Periksa Keputihan Tidak Normal ke Dokter Apa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 21 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Keputihan memang respon normal tubuh. Namun, jika keputihan mengalami perubahan warna atau disertai bau tidak sedap, sebaiknya periksakan ke dokter spesialis yang tepat.

Periksa Keputihan Tidak Normal ke Dokter Apa?

Keputihan adalah hal normal yang terjadi pada perempuan, khususnya ketika memasuki masa subur atau sedang hamil. Keputihan yang normal umumnya berwarna bening, tidak disertai dengan gatal, dan tidak berbau busuk (tidak sedap).


Namun, keputihan dianggap tidak normal ketika sudah menimbulkan rasa gatal dan nyeri pada area vagina, berubah warna seperti kuning atau kehijauan, bahkan menimbulkan bau tidak sedap. Jika Anda mengalami keputihan yang tidak normal, maka Anda perlu mendapatkan penanganan langsung oleh dokter. Sebab keputihan seperti ini biasanya merupakan tanda adanya infeksi maupun gangguan kesehatan pada area intim.


Keputihan ke Dokter Apa?

Keputihan tidak normal perlu diperiksa oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Dokter dengan gelar Sp. OG ini memiliki kompetensi dalam membantu persalinan dan menangani berbagai masalah sistem reproduksi wanita, termasuk keputihan.


Sebab keputihan abnormal yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan komplikasi, seperti penyebaran infeksi ke panggul (radang panggul) dan gangguan kesuburan (infertilitas). Oleh karena itu, segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk mengatasi keputihan sekaligus menjaga kesehatan organ reproduksi Anda.


Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

Dokter yang menangani keputihan adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) atau yang sering dikenal dengan dokter kandungan. 


Dokter dengan gelar Sp. OG ini memiliki kompetensi dalam bidang obstetri, atau kondisi seputar kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Selain itu, dokter kandungan juga memiliki kompetensi medis dalam bidang ginekologi, atau seputar kesehatan pada sistem reproduksi wanita di luar masa kehamilan, termasuk keputihan tidak normal.


Pemeriksaan Keputihan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

Untuk menegakkan diagnosis keputihan, dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:


  • Wawancara medis (anamnesis), untuk mengetahui gejala apa saja yang dikeluhkan, lama terjadinya keluhan, maupun penanganan atau riwayat kesehatan pasien
  • Pemeriksaan fisik, khususnya pemeriksaan sekitar organ reproduksi wanita, serta kondisi penyerta, seperti demam dan nyeri perut bawah
  • Swab cairan vagina, merupakan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab keputihan


Pengobatan Keputihan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan memberikan pengobatan sesuai dengan penyebab keputihan dan keparahannya. Beberapa pengobatan keputihan tidak normal yang bisa dilakukan, antara lain:


  • Pemberian obat antijamur topikal (krim) atau ovula (yang dimasukkan ke dalam vagina), untuk mengatasi keputihan akibat infeksi jamur
  • Peresepan obat antibiotik, untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyakit menular seksual
  • Peresepan obat antiparasit, untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh infeksi parasit (trikomoniasis)


Keputihan tidak normal harus segera diatasi dan diobati oleh dokter yang tepat supaya keluhan ini tidak menimbulkan komplikasi serius pada kesehatan organ reproduksi Anda, seperti peradangan pada serviks atau leher rahim, peningkatan risiko infeksi menular seksual, hingga gangguan kesuburan. 


Oleh karena itu, jika Anda mengalami keluhan keputihan tidak normal, segera konsultasikan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami keluhan tersebut. Dengan pengobatan sedini mungkin, kesehatan organ reproduksi bisa terjaga dan komplikasi pun bisa dicegah.


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


Dr. MED. Calvin Tjong, Sp. O.G

Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp. O.G, Subsp. Onk.

Dr. dr. Kanadi Sumapradja, Sp. O.G, Subsp. F.E.R., M.Sc

Dr. dr. R. Aditya Kusuma, Sp. O.G, Subsp. K.Fm., M.Sc

Dr. dr. Soemanadi, Sp. O.G

Dr. dr. Sutan Finekri Arifin Abidin, Sp. O.G, Subsp. K.Fm., MARS

dr. A. Budi Marjono, Sp. O.G, Ph.D

dr. A. Giri Respati, Sp. O.G, Subsp. K.Fm.

dr. Agriana Puspitasari, Sp. O. G

dr. Aida Riyanti, Sp. O.G, Subsp. F.E.R., M.Rep.Sc

dr. Andry, Sp. O.G, FMIGS, FEGRF

dr. Astrid Fransisca Padang, Sp. O.G, Subsp. K.Fm.

dr. Astrid Yunita, Sp. O.G, Subsp. Urogin Re.

dr. Aswin Wisaksono Sastrowardoyo, Sp. O.G

dr. Azen Salim, Sp. O.G, Subsp. K.Fm.

dr. Bambang Dwipoyono, Sp. O.G, Subsp. Onk.

dr. Better Versi Paniroi, Sp. O.G, Subsp. K.Fm.

dr. Bramundito, Sp. O.G

dr. Dhely Lesthama Atmadikoesoemah, Sp. O.G

dr. Elisia Atnil, Sp. O.G, FICS

dr. Erdwin Rakun, Sp. O.G

dr. Eric Kasmara, Sp. O.G

dr. Forry Fortuna Djajasasmita, Sp. O.G

dr. F. X. A. Bhimantoro, Sp. O.G

dr. Grace Valentine, Sp. O.G

dr. Mario Krishna, Sp. O.G

dr. M. Charnaen Ibrahim, Sp. O.G

dr. Merwin Tjahjadi, Sp. O.G

dr. Moh. Luky Satria Syahbana Marwali, Sp. O.G, Subsp. F.E.R.

dr. Muhammad Fadli, Sp. O.G

dr. Murthy Mutmainah, Sp. O.G, Subsp. K.Fm.

dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp. O.G

dr. Novan Satya Pamungkas, dr. Sp. O.G, Subsp. K-Fm

dr. Putri Deva Karimah, Sp. O.G

dr. Rifardi Rifiar, Sp. O.G

dr. Rudi Simanjuntak, Sp. O.G

dr. Sandy Prasetyo, Sp. O.G

dr. Sawitri Setiati Sp. O.G

dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp. O.G, Subsp. F.E.R.

dr. Shirley Anggraini Tunggadewi, Sp. O.G. Subsp. Urogin Re., M.Kes

dr. Thomas Chayadi, Sp. O.G

dr. Upik Anggraheni Priyambodo, Sp. O.G, Subsp. F.E.R.

dr. Widyorini Lestari Hanafy, Sp. O.G, Subsp. Onk.

dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp. O.G, Subsp. F.E.R., M.Sc

dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp. O.G

dr. Zakiah Tourik Mahri, Sp. O.G

dr. Zeissa Rectifa Wismayanti, Sp. O.G




Referensi:

  1. Khadka S, Khatri R, Chaudhary R. Infective Vaginal Discharge among Women of the Reproductive Age in the Outpatient Department of a Primary Care Centre. JNMA: Journal of the Nepal Medical Association. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10924518/). Diakses pada 1 Juli 2025.
  2. National Health Service UK. Vaginal Discharge. (https://www.nhs.uk/symptoms/vaginal-discharge/). Direvisi terakhir 15 Februari 2024. Diakses pada 1 Juli 2025.
  3. Cleveland Clinic. Vaginal Discharge. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/4719-vaginal-discharge). Direvisi terakhir 22 Juli 2022. Diakses pada 1 Juli 2025.
  4. Cleveland Clinic. Obstetrician. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22303-obstetrician). Direvisi terakhir 17 Februari 2025. Diakses pada 1 Juli 2025.
  5. Cleveland Clinic. Vaginal Yeast Infection. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/5019-vaginal-yeast-infection). Direvisi terakhir 20 Mei 2025. Diakses pada 1 Juli 2025.