Bukan Jatuh Cinta, Jantung Berdebar Tak Karuan Bisa Jadi Aritmia!

Friday, 23 August 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kadang terlalu cepat, tetapi tak jarang terlalu lambat. Waspada, bisa jadi aritmia, ini cara penanganan yang tepat.

Bukan Jatuh Cinta, Jantung Berdebar Tak Karuan Bisa Jadi Aritmia!

Pernah merasa jantung berdebar kencang tanpa alasan? Atau sebaliknya, denyutnya terasa sangat lambat dan tidak beraturan? Hati-hati, kondisi ini dapat menjadi tanda gangguan pada irama jantung, yang biasa dikenal juga sebagai aritmia. Namun tenang, belum tentu semua kasus aritmia berbahaya.


Jantung yang sehat memiliki irama detak yang teratur dan stabil, dengan frekuensi antara 60-100 denyutan per menit ketika Anda sedang beristirahat. Fungsi ini dikontrol oleh sel pacemaker alami di dalam jantung yang dikenal sebagai Sinoatrial (SA) Node. Nodus SA menghasilkan impuls listrik secara teratur yang kemudian menyebar sepanjang jaringan jantung dan terletak di serambi kanan jantung.


Jenis-jenis Aritmia

Aritmia dapat menyebabkan jantung berdenyut terlalu lambat (bradikardia), terlalu cepat (takikardia), atau secara tidak teratur. Setiap kondisi ini memiliki potensi untuk mengganggu suplai darah yang cukup ke seluruh tubuh, termasuk ke organ vital seperti otak dan ginjal.


Penyebab aritmia sangat bervariasi. Misalnya, bradikardia yang ekstrem, dengan denyut di bawah 40 per menit, dapat memicu gejala seperti pingsan atau sesak napas, sering kali akibat kondisi degeneratif pada sel pacemaker atau karena cedera yang diakibatkan oleh serangan jantung. Kondisi ini mungkin juga disebabkan oleh infeksi virus atau kelainan bawaan yang mempengaruhi jantung sejak dalam kandungan.


Di sisi lain, takikardia sering disebabkan oleh kelebihan jalur elektrik di jantung, yang dikenal sebagai reentrant circuits, yang dapat memicu denyut jantung yang sangat cepat, kadang-kadang hingga 150–200 denyutan per menit. Hal ini dapat menimbulkan sensasi berdebar dan penurunan tekanan darah yang tiba-tiba, dapat membuat Anda merasa pusing atau bahkan pingsan.


Aritmia yang tidak teratur misalnya fibrilasi atrium, umumnya terjadi karena proses penuaan dan dikaitkan dengan faktor risiko lain seperti hipertensi, sleep apnea, dan diabetes. Gejala yang ditimbulkannya serupa dengan takikardia, di mana Anda mungkin merasakan jantung berdebar tidak teratur dan cepat, yang dapat sangat mengganggu.


Baca juga: Deteksi Dini Kelainan Jantung pada Dewasa Muda



Diagnosis dan Penanganan Aritmia

Dalam diagnosis aritmia, penggunaan teknologi canggih seperti elektrokardiogram (EKG) sangat vital. EKG dapat menunjukkan gangguan ritme jantung dan membantu mengidentifikasi jenis aritmia yang mungkin Anda alami. Selain itu, teknologi pemantauan seperti Holter monitor atau rekam loop implantable juga digunakan untuk mendeteksi irama jantung abnormal selama periode yang lebih lama. Alat ini sangat bermanfaat untuk mendeteksi aritmia yang terjadi secara sporadis. Untuk penanganan, tergantung pada jenis aritmia yang diderita, berbagai intervensi dapat dilakukan.


Misalnya, pada kasus bradikardia yang parah, implantasi pacemaker mungkin diperlukan untuk membantu menjaga irama jantung tetap normal. Pada kasus takikardia, prosedur ablasi dapat dilakukan untuk menghancurkan jaringan yang menyebabkan sirkuit listrik abnormal di jantung. Selain itu, terapi pengobatan juga diperlukan untuk membantu mengendalikan dan memelihara ritme jantung yang sehat.


Baca juga: Apakah Kelainan Otot Jantung Bisa Sembuh? Jenis, Penyebab, dan Penanganannya



Pencegahan Aritmia

Peran gaya hidup sehat tidak boleh diabaikan dalam mencegah dan mengelola aritmia. Aspek-aspek seperti diet yang seimbang, aktivitas fisik yang teratur, dan menghindari konsumsi alkohol serta menghentikan kebiasaan merokok sangat penting dalam menjaga kesehatan jantung.


Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami gejala dan penanganan aritmia, serta menjalankan pola hidup yang mendukung kesehatan jantung Anda. Dengan pengetahuan dan wawasan yang tepat, banyak komplikasi aritmia dapat dihindari, memberikan kualitas hidup yang lebih baik dan lebih lama.