fractures umumnya terjadi di bagian tungkai bawah


3. Cedera Bantalan atau Meniskus

Cedera Meniskus adalah terjadinya cedera hingga robekan pada bantalan lutut yang biasa terjadi pada olahragawan akibat perubahan gerakan kaki secara tiba-tiba


4. Cedera Otot atau Sprain/Strain

Sprain/Strain adalah kondisi pemakaian otot atau adanya otot yang tertarik secara berlebihan


Jaringan keras pada lutut juga dapat mengalami cedera, berupa patah tulang. Untuk mengenali cedera, Anda dapat melakukan pemeriksaan dini secara mandiri, dengan mengecek apakah Anda dapat berdiri dan berjalan secara normal.


Apabila dapat tetap berdiri dan berjalan, berarti cedera yang dialami tidak fatal. Kemudian, lihat juga apakah ada perbedaan pada bentuk lutut kaki kiri dan kaki kanan.


Cedera juga dapat dikenali dengan mengunjungi rumah sakit, melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk memastikan diagnosis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area cedera dan merujuk melakukan pemeriksaan penunjang radiologi dengan rontgen, CT Scan, atau MRI.


Setelah diagnosis ditegakan, maka penanganan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera. Jika ligamen putus hanya parsial atau kurang dari 50 persen, penanganan berupa fisioterapi dapat menjadi pilihan untuk menjaga kekuatan otot.


Jika tingkat keparahan cedera berada di grade 2 atau 3, tindakan yang dapat dilakukan adalah rekonstruksi melalui tindakan bedah minimal invasive, yaitu penggantian ligamen baru. Pada kasus robekan bantalan yang cukup besar, dapat pula dilakukan tindakan penjahitan bantalan.


Untuk menghindari cedera lutut ada baiknya memperkuat otot lutut dengan metode yang tepat. Para pegiat olahraga basket sebaiknya melakukan pemanasan dan pendinginan saat hendak memulai dan setelah olahraga.


Pemanasan merupakan tahap penting karena berfungsi untuk memperlancar aliran darah dan metabolisme otot dan sendi, serta kepekaan refleks. Selain itu, lindungi lutut dengan pemasangan brace supaya gerakan tidak overused atau overload.



Pemulihan Cedera Lutut

Durasi masa pemulihan jika mengalami cedera tergantung jenis cedera dan tingkat keparahan cedera. Pada cedera ACL, ligamen yang robek/putus dapat diganti dengan tendon dari bagian tubuh yang lain. Rekonstruksi ACL membutuhkan waktu sekitar 4-5 bulan untuk dapat kembali berolahraga.


Durasi ini untuk memastikan ligamen yang terpasang sudah benar-benar menyatu dengan tulang. Namun, untuk pemulihan optimal membutuhkan waktu lebih lama yaitu sekitar 6–8 bulan. Usia pasien juga memengaruhi waktu pemulihan.


Beberapa aktivitas/terapi yang dilakukan secara bertahap akan sangat membantu mengoptimalkan proses pemulihan.


Tim medis di SMIRC telah menyediakan program recovery secara personal yang menjadi tolok ukur program pemulihan, hingga pasien dapat kembali berolahraga.


Saat masa pemulihan selesai, maka stretching seperti latihan meloncat, penguatan otot yang tepat, dan persiapan mental perlu diperhatikan sebagai langkah preventif agar cedera tidak terulang.


Pada cedera sedang hingga berat, pasien biasanya disarankan untuk melakukan fisioterapi hingga operasi. Manfaat fisioterapi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu untuk penguatan otot, luas gerak sendi, menghilangkan ketegangan.


Terapi TENS dan cryotherapy dapat menjadi pilihan untuk menghilangkan nyeri dan bengkak sehingga latihan mekanik akan berjalan dengan baik dan lebih maksimal.


Sementara untuk penguatan otot dapat dilakukan dengan berbagai macam gerakan latihan pada otot-otot penopang lutut seperti otot quad triceps hamstring, dan otot-otot gluteal. Latihan ini dapat berupa latihan isometrik, isokinetik, strengthening, dan lain sebagainya.