Waspada Diabetes Gestasional yang Mengancam Ibu maupun Janin

Thursday, 10 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Diabetes gestasional adalah kondisi meningkatnya kadar gula darah selama kehamilan akibat tubuh tidak mampu memproduksi cukup insulin untuk mengimbangi perubahan hormon.

Waspada Diabetes Gestasional yang Mengancam Ibu maupun Janin

Ketika hamil, perubahan hormon membuat sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Pada sebagian besar kehamilan, hal ini bukan merupakan suatu masalah, karena ketika tubuh memerlukan insulin tambahan, pankreas akan melepaskan lebih banyak insulin.


Namun, ketika pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada saat kehamilan tersebut, maka kadar gula darah akan naik dan mengakibatkan terjadinya diabetes gestasional.


Apa itu Diabetes Gestasional?

Diabetes gestasional (gestational diabetes) adalah kondisi meningkatnya kadar gula darah ibu selama kehamilan. Kondisi ini disebabkan perubahan hormon yang membuat tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif. Biasanya, diabetes gestasional terjadi pada trimester kedua atau ketiga.


Berbeda dengan jenis penyakit diabetes lainnya, diabetes gestasional biasanya dapat disembuhkan. Dengan diet dan olahraga, ibu bisa saja sembuh dari diabetes gestasional.


Namun, bila kadar gula darah tidak terkontrol, bahkan setelah melahirkan, diabetes gestasional bisa saja berlanjut menjadi diabetes tipe 2.


Baca juga: Pemeriksaan Kehamilan Trimester 1, Apa yang Perlu Diperhatikan?



Penyebab Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional disebabkan oleh perubahan hormon selama kehamilan yang mengganggu kerja insulin, hormon yang mengatur gula darah.


Saat tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengimbangi perubahan ini, kadar gula darah meningkat. Risiko lebih tinggi dialami oleh wanita dengan riwayat keluarga menderita diabetes, kelebihan berat badan, atau pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya.


Baca juga: Berbahayakah Tensi Tinggi Saat Hamil?


Faktor Risiko Diabetes Gestasional

Menurut American Diabetes Association, orang yang termasuk berisiko tinggi dan harus melakukan deteksi dini adalah:


  • Obesitas (dengan nilai BMI lebih dari 30)
  • Mengidap diabetes mellitus
  • Ditemukannya glukosa pada pemeriksaan urine
  • Memiliki keluarga yang menderita diabetes


Beberapa kejadian di bawah ini juga merupakan faktor risiko tinggi untuk terjadinya diabetes gestasional:


  • Riwayat diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
  • Riwayat memiliki bayi besar lebih dari 4 kilogram saat melahirkan
  • Riwayat kejadian janin meninggal saat hamil
  • Riwayat cacat bawaan pada janin
  • Riwayat hipertensi dalam kehamilan
  • Usia di atas 35 tahun saat hamil


Baca juga: Pemeriksaan Kehamilan Tentukan Kualitas Hidup Anak


Gejala Diabetes Gestasional

Kebanyakan diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Akibatnya, kondisi ini sering tidak disadari.


Berikut ini adalah beberapa gejala diabetes gestasional yang sering dikeluhkan:


  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil
  • Lebih sering merasa lapar
  • Mulut kering
  • Mudah lelah dan lemas
  • Penglihatan buram


Beberapa gejala di atas memang mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya. Oleh sebab itu, ibu hamil disarankan rutin memeriksakan kesehatan dan kandungan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Baca juga: Berbagai Jenis Gangguan Sistem Pencernaan pada Ibu Hamil



Diagnosis Diabetes Gestasional

Seperti yang disebutkan di atas, diabetes gestasional biasanya terjadi tanpa gejala spesifik, karena itu ibu hamil akan diperiksa kadar gula darahnya saat usia kehamilan menginjak 24-28 minggu.


Pada kehamilan dengan risiko tinggi seperti adanya keluarga kandung yang mengalami diabetes atau ditemukannya glukosa pada urin, sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar gula darah pada kunjungan pertama ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Barulah setelah itu, dilakukan pemeriksaan kembali saat kehamilan berusia 24-28 minggu. Bila pada pemeriksaan pertama ditemukan kadar gula darah sewaktu yang tinggi, bukan berarti Anda sudah pasti mengalami diabetes. Untuk menegakkan diagnosis, Anda harus menjalani beberapa pemeriksaan tambahan, termasuk menjalani tes toleransi glukosa oral (TTGO).


Baca juga: Kehamilan Trimester 2 dan Berbagai Perubahan yang Dialami Ibu Hamil


Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dan Kadar Gula Darah Ibu Hamil

Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah tes penting yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang mengalami diabetes gestasional. Prosedur ini dilakukan dengan meminum larutan gula, kemudian kadar gula darah akan diukur setelah beberapa jam. Hasil dari tes ini memberikan gambaran tentang bagaimana tubuh mengelola gula darah.


Kadar gula darah yang normal pada ibu hamil berkisar antara 70-100 mg/dL. Jika setelah minum larutan gula kadar gula darah melebihi 140 mg/dL, maka ibu hamil tersebut dianggap memiliki diabetes gestasional.


TTGO biasanya dilakukan pada trimester kedua kehamilan, sekitar minggu ke-24 hingga ke-28. Namun, bagi ibu hamil dengan faktor risiko diabetes gestasional, seperti riwayat keluarga dengan diabetes atau kelebihan berat badan, tes ini dapat dilakukan lebih awal untuk deteksi dini.


Baca juga: Ibu Hamil Harus Makan untuk Dua Orang, Mitos atau Fakta?


Komplikasi Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional yang tidak terkontrol dapat membahayakan ibu dan bayi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi diabetes gestasional yang bisa saja muncul.


Pada Ibu

Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional tidak terkontrol, dapat mengalami komplikasi berupa:


  • Preeklampsia (peningkatan tekanan darah dalam kehamilan)
  • Polihidramnion (volume air ketuban terlalu banyak)
  • Peningkatan risiko operasi caesar akibat makrosomia (janin yang terlalu besar sehingga menyulitkan Anda untuk bersalin secara normal)


Tidak hanya demikian, segera setelah melahirkan bayi besar, ibu biasanya akan mengalami kadar gula darah rendah yang drastis (hipoglikemia). Sebab tubuh Anda tetap memproduksi insulin tambahan yang diperlukan selama kehamilan. Padahal, bayi sudah dilahirkan. Kondisi inilah yang juga harus diwaspadai.


Hal ini juga meningkatkan risiko diabetes gestasional yang dialami berlanjut bahkan setelah persalinan dan menyebabkan ibu menderita diabetes tipe 2.


Pada Bayi

Tidak terkendalinya kadar gula darah pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi pada bayi sebagai berikut:


  • Janin berisiko tinggi mengalami gangguan pernapasan hingga lambatnya pematangan paru
  • Meningkatnya risiko kuning (jaundice) pada bayi baru lahir meningkat
  • Risiko bayi lahir prematur
  • Risiko polisitemia (peningkatan jumlah sel darah merah) dan hipokalsemia yang dapat mempengaruhi irama jantung janin
  • Risiko kejadian bayi lahir mati juga meningkat. Biasanya terjadi pada bulan-bulan akhir kehamilan.


Baca juga: Kehamilan dengan Plasenta Previa


Pengobatan Diabetes Gestasional

Penanganan diabetes gestasional bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan. Lakukan pengecekan kadar glukosa secara rutin dan kendalikan kadar gula darah dalam batasan yang normal, dengan cara:


  • Menerapkan pola makan sehat, yang bergizi seimbang dan mengandung cukup protein, lemak, karbohidrat, serta asupan vitamin dan mineral, dengan mengonsumsi biji-bijian, buah-buahan, serta sayur
  • Menghindari konsumsi makanan dengan kadar gula berlebihan seperti soda dan cokelat
  • Menerapkan gaya hidup sehat dengan olahraga teratur dapat mempertahankan kadar gula darah tetap normal. Lakukanlah olahraga, seperti jalan pagi atau berenang, selama kurang lebih 30 menit sehari untuk hasil yang maksimal
  • Obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah dan mengendalikan kadar gula darah tetap normal


Baca juga: Perlukah Induksi Persalinan untuk Mempercepat Proses Melahirkan?


Pencegahan Diabetes Gestasional

Sayangnya, diabetes gestasional tetap dapat terjadi pada ibu hamil yang tidak memiliki riwayat diabetes. Penyebab pasti kondisi ini belum bisa diketahui secara pasti, tetapi berikut ini adalah beberapa cara untuk menurunkan risiko terjadinya diabetes gestasional:


  • Mengelola berat badan sehat sebelum dan selama kehamilan
  • Mengikuti diet yang seimbang
  • Mengonsumsi makanan yang kaya serat dan protein
  • Menghindari makanan yang tinggi gula dan lemak
  • Olahraga secara teratur
  • Menghindari stres berlebih


Selain itu, ibu hamil juga wajib memeriksakan kehamilannya secara rutin dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Sebab, dokter akan memeriksa kesehatan ibu dengan melakukan beberapa tes skrining, dan memantau tumbuh kembang janin, mencegah potensi terjadinya hal-hal yang berpotensi menyulitkan kehamilan dan persalinan.



FAQ


Gula Darah Ibu Hamil Normalnya Berapa?

Kadar glukosa atau gula darah normal untuk ibu hamil berkisar antara 70-100 mg/dL saat puasa dan di bawah 140 mg/dL dua jam setelah makan. Menjaga kadar gula darah selama kehamilan sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti diabetes gestasional.


Apakah Diabetes Gestasional Bisa Sembuh Total?

Diabetes gestasional bisa saja sembuh total setelah melahirkan apabila ibu hamil dengan diabetes mendapatkan penanganan yang tepat dan kadar gula darah terkontrol. Namun, kontrol pasca-pesalinan tetap penting, karena wanita yang terkena diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di masa depan.


Apakah Saya akan Tetap Menyandang Diabetes Gestasional Setelah Melahirkan?

Anda berpotensi menderita diabetes setelah melahirkan bayi apabila kondisi diabetes gestasional pada kehamilan tidak dikelola dengan baik. Sepertiga dari wanita penderita diabetes gestasional, setelah melahirkan dapat mengalami kadar gula darah yang tetap tinggi. Jadi, perlu dilakukan pemeriksaan kadar gula darah 6-12 minggu setelah persalinan.


Apakah Diabetes Gestasional Berbahaya?

Diabetes gestasional adalah kondisi yang berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan bayi, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir berlebih, bahkan preeklamsia. Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk mengikuti gaya hidup sehat dan rutin kontrol kehamilan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Apakah Diabetes Gestasional Bertambah Parah Pada Minggu Ke-32?

Pada minggu ke-32 kehamilan, diabetes gestasional bisa bertambah parah karena tubuh memproduksi lebih banyak hormon plasenta yang meningkatkan resistensi insulin. Akibatnya, kadar gula darah semakin sulit dikendalikan.


Memasuki trimester ketiga, wanita dengan diabetes gestasional biasanya perlu dipantau secara ketat oleh dokter kebidanan dan kandungan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi hingga persalinan.

Terdapat banyak kondisi yang harus diwaspadai sepanjang kehamilan, salah satunya adalah diabetes gestasional. Oleh sebab itu, ibu wajib kontrol rutin kehamilan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Untuk Anda yang mengalami diabetes gestasional, dokter kandungan di RS Pondok Indah akan memberikan penanganan yang komprehensif. Selain itu, RS Pondok Indah memiliki fasilitas medis terbaik dengan pelayanan medis bermutu yang berorientasi pada kesehatan ibu dan bayi. Sehingga momen bertemu dengan buah hati lebih optimal.