Merupakan periode terpenting yang menentukan kualitas kehidupan di masa depan, seribu hari pertama kehidupan kerap terganggu dengan berbagai masalah kesehatan— termasuk bagian pencernaan
Seribu hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat terpenting dalam hidup seorang manusia, yang tidak tergantikan, sehingga disebut periode emas.
Sejak perkembangan janin (270 hari) hingga ulang tahun yang kedua (730 hari), merupakan masa yang menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang. Karenanya, penting untuk menjaga kualitas kehidupan yang dijalani pada periode ini.
Terkait dengan kesehatan, terdapat beberapa gangguan pencernaan yang kerap dialami pada masa periode emas, seperti regurgitasi, kolik, dan konstipasi.
Regurgitasi atau gumoh pada bayi bisa merupakan suatu kelainan bisa juga tidak. Kelainan yang paling sering menyebabkan muntah pada bayi adalah refluks gastroesofagus (RGE), yaitu kembalinya isi lambung ke kerongkongan dan dapat terus keluar lewat mulut menjadi gumoh atau muntah.
Sampai umur satu tahun, RGE sebenarnya masih merupakan hal yang normal asalkan bayi tidak menolak minum susu dan berat badannya bertambah dengan baik. Bila berat badan bayi cenderung tidak naik, barulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menilai derajat RGE tersebut.
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya gumoh, seperti menyendawakan bayi setelah minum, posisikan bayi setengah duduk saat memberi ASI (jangan sambil tiduran), dan jangan terlalu banyak diajak bermain dan bercanda atau diguncang berlebihan setelah menyusui.
Kolik merupakan kondisi yang dialami oleh sekitar 20 persen bayi berusia di bawah empat bulan. Bayi disebut mengalami kolik jika menangis secara berlebihan pada periode tertentu, dan sulit ditenangkan.
Pada periode yang bersamaan dengan terjadinya menangis secara berlebihan, berat badan bayi terus naik dan tidak mengalami gangguan untuk menyusu. Kondisi-kondisi seperti itu yang menjadi indikasi kemungkinan seorang bayi mengalami kolik.
Biasanya, kolik mulai terjadi ketika bayi berusia tiga minggu, memburuk pada usia enam minggu, dan akan berhenti dengan sendirinya pada usia tiga hingga empat bulan.
Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna. Kondisi ini tercermin dari berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja lebih keras, lebih besar, dan lebih nyeri dibanding dari sebelumnya.
Massa tinja pun akan terasa ketika dilakukan perabaan pada bagian perut. Konstipasi yang timbul sejak lahir, disertai gejala perut yang kembung serta pertumbuhan bayi yang kurang baik, harus dicurigai sebagai suatu kelainan yang disebut penyakit Hirsprung.
Kelainan ini terjadi akibat saraf yang tidak terbentuk di bagian paling ujung dari usus besar, sehingga bagian tersebut akan menjadi kaku dan tidak dapat mengeluarkan tinja, sedangkan bagian atasnya akan bekerja lebih keras sehingga timbul pelebaran usus.
Gejala yang khas untuk penyakit Hirsprung ini adalah adanya kesulitan berhajat sejak lahir, dan bila anusnya dicolok maka tinja akan menyemprot keluar. Bila menghadapi gejala seperti ini, orangtua harus membawa bayinya ke dokter spesialis anak konsultan gastroenterohepatologi anak untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut.