Perlu Cemaskah ketika Anak Sering Memegang Kelaminnya?

Friday, 06 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kenapa anak laki-laki atau perempuan suka memegang kemaluannya sendiri? Hal ini karena mereka sedang dalam fase Phalic. Tidak perlu cemas! Simak di sini.

Perlu Cemaskah ketika Anak Sering Memegang Kelaminnya?

Tahap Perkembangan Psikoseksual Anak

Perkembangan psikoseksual adalah teori psikologi pertama yang menjelaskan bagaimana kepribadian (personality) seseorang berkembang dilihat dari perkembangan psikoseksual anak sejak kecil.


Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud. Menurut Freud, masing-masing indvidu akan melewati beberapa fase psikoseksual dalam hidupnya, yang mulai terjadi saat masa kecilnya. Fase-fase ini akan memengaruhi bagaimana karakter atau kepribadian seseorang saat ia dewasa.


Berikut penjelasannya: 


1. Fase Oral

Fase perkembangan ini terjadi saat si kecil berusia 0-1 tahun. Pada 8 bulan pertama, sumber kesenangan utama si kecil adalah dengan mengisap. Kegiatan mengisap menstimulasi mulut si kecil dan membuat si kecil belajar menelan.


Setelah usia 8 bulan, si kecil juga sudah belajar menggigit dan mengunyah. Pada fase ini, pemuas utama si kecil adalah makan dan minum (misalnya mendapatkan MPASI). Terkadang, benda-benda/mainan pun dimasukkan ke mulutnya, untuk kesenangan menggigit dan mengunyah.


Menurut Freud, apabila fase ini tidak berjalan dengan baik, maka terdapat kemungkinan si kecil akan mengalami oral fixation saat ia dewasa. Kondisi ini dapat dilihat dari munculnya perilaku negatif seperti mengunyah jari, mengisap jempol, sampai merokok. 


2. Fase Anal

Fase perkembangan ini terjadi saat anak memasuki usia 1-3 tahun. Pusat kenikmatannya berada pada anus, sehingga ia senang menahan buang air besar. Padahal pada masa ini, orang tua mulai mengajarkan si kecil untuk toilet training


Saat mengajarkan si kecil untuk toilet training, yang terpenting adalah orang tua harus bersabar dalam prosesnya, terutama saat pertama kali mengajarkan si kecil buang air besar dengan pispot. Anak yang dilatih secara perlahan dapat membentuk dirinya menjadi diri yang penyabar dan tidak suka marah/menjadi pemberontak ketika ia besar/sudah dewasa. 


3. Fase Phalic

Fase perkembangan ini terjadi ketika si kecil berusia 3-5 tahun. Si kecil sedang menyukai memperhatikan dan memegang alat kelaminnya sendiri. Hal ini dikarenakan pusat kenikmatan si kecil terletak di sekitar alat genitalnya. Fase ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki. 


Pada masa ini, si kecil mulai mengetahui jenis kelaminnya. Ia mengenal dirinya sebagai laki-laki atau perempuan dari penglihatannya sendiri atas alat kelamin serta dari seks edukasi yang diajarkan oleh orang tua terkait jenis kelamin.


Orang tua tidak perlu khawatir apabila di fase ini anak kerap memegang alat kelaminnya, karena perilaku mereka tersebut didasarkan pada rasa ingin tahunya dan kecenderungan anak untuk mengeksplor tubuhnya. Hal ini tidak didasarkan pada hasrat seksual. Pada usia tersebut, hasrat seksual anak tentu belum terbentuk. 


4. Tahap Laten

Fase perkembangan ini terjadi ketika si kecil berusia 6-12 tahun. Pada masa ini, si kecil masuk masa tenang seksual. Segala sesuatu yang berhubungan dengan seks tidak lagi menjadi perhatian si kecil. Anak sedang sibuk dengan berbagai aktivitasnya seperti aktivitas sekolah, kursus, melakukan hobi, bermain dengan teman-temannya, dan sebagainya. 


5. Tahap Genital

Fase perkemabangan ini terjadi saat anak berusia 12-18 tahun. Pada fase ini, anak mulai mengalami pubertas. Anak sudah mulai menyukai lawan jenisnya, sehingga ia sedang mengembangkan minat seksualnya terhadap lawan jenis, dan ada kemungkinan anak juga akan mulai berpacaran dengan lawan jenisnya. Penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi kepada anak terkait hal ini.



Cara Menghilangkan Kebiasaan Anak Memegang Alat Kelamin

Orang tua mungkin akan bingung saat anaknya kerap memperhatikan dan memegang alat kelaminnya. Namun, hal ini bukan termasuk aktivitas seksual sampai ia memasuki masa remaja. Kejadian ini adalah hal yang wajar saat si kecil berumur 3-5 tahun, sepanjang tidak dilakukan dengan berlebihan.


Anda tak perlu terkejut melihat perkembangan si kecil ini, berikut ini ekspresi dan reaksi yang dapat Anda lakukan ketika si kecil berada pada masa phalic:


  • Beri penjelasan bahwa alat kelamin anak adalah bagian yang sensitif, sehingga akan lecet jika dipegang terus-menerus. Selain itu, penting bagi anak untuk menjaga kesehatan dan higienitas alat kelamin.
  • Alihkan perhatian anak untuk bermain, berolahraga, atau melakukan aktivitas yang lain
  • Jangan membentak atau memarahi anak saat ia memasuki fase phalic ini. Hal ini malah akan menimbulkan persepsi buruk anak terhadap konsep seksual di masa depannya. 


Poin yang penting adalah jangan memperlihatkan ekspresi tidak suka kepada anak ketika ia sedang melakukan hal tersebut. Fase phalic ini akan lewat dengan sendirinya ketika si kecil berusia 6 tahun ke atas. Jadi jangan terlalu khawatir ya.


FAQ Dorongan Seksual Dini pada Anak


Kenapa Anak Kecil Suka Memegang Alat Kelamin?

Anak kecil sering memegang alat kelamin karena rasa ingin tahu tentang tubuh mereka sendiri, yang merupakan bagian dari perkembangan normal. Tindakan ini juga bisa dilakukan untuk kenyamanan atau saat mereka merasa cemas. Jika perilaku ini berlebihan atau disertai keluhan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan atau psikologis yang mendasarinya.


Kenapa Anak Kecil Sering Menggesekkan Kemaluannya?

Anak kecil sering menggesekkan kemaluannya karena mereka menemukan sensasi tersebut nyaman atau menyenangkan, yang merupakan bagian dari eksplorasi tubuh yang normal. Perilaku ini biasanya tidak berbahaya, tetapi jika terjadi secara berlebihan atau disertai tanda-tanda ketidaknyamanan, iritasi, atau kecemasan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan atau psikologis.


Bagaimana Cara Menghindari Anak dari Dorongan Seksual Dini?

Penting untuk memberikan pendidikan seks yang sesuai dengan usia, dengan menjelaskan bagian tubuh, batasan, dan pentingnya privasi. Bantu anak memahami perbedaan antara sentuhan yang baik dan buruk, serta ajarkan mereka untuk menghormati tubuh mereka sendiri dan orang lain. Awasi penggunaan media dan lingkungan sosial mereka, serta pastikan mereka merasa aman untuk berbicara jika ada hal yang mengganggu. Berikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan yang konsisten untuk membantu perkembangan emosional yang sehat.