Secara umum, program hamil bisa dibedakan menjadi 2, yakni berbantu dan tidak. Penentuan jenis program hamil perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasangan.
Pada beberapa pasangan, kehadiran buah hati memerlukan waktu, usaha, dan kesabaran yang lebih. Namun nyatanya, keberhasilan hamil alami tidak memang memerlukan perhitungan yang tepat saat berhubungan seksual.
Maka itu, tak sekadar berusaha, setiap pasangan yang mengidamkan kehamilan sepatutnya juga berkenan untuk berkonsultasi dan memeriksakan kesehatan organ reproduksi mereka guna membantu pasangan meningkatkan peluang memiliki anak.
Waktu yang tepat bagi Anda dan pasangan untuk memulai program hamil adalah setelah 1 tahun berhubungan seksual secara teratur, yakni sebanyak 2-3 kali seminggu, selama 12 bulan tanpa alat kontrasepsi, tetapi belum kunjung hamil.
Anda dan pasangan tidak perlu menerapkan syarat di atas jika sudah berusia lebih dari 35 tahun dan ingin memiliki momongan. Konsultasi dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas bisa segera dilakukan setelah mencoba 6 bulan tanpa hasil. Sebab semakin bertambahnya usia, kualitas sel telur dan sperma akan mengalami penurunan, jadi penanganan sedini mungkin sangatlah penting agar Anda dan pasangan tetap bisa mendapatkan momongan.
Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF
Program kehamilan merupakan serangkaian prosedur untuk membantu Anda dan pasangan yang ingin memiliki keturunan. Program ini diawali dengan serangkaian pemeriksaan untuk menilai kondisi organ reproduksi. Dengan demikian, program kehamilan yang nantinya disarankan oleh dokter adalah metode yang sesuai dengan kondisi Anda dan pasangan.
Berikut ini adalah beberapa jenis program kehamilan dengan berbagai tingkat keberhasilannya:
Anda dan pasangan akan disarankan untuk melakukan hubungan intim pada saat yang tepat, atau saat masa ovulasi, yang umumnya terjadi pada hari-14 dalam siklus menstruasi normal. Sebab berhubungan intim saat masa ovulasi dapat membantu meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.
Untuk memprediksi dan memastikan waktu ovulasi, dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan menggunakan USG. Dari pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa ukuran folikel yang berisi sel telur. Selain dengan USG, dokter juga bisa memeriksa kesuburan Anda dengan mengukur kadar hormon melalui tes darah.
Tingkat keberhasilan metode ini di bawah 10 persen. Pasangan yang disarankan melakukan hubungan seksual terjadwal harus memenuhi persyaratan memiliki jumlah sperma dan saluran telur yang sehat, serta jadwal menstruasi yang teratur. Pemberian obat-obatan untuk meningkatkan kesuburan pasangan juga mungkin dilakukan oleh dokter pada program hamil ini.
Baca juga: Ketahui Pentingnya Program Hamil dan Waktu Terbaik Melakukannya
Inseminasi buatan atau intrauterine insemination adalah sebuah program kehamilan di mana sperma dimasukkan secara langsung ke dalam rahim. Program ini diawali dengan induksi ovulasi dan memasukkan sel sperma ke dalam rahim wanita, sehingga proses pembuahan tetap terjadi secara alami di dalam saluran tuba falopi.
Menjalani program hamil dengan IUI memberikan peluang keberhasilan sekitar 15-20 persen. Pasangan suami-istri yang disarankan untuk melakukan metode ini harus memenuhi persyaratan, yakni memiliki jumlah sperma yang bergerak cepat sekitar 5-10 juta dan memiliki saluran telur yang baik.
Program inseminasi dapat dilakukan maksimal sebanyak empat siklus. Apabila belum terjadi kehamilan, maka program hamil yang sebaiknya dilakukan adalah metode bayi tabung.
Bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF) merupakan teknologi program hamil berbantu, di mana sel sperma dan sel telur dipertemukan di luar tubuh wanita.
Metode bayi tabung dilakukan dengan cara menyuntikan satu sel sperma terpilih ke dalam satu sel telur terpilih untuk kemudian bisa membuahi sel telur. Hasil proses pembuahan ini akan dipantau dengan teknologi bayi tabung terkini yaitu timelapse incubator, sehingga didapatkan embrio yang siap ditransfer ke dalam rahim.
Tingkat keberhasilannya mencapai 40-45 persen. Namun, persentase keberhasilan ini dipengaruhi oleh beragam faktor, seperti usia, cadangan sel telur, kualitas sperma, kondisi medis masing-masing pasangan, hingga pilihan klinik fertilitas yang tepat. Untuk meningkatkan keberhasilan program bayi tabung, RS Pondok Indah IVF Centre menawarkan teknologi Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) dan Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection (IMSI).
Baca juga: Menilai Cadangan Ovarium untuk Keberhasilan Program IVF
Sebelum menjalani program ini, Anda dan pasangan disarankan memeriksakan penyebab gangguan kesuburan yang sedang dialami dan mencari solusinya bersama dokter, sehingga peluang terjadinya kehamilan pun semakin besar.
RS Pondok Indah IVF Centre mengadopsi berbagai teknologi medis terdepan untuk metode bayi tabung. Kombinasi dari teknologi medis tersebut, dapat meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung Anda dan pasangan.
Apapun metode program kehamilan yang Anda dan pasangan pilih, sebaiknya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Apabila Anda dan pasangan masih bingung menentukan program kehamilan yang sesuai, RS Pondok Indah IVF Centre menyediakan layanan konsultasi dengan tim dokter spesialis IVF dan fertilitas.
Inseminasi buatan adalah metode memasukkan sperma ke dalam rahim secara langsung menggunakan alat. Proses pembuahan pada metode IUI tetap berjalan secara alami di tuba falopi. Sementara itu, bayi tabung (IVF) melibatkan pengambilan sel telur dan sperma, kemudian pembuahan terjadi di luar tubuh. Embrio yang terbentuk baru nantinya akan dimasukkan ke rahim calon ibu.
Jadi, perbedaan kedua metode ini adalah tempat terjadinya pembuahan. Di mana pada inseminasi buatan, pembuahan tetap terjadi secara alami di dalam rahim. Sedangkan untuk bayi tabung, proses pembuahan terjadi di luar rahim, atau tubuh, dengan teknologi reproduksi berbantu.
Jumlah sperma minimal untuk inseminasi buatan (IUI) biasanya adalah 2-10 juta sperma per mililiter. Bila jumlah sperma kurang dari nilai normal, peluang keberhasilan program hamil bisa tidak maksimal. Sehingga dokter biasanya merekomendasikan untuk melakukan tes sperma sebelum prosedur dilaksanakan.
Jadi, konsultasikan dengan dokter spesialis fertilitas untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi dan saran program hamil terbaik bagi Anda dan pasangan.
Keduanya memiliki kelebihan dan keterbatasan tersendiri, tetapi secara umum, in-vitro fertilization (IVF) memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan IUI. Tidak hanya demikian, IVF juga lebih efektif untuk kasus yang kompleks, seperti sumbatan pada tuba falopi atau kualitas sperma yang kurang maksimal. Oleh sebab itu juga, IVF biasanya dipilih setelah IUI gagal atau pada pasangan dengan masalah kesehatan reproduksi tertentu.
Pasangan suami-istri biasanya disarankan beralih dari IUI ke IVF setelah gagal mendapat kehamilan dengan menjalani 4 siklus IUI.
Peralihan dari IUI ke IVF juga direkomendasikan bagi wanita berusia di atas 35 tahun atau jika ada masalah kesuburan seperti endometriosis, tuba fallopi tersumbat, atau kualitas sperma rendah.
Untuk itu, konsultasikan dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas guna menentukan program hamil terbaik berdasarkan kondisi Anda dan pasangan, termasuk waktu peralihan dari IUI ke IVF.