Daftar Pantangan Makanan Penderita Anemia yang Harus Dihindari

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 25 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kopi, teh, coklat batang, serta buah anggur adalah contoh pantangan makanan penderita anemia yang sebaiknya dihindari untuk mencegah kondisi makin parah.

Daftar Pantangan Makanan Penderita Anemia yang Harus Dihindari

Anemia merujuk pada kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin (Hb). Padahal, Hb memiliki fungsi penting, yakni untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. 


Kurangnya jumlah Hb di dalam darah bisa menimbulkan beragam gejala, mulai dari pusing, tubuh mudah lelah dan kurang berenergi, lesu dan pucat, sampai detak jantung tidak teratur.


Selain mendapatkan pengobatan yang tepat dari dokter, penderita anemia juga perlu menghindari beragam pantangan makanan anemia. Tujuannya adalah mengoptimalkan pengobatan yang diberikan dokter, sekaligus mengupayakan tubuh untuk kembali memproduksi hemoglobin dalam jumlah yang cukup.


Berbagai Pantangan Makanan Penderita Anemia

Berikut ini adalah berbagai pantangan makanan penderita anemia yang patut dihindari:


1. Tanin

Makanan yang mengandung tanin, seperti matcha, kopi, dan buah anggur, sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita anemia. Sebab tanin dapat mengganggu proses penyerapan zat besi di dalam tubuh.


Kebanyakan penderita anemia mengalami kekurangan zat besi. Jadi, konsumsi makanan dan minuman yang mengandung tanin justru akan memperburuk masalah ini karena tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah secara maksimal dan anemia pun tidak kunjung membaik.


2. Kafein

Selain tanin, kopi dan coklat juga mengandung kafein yang perlu dihindari oleh penderita anemia. Sebab mengonsumsi makanan berkafein bisa mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Akibatnya anemia tidak kunjung membaik.


Baca juga: 14 Makanan untuk Menaikkan Hb agar Terhindar dari Anemia



3. Kalsium

Di dalam tubuh, kalsium bisa dikatakan bersaing dengan zat besi agar terserap dengan baik oleh usus. Dalam jumlah tinggi, kalsium bisa mengurangi kemampuan saluran cerna dalam menyerap zat besi yang berasal dari makanan.


Jadi, jika Anda menderita anemia, sebaiknya batasi atau hindari konsumsi makanan berkalsium, seperti keju, yoghurt, dan tahu.


4. Asam oksalat

Asam oksalat membentuk senyawa tidak larut dengan zat besi. Oleh sebab itu, penderita anemia tidak dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung asam oksalat, seperti ubi jalar, bayam, cokelat, dan buah bit. Sebab tubuh akan kesulitan untuk menyerap zat besi. Padahal, penderita anemia membutuhkan asupan zat besi yang cukup agar segera pulih.


Baca juga: 15 Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil yang Wajib Dikonsumsi


5. Fitat

Penderita anemia sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung fitat, seperti gandum, beras merah, dan kacang-kacangan. Sebab semua makanan ini dapat menyebabkan zat besi terikat di saluran cerna dan tidak bisa diserap dengan baik oleh tubuh. 


6. Polifenol

Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, makanan kaya akan polifenol, seperti anggur, stroberi, apel, dan coklat batang, bisa mengikat zat besi non-heme dan menghambat penyerapan nutrisi tersebut di usus. Akibatnya, penderita anemia bisa tidak kunjung mengalami perbaikan kondisi, karena asupan zat besi tidak tercukupi dengan baik.


Itulah beragam pantangan makanan yang harus dihindari oleh penderita anemia yang sebaiknya dihindari agar keluhan segera membaik dan tubuh segera fit. 


Sebaliknya, penderita anemia justru dianjurkan untuk mengonsumsi makanan untuk penderita anemia, seperti ayam, daging merah, telur, ikan, jeroan, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Selain mengandung zat besi, semua makanan tersebut juga mengandung vitamin B12 dan folat yang diketahui dapat meningkatkan jumlah hemoglobin di dalam tubuh.


Selain itu, jangan lupa untuk mengonsumsi makanan tinggi vitamin C, seperti stroberi, pepaya, mangga, jeruk, dan jambu biji. Sebab vitamin C akan mengoptimalkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.


Jika Anda mengalami anemia dan terganggu dengan gejala yang dialami, segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat. Melalui pemeriksaan, dokter akan memberikan pengobatan yang tepat sehingga keluhan yang Anda alami segera mereda.


Baca juga: Anak Kekurangan Zat Besi, Atasi dengan Asupan Gizi yang Optimal



FAQ


Aktivitas Apa yang Dapat Memperburuk Anemia?

Aktivitas berat, seperti olahraga intensif, dapat memperburuk anemia, karena menyebabkan kelelahan yang berlebihan. Bila penderita anemia berolahraga secara intensif tanpa istirahat cukup, maka gejala anemia yang dialami bisa menjadi lebih parah, menyebabkan pusing, lemas, bahkan pingsan.


Oleh sebab itu, hindarilah berolahraga terlalu berat bila Anda menderita anemia. Sebaiknya, konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis penyakit dalam yang menangani Anda sebelum beraktivitas fisik berat atau memulai rencana latihan olahraga apa pun.


Makanan Apa yang Dapat Memperburuk Anemia?

Makanan yang dapat memperburuk anemia adalah yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti:


  • Makanan dan minuman tinggi tannin, seperti buah anggur, teh hitam, dan kopi
  • Makanan dan minuman tinggi kalsium, seperti susu dan produk susu lainnya
  • Makanan tinggi asam oksalat, seperti bayam dan ubi jalar


Selain itu, penderita anemia juga disarankan untuk menghindari makanan cepat saji dan makanan ultra-processed. Sebab jenis-jenis makanan tersebut rendah nutrisi dan justru bisa menghambat proses pemulihan penderita anemia.


Anemia Tidak Boleh Minum Apa?

Penderita anemia tidak boleh minum minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti teh dan kopi. Selain itu, alkohol juga wajib dihindari penderita anemia, karena dapat mengganggu produksi sel darah merah dan memperburuk gejala anemia.


Untuk mendukung proses pemulihan, minuman terbaik untuk penderita anemia adalah air putih. Selain itu, penderita anemia juga umumnya diperbolehkan minum jus buah alami dan teh herbal yang tidak mengandung kafein.


Anemia Perbanyak Makan Apa?

Penderita anemia disarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan bergizi, seperti:


  • Makanan yang kaya zat besi, seperti daging merah, hati, ayam, ikan, telur, dan makanan laut
  • Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, stroberi, dan tomat
  • Makanan yang mengandung vitamin B12, seperti daging, ikan, dan telur
  • Makanan yang mengandung asam folat, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian


Makanan-makanan tersebut dapat mendukung produksi sel darah merah dan hemoglobin, serta penyerapan zat besi, sehingga proses pemulihan pun dapat berjalan dengan lebih baik.




Referensi:

  1. Kaur H, Mehta A, et al,. Starch-tannin interactions: Influence of grape tannins on structure, texture, and digestibility of starches from different botanical sources. Food Hydrocolloids. 2025. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0268005X24012785). Diakses pada 10 Juli 2025.
  2. He Y, Chen J. Severe iron-deficiency anemia after short-term moderate consumption of green tea in woman: A rare case report. Heliyon. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844024126977). Diakses pada 10 Juli 2025.
  3. Gunec CB. A mini review on the relationship between coffee and tea consumption and iron absorption in the gut–iron deficiency anemia. Japan Journal of Clinical & Medical Research. SRC/JJCMR-156. 2023. (https://www.academia.edu/download/97733728/A_mini_review_on_chronic_tea_consumption_and_iron_deficiency_anemia.pdf). Diakses pada 10 Juli 2025.
  4. Lee J. Association between coffee and green tea consumption and Iron deficiency Anemia in Korea. Korean journal of family medicine. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10040266/). Diakses pada 10 Juli 2025.
  5. Salgado N, Silva MA, et al,. Oxalate in foods: extraction conditions, analytical methods, occurrence, and health implications. Foods. 2023. (https://www.mdpi.com/2304-8158/12/17/3201). Diakses pada 10 Juli 2025.
  6. Koh WY, Matanjun P, et al,. Sensory, physicochemical, and cooking qualities of instant noodles incorporated with red seaweed (Eucheuma denticulatum). Foods. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9455614/). Diakses pada 10 Juli 2025.
  7. Samanta S, Sarkar T, et al,. Dark chocolate: An overview of its biological activity, processing, and fortification approaches. Current Research in Food Science. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9589144/). Diakses pada 10 Juli 2025.
  8. Xu T, Zhang X, et al,. Effects of dietary polyphenol supplementation on iron status and erythropoiesis: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. The American Journal of Clinical Nutrition. 2021. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0002916522003914). Diakses pada 10 Juli 2025.
  9. American Heart Association. Clearing up questions on whether tofu is healthy. (https://www.heart.org/en/news/2022/10/10/clearing-up-questions-on-whether-tofu-is-healthy). Direvisi terakhir 10 Oktober 2022. Diakses pada 10 Juli 2022.
  10. Cleveland Clinic. Low Hemoglobin. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17705-low-hemoglobin). Direvisi terakhir 4 Mei 2022. Diakses pada 10 Juli 2025.
  11. Cleveland Clinic. Should You Take Iron With Vitamin C? (https://health.clevelandclinic.org/iron-and-vitamin-c). Direvisi terakhir 8 Desember 2023. Diakses pada 10 Juli 2025.
  12. Mayo Clinic. Anemia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/symptoms-causes/syc-20351360). Direvisi terakhir 11 Mei 2023. Diakses pada 10 Juli 2025.
  13. Mayo Clinic. Iron deficiency anemia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034). Direvisi terakhir 4 Januari 2022. Diakses pada 10 Juli 2025.