Dalam sebagian kasus, saraf terjepit bisa sembuh tanpa operasi, tergantung keparahannya. Simak berbagai metode penanganan saraf terjepit non-bedah di sini!
Saraf terjepit merupakan kondisi di mana bantalan (cakram) tulang belakang mengalami herniasi dan mencuat, sehingga meningkatkan tekanan pada saraf di sekitarnya. Meski kondisi ini dapat terjadi di beberapa bagian tubuh, leher dan punggung bawah merupakan paling umum terjadinya kondisi ini.
Gejala saraf terjepit yang sering dialami adalah rasa nyeri, kesemutan, mati rasa, dan gangguan kekuatan otot (termasuk kelemahan otot) pada bagian tubuh yang terkait. Bila tidak ditangani, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderitanya
Oleh sebab itu, diperlukan penanganan lebih lanjut untuk mengatasi saraf terjepit. Tidak hanya demikian, penanganan yang sesuai juga dapat memperbaiki fungsi saraf dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Saraf terjepit, atau sering disebut juga saraf kejepit, adalah kondisi ketika saraf mengalami tekanan berlebih dari jaringan di sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, atau otot. Tekanan pada saraf ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi saraf, sehingga menimbulkan berbagai gejala saraf yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala yang paling sering dirasakan antara lain nyeri tajam, kesemutan, mati rasa, hingga kelemahan otot pada area yang terjepit. Kondisi ini bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, tetapi paling sering ditemukan di leher, punggung, atau pinggang. Jika tidak segera ditangani, saraf terjepit dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup karena membatasi kemampuan penderita untuk beraktivitas secara normal.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala saraf terjepit sejak dini dan segera melakukan penanganan yang tepat guna mengurangi tekanan pada saraf dan meredakan keluhan yang muncul.
Baca juga: Cermati 9 Gejala Saraf Kejepit yang Berpotensi Melumpuhkan Aktivitas Anda!
Dalam sebagian kasus, saraf terjepit dapat disembuhkan tanpa memerlukan operasi, tergantung dari tingkat keparahannya.
Pada kasus yang ringan, dokter spesialis ortopedi konsultan spine biasanya akan merekomendasikan pengobatan non-bedah, seperti istirahat, terapi fisik, konsumsi obat-obatan pereda nyeri, dan perubahan gaya hidup, seperti menjaga postur tubuh dan menurunkan berat badan berlebih.
Namun, bila gejala tidak kunjung membaik atau semakin parah, tindakan medis lebih lanjut mungkin diperlukan.
Baca juga: 6 Jenis Olahraga untuk Saraf Kejepit yang Patut Dicoba
Berbagai jenis pengobatan HNP dilakukan sesuai penyebab saraf terjepit, gejala yang muncul, lokasi saraf yang terjepit, dan tingkat keparahan penyempitan yang terjadi.
Berikut ini merupakan berbagai metode penanganan saraf terjepit non-bedah yang dapat direkomendasikan oleh dokter spesialis ortopedi konsultan spine.
Langkah awal dalam penanganan saraf terjepit adalah istirahat yang cukup, terutama pada kasus yang ringan. Penderita saraf terjepit juga disarankan untuk menghindari aktivitas yang memperburuk gejala, seperti mengangkat beban berat atau duduk terlalu lama.
Meskipun demikian, beristirahat total terlalu lama justru dapat berdampak negatif. Sebab dapat menurunkan kekuatan otot dan menyebabkan kekakuan pada penderita.
Oleh sebab itu, penderita saraf terjepit disarankan untuk beristirahat, tetapi sambil tetap melakukan peregangan ringan secara berkala untuk menjaga fleksibilitas. Selain itu, pasien juga tetap diperbolehkan melakukan aktivitas ringan yang tidak menimbulkan nyeri.
Selanjutnya, kompres hangat dan dingin yang digunakan bergantian juga dapat membantu meredakan gejala yang dirasakan. Metode ini juga bisa diterapkan sebagai upaya pertolongan pertama apabila gejala saraf kejepit kambuh.
Anda dapat menggunakan kompres dingin selama 15-20 menit membantu mengurangi nyeri, pembengkakan, dan peradangan akut. Sedangkan kompres hangat, baik menggunakan handuk hangat ataupun heating pad, dapat dilakukan untuk meredakan kekakuan otot dan meningkatkan sirkulasi darah di sekitar area yang terdampak.
Terapi fisik atau fisioterapi merupakan bagian penting dalam proses penyembuhan saraf terjepit. Metode pengobatan ini melibatkan program latihan khusus yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.
Tujuan utama dari fisioterapi adalah untuk mengurangi tekanan pada saraf, memperbaiki postur, dan menguatkan otot pendukung. Bila dilakukan dengan konsisten, terapi fisik dapat meredakan nyeri, mengembalikan fungsi saraf secara bertahap, dan mencegah kekambuhan saraf terjepit.
Baca juga: Sakit Pinggang ke Dokter Apa?
Dokter mungkin meresepkan obat NSAID (seperti ibuprofen atau naproxen) untuk mengurangi nyeri dan peradangan yang dialami. Selain itu, jika nyeri sangat parah, dokter mungkin meresepkan pelemas otot, analgesik, atau kortikosteroid oral untuk mengurangi inflamasi. Dokter juga dapat mengontrol nyeri dengan menyuntikkan obat langsung ke daerah yang bermasalah.
Terapi akupunktur medis bisa menjadi pilihan terapi komplementer untuk mengatasi gejala saraf terjepit. Dokter yang menangani Anda dapat merujuk ke dokter spesialis akupunktur untuk menjalani terapi ini.
Akupunktur medis dilakukan dengan merangsang titik-titik tertentu pada tubuh menggunakan berbagai media seperti jarum, laser, benang, atau akupresur (tekanan dengan jari). Meskipun tidak dapat mengatasi saraf terjepit secara keseluruhan, terapi ini dapat membantu meningkatkan aliran darah, mengurangi kekakuan, dan meredakan nyeri yang dirasakan penderita.
Penggunaan alat bantu ortopedi juga bisa menjadi salah satu opsi mengatasi saraf terjepit. Sebagai contoh, jika saraf terjepit terjadi di leher atau punggung, cervical collar atau lumbar brace mungkin dapat membantu menstabilkan tulang belakang dan mengurangi tekanan pada saraf.
Baca juga: Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Saraf Kejepit agar Tidak Semakin Parah
Operasi untuk saraf terjepit biasanya menjadi pilihan terakhir jika pengobatan non-bedah dianggap kurang efektif dalam meredakan gejala yang dialami penderita.
Pada dasarnya, metode pengobatan saraf terjepit sangat bergantung pada kondisi masing-masing individu. Dokter biasanya akan memulai upaya pengobatan dengan metode non-bedah dan melihat respons pasien terhadap pengobatan tersebut.
Namun, jika rasa nyeri di pinggang, leher, atau punggung tak kunjung hilang, menjalar ke tungkai, atau menyebabkan kesemutan serta lemah otot tungkai, hingga mengganggu aktivitas, perlu dipikirkan pengobatan yang lebih agresif, seperti operasi.
Jadi, jangan biarkan nyeri akibat saraf terjepit mengganggu aktivitas Anda! Konsultasikan keluhan ini dengan dokter spesialis ortopedi konsultan spine di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan penanganan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Baca juga: Terapi TENS: Fisioterapi Menggunakan Listrik untuk Meredakan Nyeri
Saraf kejepit bisa sembuh dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung keparahannya. Dengan perawatan seperti istirahat dan terapi, kebanyakan kasus membaik dalam 4-6 minggu.
Saat saraf kejepit, hindari angkat beban berat, gerakan tiba-tiba, atau duduk terlalu lama. Jangan paksakan aktivitas yang memperparah nyeri. Istirahat dan beri waktu tubuh untuk pulih, dan jika perlu, konsultasikan dengan dokter.
Saraf kejepit yang sudah parah biasanya menyebabkan nyeri hebat, mati rasa, lemah otot, atau kesemutan terus-menerus. Jika gejalanya tak membaik dengan istirahat atau terapi, dan makin sulit bergerak, segera konsultasi dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Untuk memeriksa saraf kejepit, sebaiknya konsultasi ke dokter spesialis orthopedi konsultan spine. Penanganannya bisa meliputi obat antiradang, suntikan steroid, terapi fisik, atau operasi jika kondisi parah.
Anda yang berlokasi di Jakarta Selatan dapat berkonsultasi dengan dokter kami di Spine Clinic RS Pondok Indah - Pondok Indah.
Dr. dr. Didik Librianto, Sp. OT. (K)
Dr. dr. Arsanto Triwidodo, Sp. OT. (K), MHKes
dr. Widyastuti Srie Utami Sp. OT. (K)
Bagi Anda yang berdomisili di Jakarta Barat dan sekitarnya, segera jadwalkan janji temu dengan dokter kami di Orthopedic Centre RS Pondok Indah - Puri Indah.
dr. Muhammad Nurul Qomaruzzaman, Sp. OT. (K)
Kemudian apabila Anda bertempat tinggal di Bintaro Jaya, jangan ragu untuk membuat janji temu dengan dokter kami di Orthopedic Center RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.