Deviasi Septum Nasal: Kenali Gejala hingga Pengobatannya

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 30 June 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Deviasi septum nasal bisa menjadi penyebab utama sering susah bernapas lewat hidung, terutama di satu sisi. Bila diabaikan, kondisi ini bisa memicu sinus berulang.

Deviasi Septum Nasal: Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Deviasi septum nasal cukup umum terjadi, tetapi tidak semua orang menyadarinya. Kondisi ini dapat memengaruhi aliran udara di hidung dan membuat seseorang lebih rentan mengalami infeksi saluran napas atas.


Dalam beberapa kasus, deviasi septum juga dapat memperburuk kondisi, seperti alergi atau sinusitis kronis. Bahkan, bisa berdampak pada kualitas tidur karena gangguan pernapasan saat malam hari. Simak penjelasan gejala hingga pengobatan deviasi septum di sini!


Apa Itu Deviasi Septum Nasal?

Deviasi septum adalah kondisi ketika dinding pemisah antara dua lubang hidung (septum nasal) bergeser dari posisi seharusnya yaitu di tengah. Akibatnya, salah satu rongga hidung menyempit, bahkan hidung mengalami perubahan bentuk.


Kondisi ini dapat terjadi sejak lahir atau sebagai akibat cedera pada tulang hidung. Meskipun sebagian besar orang memiliki deviasi ringan yang tidak menimbulkan keluhan, deviasi yang lebih berat dapat menghalangi proses masuknya udara, bahkan proses pernapasan.


Baca juga: Seputar Pilek, Inilah yang Perlu Anda Ketahui



Gejala Deviasi Septum Nasal

Gejala deviasi septum bisa tidak disadari pada awalnya, terutama jika penyimpangannya ringan. Namun, jika sudah cukup parah, beberapa keluhan berikut bisa mulai terasa, bahkan mengganggu aktivitas, meliputi:


  • Sulit bernapas lewat salah satu sisi hidung
  • Hidung tersumbat terus-menerus, meski tidak sedang pilek
  • Mimisan yang terjadi berulang
  • Rasa nyeri atau tekanan maupun terasa berat di wajah
  • Bunyi napas saat tidur, seperti mendengkur
  • Kualitas tidur yang menurun atau sering terbangun di malam hari
  • Kelainan bentuk hidung, bisa terlihat bengkok atau tidak simetris


Baca juga: Jangan Abaikan Sinusitis! Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya


Penyebab Deviasi Septum Nasal

Penyebab deviasi septum hidung adalah bawaan sejak lahir atau sebagai akibat dari cedera. Cedera pada hidung yang menyebabkan pergeseran septum bisa terjadi karena benturan saat olahraga, kecelakaan, atau trauma lainnya. Dalam beberapa kasus, deviasi juga bisa muncul akibat cedera saat proses persalinan bayi.


Faktor Risiko Deviasi Septum Nasal

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami deviasi septum, seperti riwayat keluarga (faktor genetik) dan cedera pada hidung yang mungkin tidak disadari sebelumnya.


Baca juga: Mendengkur Bukan Berarti Tidur Pulas Melainkan Sumbatan Jalan Napas


Kapan Harus ke Dokter?

Deviasi septum nasal tidak selalu membutuhkan penanganan medis. Namun, kondisi ini perlu ditangani jika gejalanya mulai mengganggu aktivitas sehari-hari atau menurunkan kualitas hidup.


Segera konsultasikan ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorok bedah kepala dan leher di RS Pondok Indah jika mengalami:


  • Kesulitan bernapas yang menetap, terutama hanya di satu sisi hidung
  • Hidung tersumbat terus-menerus tanpa sebab jelas
  • Mimisan yang terjadi berulang
  • Gangguan tidur akibat sesak napas atau mendengkur
  • Nyeri di wajah yang tidak membaik


Pemeriksaan lebih awal dapat membantu menentukan tingkat keparahan deviasi dan pilihan penanganan yang paling sesuai.


Baca juga: Penanganan Sinusitis: Functional Endoscopic Sinus Surgery



Diagnosis Deviasi Septum Nasal

Untuk memastikan adanya deviasi septum, dokter spesialis THT akan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan alat khusus, seperti spekulum hidung dan endoskopi. Pemeriksaan ini bertujuan melihat posisi septum dan seberapa besar penyimpangannya.


Jika diperlukan, dokter juga bisa meminta pemeriksaan penunjang, seperti CT scan, terutama bila deviasi disertai keluhan sinusitis kronis atau gangguan struktur lainnya. Hasil diagnosis akan menjadi dasar dalam menentukan apakah kondisi ini perlu diobati dengan rawat jalan atau melalui tindakan medis lebih lanjut.


Baca juga: Si Kecil Kerap Mendengkur? Kenali Bahaya Mendengkur pada Anak


Penanganan Deviasi Septum Nasal

Penanganan deviasi septum disesuaikan dengan tingkat keparahan dan gejala yang dirasakan. Bila gejalanya ringan, pengobatan bisa dilakukan tanpa operasi. Namun, jika keluhan sudah berat dan menetap, tindakan bedah mungkin dibutuhkan.


1. Peresepan obat-obatan

Pada kasus deviasi septum ringan, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk meredakan gejala, termasuk:


  • Obat dekongestan untuk mengurangi pembengkakan pada pembuluh darah di saluran hidung
  • Antihistamin untuk meredakan gejala bersin maupun hidung meler
  • Obat semprot hidung kortikosteroid untuk mengurangi peradangan sekaligus meredakan pembengkakan


2. Operasi

Operasi merupakan metode pengobatan utama untuk deviasi septum hidung, terutama untuk kasus yang cukup parah dan gejala tidak kunjung membaik meski sudah diresepkan obat-obatan. Dokter mungkin menyarankan septoplasty, yaitu prosedur pembedahan untuk meluruskan septum. Tindakan ini dilakukan oleh dokter spesialis THT dan biasanya memerlukan anestesi umum atau lokal.


Setelah operasi, sebagian besar pasien merasakan peningkatan signifikan dalam kualitas napas dan tidur. Pemulihan umumnya berlangsung cukup lama, bisa mencapai 6 bulan atau lebih. Namun, prosedur ini memiliki efek samping, meliputi perdarahan, sakit kepala, pembengkakan di sekitar mata, atau penurunan sensitivitas penciuman.


Pada beberapa kasus, operasi untuk memperbaiki deviasi septum dapat dilakukan bersamaan dengan rhinoplasty, yaitu prosedur untuk membentuk ulang hidung. Rhinoplasty melibatkan perubahan tulang dan tulang rawan hidung untuk memperbaiki bentuk, ukuran, atau keduanya.


Baca juga: Apakah Deviasi Septum Bisa Sembuh? Ini yang Perlu Diketahui


Komplikasi Deviasi Septum

Jika tidak ditangani, deviasi septum nasal dapat menimbulkan beberapa komplikasi, terutama bila gejalanya cukup berat atau berlangsung lama. Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:


  • Infeksi sinus berulang 
  • Gangguan tidur, seperti sleep apnea 
  • Mimisan kronis akibat iritasi pada permukaan dalam hidung
  • Mulut kering (xerostomia), karena sering bernapas melalui mulut


Pencegahan Deviasi Septum

Deviasi septum yang bersifat bawaan memang tidak bisa dicegah. Meski begitu, menjaga keamanan dan menghindari risiko cedera bisa membantu menurunkan kemungkinan terjadinya deviasi septum di kemudian hari. Berikut langkah yang bisa dilakukan:


  • Gunakan pelindung wajah saat berolahraga yang melibatkan kontak fisik
  • Awasi aktivitas anak kecil agar tidak mengalami trauma hidung yang tidak disadari
  • Gunakan sabuk pengaman saat berkendara untuk mencegah cedera wajah saat kecelakaan


Mengingat deviasi septum bisa disebabkan oleh benturan, penting untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas maupun berkendara. Jika Anda merasa bagian tengah hidung tampak miring, atau sering mengalami gangguan pernapasan yang berlangsung lama, jangan abaikan.


Segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat. Anda akan ditangani oleh dokter yang berpengalaman dan kompeten, dengan fasilitas medis berteknologi terkini untuk memastikan diagnosis serta penanganan dilakukan secara optimal.


Baca juga: Jadwal Dokter Spesialis THT Jakarta dan Tangerang



FAQ


Apakah Septum yang Menyimpang Itu Serius?

Septum nasal yang menyimpang bisa menjadi masalah serius, tergantung tingkat keparahannya. Jika deviasi septum masih ringan, kondisi ini mungkin tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, jika sudah parah, kondisi ini menyebabkan kesulitan bernapas, infeksi sinus berulang, dan gangguan tidur.


Bagaimana Anda Tahu Jika Septum Hidung Anda Bengkok?

Tanda septum menyimpang atau bengkok meliputi:


  • Kesulitan bernapas lewat salah satu sisi hidung
  • Hidung tersumbat terus-menerus, meski tidak sedang pilek
  • Rasa nyeri atau tekanan maupun terasa berat di wajah
  • Bunyi napas saat tidur, seperti mendengkur
  • Kualitas tidur yang menurun atau sering terbangun di malam hari


Bila mengalami kondisi ini, Anda perlu menjalani pemeriksaan oleh dokter spesialis THT untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.


Bisakah Septum yang Menyimpang Diperbaiki?

Septum yang menyimpang bisa diperbaiki melalui prosedur operasi yang disebut septoplasty. Operasi ini bertujuan meluruskan septum dan memperbaiki aliran udara.


Apakah Memperbaiki Septum yang Menyimpang Dapat Meningkatkan Kualitas Tidur?

Jika penyimpangan septum hidung sudah menyebabkan kesulitan bernapas saat tidur, maka memperbaikinya dapat membantu meningkatkan kualitas tidur Anda. Dengan memperbaiki septum yang menyimpang, aliran udara melalui hidung dapat ditingkatkan, sehingga mengurangi dengkuran dan membantu Anda tidur lebih pulas.



Referensi:

  1. Wu, Y., Yu, T., et al. The benefits of septoplasty for patients with deviated nasal septum and allergic rhinitis: a meta-analysis. Scientific Reports. 2024. (https://www.nature.com/articles/s41598-024-80377-3). Diakses pada 11 Juni 2025.
  2. Kurnia, E., Widyasari, F., et al. The Characteristics of Deviated Nasal Septum Patients and Computed Tomography Findings at Dr. Mohammad Hoesin General Hospital Palembang. Biomedical Journal of Indonesia. 2023. (https://bji-fk.ejournal.unsri.ac.id/index.php/bji/article/view/142). Diakses pada 11 Juni 2025.
  3. John Hopkins Medicine. Deviated Septum. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/deviated-septum). Diakes pada 11 Juni 2025.
  4. Cleveland Clinic. Deviated Septum. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16924-deviated-septum#diagnosis-and-tests). Direvisi terakhir 3 Juli 2023. Diakses pada 11 Juni 2025.
  5. Mayo Clinic. Deviated Septum. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/deviated-septum/symptoms-causes/syc-20351710#complications). Direvisi terakhir 15 April 2025. Diakses pada 11 Juni 2025.