Penanganan Mutakhir untuk Kanker Hati

Jumat, 01 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kasus kanker hati di Indonesia tergolong tinggi dengan prevalensi 10-15 per 100.000 penduduk per tahun. Ini berhubungan dengan tingginya kasus penyakit hepatitis B dan hepatitis C di Indonesia yang menjadi penyebab utama sirosis hati (hati mengeras atau menciut) dan kanker hati, di samping akibat fatty liver (perlemakan hati) dan konsumsi alkohol.

Penanganan Mutakhir untuk Kanker Hati

Kasus kanker hati di Indonesia tergolong tinggi dengan prevalensi 10-15 per 100.000 penduduk per tahun. Ini berhubungan dengan tingginya kasus penyakit hepatitis B dan hepatitis C di Indonesia yang menjadi penyebab utama sirosis hati (hati mengeras atau menciut) dan kanker hati, di samping akibat fatty liver (perlemakan hati) dan konsumsi alkohol.


Sebenarnya, sebelum kanker hati mencapai tahap lanjut yang memerlukan transplantasi, ada beberapa solusi terapi mutakhir untuk mengatasinya, yaitu pembedahan (reseksi), ablasi, dan TACE (transarterial chemoembolization) yang terbukti efektif dan memberi hasil yang baik. 


Sedangkan kemoterapi umum tidak dianjurkan, karena berdasarkan studi hasilnya tidak signifikan, sedangkan efek sampingnya banyak. Pemilihan terapi disesuaikan dengan kondisi pasien dan kanker hatinya.


Pembedahan (reseksi/hepatectomy) cocok dilakukan pada kanker hati yang hanya mengenai satu lobus (kanan atau kiri), belum metastasis (menyebar ke organ lain), dan fungsi hati relatif masih baik. 


Selama masih memungkinkan, pembedahan tetap merupakan pilihan utama yang menyembuhkan kanker hati karena akan mengangkat seluruh tumornya. Teknik pembedahan hati semakin maju dan terbantu dengan diciptakannya pisau bedah mutakhir cavitron ultrasonic surgical aspirator (Cusa).


Pisau ini mampu memotong jaringan hati tanpa pembuluh darah di sekitarnya ikut terpotong sehingga pendarahan akan sedikit, dan hasil potongan sangat halus. Dengan demikian, pembedahan dapat dilakukan dengan aman dan hasilnya juga lebih baik.


Teknik lainnya adalah ablasi yang prinsipnya menghancurkan kanker dengan suatu energi. saat ini, ada beberapa macam alat yang memakai sistem ablasi seperti Radiofrequency Ablation (RFA), Microwave Ablation, Cryoablation, dan High Intensity Focused Ultrasound (HIFU), yang masing-masing memiliki keunggulan.


Namun yang paling populer dan banyak dipakai adalah RFA yang menggunakan gelombang radiofrekuensi yang menghasilkan panas 90-110 derajat celsius untuk menghancurkan sel-sel kanker. Caranya, sebuah alat serupa jarum diarahkan langsung menuju tumor dengan panduan USG atau CT scan atau RVNS (realtime virtual navigator system).


Selanjutnya, gelombang frekuensi radio disalurkan melalui jarum tersebut untuk menghancurkan sel-sel kanker. kriteria penggunaan RFA antara lain tumor masih kecil (kurang dari 5 cm), jumlahnya hanya satu atau paling banyak tiga titik, serta lokasinya tidak berdekatan dengan pembuluh darah besar dan tidak di permukaan hati.


Teknik lainnya yang cukup menjanjikan dan juga terbukti efektif adalah transarterial chemoembolization (TACE). Prinsip TACE adalah memberi obat kemoterapi secara lokal langsung pada sel-sel kanker. proses TACE diawali dengan memasukkan mikro-kateter (serupa selang halus) melalui pembuluh darah di pangkal paha (arteri femoralis) yang dipandu gambar pencitraan pada layar monitor. 


Kateter diarahkan menyusuri pembuluh darah hingga sampai pada pembuluh darah hati dan pembuluh darah sekeliling tumor. Kemudian, melalui kateter itu obat kemoterapi dialirkan langsung menuju tumor.


Dengan demikian, sel- sel kanker akan terkurung dan dipenuhi obat kemoterapi. Berbeda dengan kemoterapi konvensional, di mana obat kemoterapi diberikan melalui suntikan/infus atau diminum sehingga obat harus melewati jalur yang panjang sebelum sampai pada sel-sel kanker sasaran dengan resiko turut merusak sel tubuh yang sehat. 


Tak hanya itu, setelah pemberian obat, pada TACE juga dilakukan embolisasi, yaitu penutupan/penyumbatan pembuluh darah yang mensuplai tumor dengan pembedahan (reseksi), ablasi, dan Tace yang terbukti efektif dan memberi hasil yang baik. Penelitian menunjukkan, dengan TACE konsentrasi obat yang mencapai jaringan tumor 100 kali lebih tinggi daripada kemoterapi konvensional.


Itulah sebabnya dengan TACE dosis obat yang dibutuhkan hanya 1/5 dosis obat kemoterapi konvensional. Tentunya, semakin dini terdiagnosis kanker hati, semakin cepat penanganannya, hasilnya akan semakin baik. Jangan sampai terlambat mendapatkan solusi-solusi terkini.