Alergi pada bayi bisa berkembang menjadi allergic march, yaitu peralihan dari satu jenis alergi ke alergi lain seiring tumbuh kembang.
Pada bayi, gejala penyakit alergi dapat berupa dermatitis atopik (DA) dan/atau alergi makanan. Dermatitis atopik memiliki ciri kulit yang kering disertai ruam, yang sering bermula pada wajah, tangan, dan kaki yang gatal.
Hal ini menyebabkan bayi menggosok-gosokkan muka ke dada ibunya. Biasanya, dermatitis atopik mulai muncul ketika si kecil berusia sekitar dua bulan.
Bayi dengan dermatitis atopik membutuhkan emolien/pelembap pada kulitnya.
Jika diperlukan, dapat diberikan pula salep steroid untuk meringankan peradangannya. Berbagai pencetus perlu diidentifikasi sehingga dapat dihindari untuk mengurangi kekambuhan.
Alergi makanan sering muncul dengan gejala bentol/biduran saat mengonsumsi makanan tertentu.
Pada sebagian bayi, gejala alergi makanan juga dapat berupa keluhan saluran cerna seperti BAB berdarah, diare, muntah, dan kolik. Gejala alergi makanan akan selalu muncul saat bayi mengonsumsi makanan alergen (pemicu alergi), tetapi menghilang ketika makanan dihindari.
Agar dapat dilakukan penghindaran yang tepat, diperlukan pemeriksaan yang terperinci untuk memastikan makanan apa yang menjadi pemicu alergi. Penghindaran banyak makanan pada bayi tanpa bukti yang kuat dapat menyebabkan masalah gizi pada si kecil. Jadi, sebaiknya pastikan dulu apa alergennya, baru dihindari.
Diagnosis alergi pada bayi dapat dilakukan dengan pemeriksaan alergi pada kulit. Tes ini dilakukan dengan menempatkan ekstrak cair alergen makanan pada lengan atau punggung bayi, menusuk kulit, dan melakukan pemantauan selama 15 menit untuk melihat apakah ada reaksi alergi, yaitu munculnya bentol.
Tes positif terhadap makanan tertentu menunjukkan adanya kemungkinan bahwa si kecil sensitif terhadap makanan tersebut. Selain itu, ada pula pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa sampel darah si kecil, terutama kadar antibodi imunoglobulin E (IgE) terhadap makanan tertentu.
Ingat, reaksi awal alergi pada bayi terhadap makanan tertentu mungkin bisa saja ringan. Namun, reaksi tersebut dapat menjadi lebih buruk setelah paparan berikutnya. Penting untuk tidak menduga-duga dan membuat asumsi sendiri terkait dengan reaksi alergi, karena dapat berakibat fatal. Sebaiknya, konsultasikan gejala alergi makanan si kecil pada dokter spesialis anak.
Penyakit alergi pada bayi harus ditangani dengan tepat sehingga diharapkan dapat mencegah perjalanan penyakit selanjutnya, seperti alergi pada saluran napas (asma, rinokonjungtivitis alergi).
Perjalanan penyakit alergi ini dikenal dengan istilah atopic march atau allergic march. Istilah allergic march mengacu pada riwayat alami manifestasi atopik yang ditandai dengan urutan khas respons antibodi IgE dan gejala klinis yang mungkin muncul pada awal kehidupan.
Jika salah satu dari Anda dan pasangan atau keduanya memiliki riwayat penyakit alergi, maka risiko anak Anda untuk mengalami penyakit alergi juga akan meningkat, bahkan bisa mencapai 80 persen.
Upayakan agar si kecil mendapatkan ASI eksklusif selama minimal 6 bulan pertama kehidupannya untuk membantu ia memperkuat antibodinya dan menghindari terjadinya alergi.
Alergi memang tidak dapat sembuh secara permanen, tetapi dapat dikendalikan.
Penanganan tepat dan dini pada alergi anak dapat mencegah tingkat keparahan alergi saat ia dewasa nanti. Selalu konsultasikan kondisi alergi si kecil pada dokter spesialis anak konsultan alergi dan imunologi anak agar kekambuhan bisa segera ditangani dan dihindari di lain hari.
Ciri-ciri alergi pada bayi meliputi ruam kulit, gatal-gatal, sesak napas, muntah, atau diare setelah makan makanan tertentu. Bayi juga bisa tampak rewel atau memiliki masalah tidur. Jika gejala ini muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk cek alergi pada bayi, dokter biasanya akan melakukan tes kulit atau tes darah untuk mengidentifikasi alergen penyebab reaksi. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat makanan atau lingkungan yang dapat memicu reaksi alergi pada bayi.
Lama hilangnya reaksi alergi pada bayi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan alerginya. Beberapa reaksi ringan, seperti ruam kulit, bisa hilang dalam beberapa jam atau hari dengan perawatan yang tepat. Namun, reaksi yang lebih serius mungkin memerlukan pengobatan lebih lama dan perhatian medis.