Sakit Tenggorokan: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 10 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, alergi, hingga penggunaan suara berlebih. Jika lebih dari 1 minggu, konsultasikan segera ke dokter THT.

Sakit Tenggorokan: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Sakit tenggorokan merupakan salah satu keluhan yang sering dirasakan oleh semua orang. Keluhan ini umumnya tidak berbahaya dan akan membaik dengan sendirinya. Namun, keluhan ini dapat mengganggu proses menelan, berbicara, hingga bernapas, sehingga diperlukan penanganan yang tepat.


Sakit tenggorokan paling sering disebabkan oleh infeksi akan menyebabkan timbulnya gejala radang tenggorokan, seperti tenggorokan sakit saat menelan, tenggorokan terasa gatal, kering, maupun panas seperti terbakar. Selain itu, gejala sakit tenggorokan bisa disertai dengan demam, batuk, sakit kepala, suara serak, dan pembengkakan kelenjar getah bening.


Pemeriksaan langsung dari dokter diperlukan untuk memastikan penyebab sakit tenggorokan yang Anda alami. Dengan begitu, sakit tenggorokan maupun keluhan penyertanya bisa teratasi dan Anda dapat kembali beraktivitas dengan nyaman.


Penyebab Sakit Tenggorokan

Infeksi merupakan penyebab utama terjadinya sakit tenggorokan. Namun, ada beberapa kondisi yang juga bisa menjadi faktor risiko atau menyebabkan tenggorokan Anda sakit. Mengetahui penyebab kondisi yang juga dikenal dengan faringitis ini bisa membantu Anda mengatasi sakit tenggorokan dengan tepat.


Berikut ini adalah beberapa kondisi yang memicu terjadinya sakit tenggorokan beserta penjelasan singkatnya:


1. Infeksi Virus

Virus yang menyebabkan flu, batuk pilek, cacar air, campak, dan batuk rejan (pertusis), adalah beberapa contoh penyebab sakit tenggorokan. Umumnya sakit tenggorokan akibat infeksi virus akan sembuh sendiri dalam waktu 1 minggu.


2. Infeksi Bakteri

Streptococcus merupakan bakteri penyebab sakit tenggorokan paling sering. Amandel dan sinusitis juga merupakan penyakit infeksi akibat bakteri yang bisa menyebabkan sakit tenggorokan. Demam pada kasus sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri biasa lebih parah. 


3. Iritasi dan Penggunaan Suara Berlebih

Polusi udara, debu, dan asap rokok bisa mengiritasi tenggorokan, yang kemudian akan menyebabkan sakit tenggorokan. Selain paparan zat iritan tersebut, efek serupa juga bisa dirasakan ketika Anda menggunakan suara secara berlebih, seperti berteriak, bernyanyi, atau sekedar berbicara untuk waktu yang lama. Mengonsumsi makanan yang terlalu panas atau pedas juga bisa membuat tenggorokan menjadi sakit.


Baca juga: Radang Amandel yang Bandel



4. Asam Lambung

Selain merasa perih atau panas pada kerongkongan (heartburn), penderita asam lambung juga bisa menyebabkan radang tenggorokan ketika asam lambung naik hingga ke tenggorokan.


5. Alergi

Beberapa penderita alergi bisa merasakan tenggorokan gatal dan kering, serta sakit tenggorokan ketika terpapar dengan sumber alergen, seperti serbuk sari, kapang (jamur dinding), maupun bulu hewan peliharaan. Keluhan ini terjadi karena iritasi dari lendir hidung yang mengalir ke tenggorokan (postnasal drip). 


6. Tumor

Biasanya, sakit tenggorokan yang disebabkan oleh tumor akan terasa menjalar ke telinga, dengan disertai keluhan lain, seperti benjolan pada leher, suara serak, suara napas yang tidak normal, penurunan berat badan yang tidak direncanakan, serta dahak atau liur berdarah.


Selain beberapa penyebab tersebut, sakit dan radang tenggorokan juga bisa terjadi karena kelembapan udara yang rendah, pernapasan melalui mulut, infeksi jamur, serta infeksi sekunder pada penderita HIV. 


Sakit tenggorokan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, pemeriksaan langsung oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan dapat membantu memastikan penyebab dari keluhan yang Anda rasakan saat ini.


Cara Mengatasi Sakit Tenggorokan

Sakit tenggorokan tidak melulu perlu ditangani oleh dokter. Meski tidak diobati dokter, beberapa kasus sakit tenggorokan bisa sembuh dengan sendirinya. Untuk mempercepat penyembuhan dan meredakannya, Anda bisa menerapkan beberapa cara mengatasi sakit tenggorokan di rumah, seperti berikut ini:


  • Istirahat, tidak hanya dengan berbaring maupun tidur melainkan juga mengistirahatkan suara, termasuk mengusahakan sebisa mungkin untuk tidak berbicara apalagi berteriak, serta tidak merokok
  • Perbanyak minum air putih
  • Minum air hangat, teh hangat yang dicampur dengan madu, maupun air madu hangat
  • Mengonsumsi es pop atau mengisap es batu bisa mengurangi rasa sakit pada tenggorokan dan kesulitan menelan, terutama untuk anak-anak
  • Berumur menggunakan larutan air garam hangat
  • Gunakan humidifier bila kelembapan udara dalam ruangan rendah
  • Usahakan untuk menghindari paparan dengan zat iritan, seperti asap rokok, makanan yang pedas maupun yang terlalu panas
  • Sebaiknya konsumsi makanan yang tidak terlalu panas dan teksturnya lembek
  • Mengonsumsi permen pelega tenggorokan
  • Mengonsumsi obat anti nyeri yang dijual bebas (OTC), tetapi pastikan konsumsi obat ini sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada kemasan


Baca juga: Sendawa Berlebihan Buat Anda Tak Nyaman? Tangani Yuk!


Apakah Sakit Tenggorokan Bisa Sembuh?

Ya, sakit tenggorokan bisa sembuh. Sebagian besar kasus sakit tenggorokan, terutama yang disebabkan oleh virus, akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa perlu konsumsi obat-obatan khusus. Pemulihan bisa dipercepat dengan istirahat yang cukup, minum banyak cairan, serta mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas.


Untuk sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik yang diresepkan oleh dokter efektif untuk melawan infeksi dan mencegah komplikasi. Penting untuk menyelesaikan seluruh kursus antibiotik yang diresepkan walaupun gejala sudah mereda untuk memastikan bahwa semua bakteri telah dibasmi.


Dalam semua kasus, jika sakit tenggorokan disertai gejala yang lebih serius seperti kesulitan bernapas, gangguan menelan, demam tinggi, atau jika sakit tenggorokan berlangsung lebih dari satu minggu, sebaiknya konsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.


Kapan Harus ke Dokter?

Bila beberapa cara tersebut tidak dapat meredakan sakit tenggorokan, bahkan makin parah, maupun sudah terjadi selama lebih dari 1 minggu, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan untuk mendapat pengobatan lebih lanjut. Dokter akan meresepkan obat untuk mengatasi sakit tenggorokan, sesuai dengan penyebabnya. 


Obat antibiotik akan diresepkan untuk sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bila penyebabnya adalah alergi, dokter akan meresepkan obat dari golongan antihistamin.


Sedangkan untuk sakit tenggorokan yang disebabkan oleh asam lambung, dokter akan meresepkan antasida. Operasi juga mungkin disarankan untuk mengatasi sakit tenggorokan akibat amandel yang sering berulang, bila dinilai perlu oleh dokter.



FAQ Sakit Tenggorokan


Berapa Lama Sakit Tenggorokan Akan Hilang?

Biasanya, sakit tenggorokan dapat hilang dengan sendirinya dalam 5-10 hari. Untuk membantu proses pemulihan, Anda disarankan untuk istirahat yang cukup, banyak minum air, serta minum obat pereda nyeri yang dijual bebas.


Kenapa Sakit Tenggorokan Kambuh Terus?

Sakit tenggorokan yang sering kambuh dapat disebabkan banyak hal, dimulai dari infeksi, sistem kekebalan tubuh yang sedang melemah, peradangan pada tenggorokan, terlalu banyak berteriak, tenggorokan kering, alergi, dan lain sebagainya.

Anda sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah sakit tenggorokan berulang. Upaya ini bisa dimulai dengan rutin mencuci tangan dengan benar, dan hindari paparan dengan asap rokok maupun orang yang sedang flu.


Apakah Boleh Minum Air Dingin saat Sakit Tenggorokan?

Ya, boleh. Makanan dan minuman yang dingin atau sejuk dapat membantu mengurangi rasa sakit pada tenggorokan. Bila mengalami sakit tenggorokan atau sakit saat menelan, Anda disarankan mengonsumsi makanan dan minuman yang dingin seperti air dingin, es krim, es loli, dan yogurt.


Makanan Apa Saja yang Tidak Boleh Dimakan saat Sakit Tenggorokan?

Saat sakit tenggorokan, hindari mengonsumsi makanan pedas, asam, ataupun berlemak karena dapat memperparah iritasi pada tenggorokan. Selain itu, hindari juga makanan dengan tekstur yang keras, garing, maupun renyah. Terakhir, minuman bersoda, akolohol, dan kopi juga kurang disarankan untuk orang yang menderita sakit tenggorokan karena bisa memperparah rasa nyeri pada tenggorokan.


Sakit tenggorokan biasa akan diawali dengan tenggorokan terasa gatal, kering atau mengganjal. Beberapa penanganan awal yang dilakukan di rumah sebenarnya sudah cukup efektif mengatasi keluhan ini.


Namun, bila sakit tenggorokan terjadi lebih dari 1 minggu, nyeri sangat parah, maupun disertai keluhan lain yang sangat mengganggu, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan di RS Pondok Indah terdekat.


Referensi:

  1. Krüger K, Töpfner N, et al,. Sore Throat. Deutsches Ärzteblatt International. 2021. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/ijcp.13879). Diakses pada 13 Mei 2024.
  2. American Academy of Otolaryngology. Sore Throat. (https://www.enthealth.org/conditions/sore-throats/). Direvisi terakhir Februari 2020. Diakses pada 13 Mei 2024.
  3. Centers for Disease Control and Prevention. Sore Throat. (https://www.cdc.gov/sore-throat/about/). Direvisi terakhir 6 Oktober 2021. Diakses pada 13 Mei 2024.
  4. National Health Services UK. Sore throat. (https://www.nhs.uk/conditions/sore-throat/). Direvisi terakhir 8 April 2024. Diakses pada 13 Mei 2024.
  5. Harvard Health Publishing .Sore throat (pharyngitis). (https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/sore-throat-pharyngitis-a-to-z). Direvisi terakhir 12 April 2023. Diakses pada 13 Mei 2024.
  6. Cleveland Clinic .Sore Throat (Pharyngitis). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8274-sore-throat-pharyngitis). Direvisi terakhir 11 Agustus 2022. Diakses pada 13 Mei 2024.
  7. Mayo Clinic. Sore throat. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sore-throat/symptoms-causes/syc-20351635). Direvisi terakhir 10 Juni 2021. Diakses pada 13 Mei 2024.