Jangan Sepelekan Dermatitis Seboroik, Ketahui Gejala hingga Penanganannya!

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 10 July 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Dermatitis seboroik bukan hanya sekadar ketombe. Kondisi ini biasanya menyebabkan ruam merah, bersisik, dan berminyak di kulit kepala, wajah, dan lipatan tubuh.

Jangan Sepelekan Dermatitis Seboroik, Ketahui Gejala hingga Penanganannya!

Dermatitis seboroik adalah peradangan kronis yang ditandai dengan gejala kulit meradang, gatal, kering, bersisik, dan kemerahan. Umumnya, gangguan kulit ini lebih sering menyerang kulit kepala dan menyebabkan munculnya serpihan putih seperti ketombe.


Meski begitu, dermatitis seboroik juga bisa terjadi pada kulit area mana saja, antara lain dada, punggung, dan wajah. Kondisi ini bukanlah penyakit menular. Namun, dermatitis seboroik bisa menimbulkan rasa gatal yang membuat penderitanya tidak nyaman. 


Oleh sebab itu, Anda perlu mendapatkan pengobatan yang tepat agar keluhan dermatitis seboroik bisa mereda. 


Apa Itu Dermatitis Seboroik?

Dermatitis seboroik adalah peradangan kronis pada kulit yang menyebabkan kulit jadi gatal, kemerahan, bersisik, dan kering. Dermatitis seboroik bisa terjadi pada kulit area mana saja. Namun, kondisi ini sering terjadi di kulit kepala dan kerap kali dianggap sebagai ketombe.


Alasannya karena gangguan kulit ini bisa menyebabkan kulit kepala mengelupas seperti serpihan ketombe. Padahal, dermatitis seboroik dan ketombe bukanlah hal yang sama ya dan penanganannya pun berbeda. 


Penyebab pasti dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur Malassezia akibat meningkatnya produksi minyak di kulit.


Dermatitis seboroik bukanlah penyakit kulit menular. Namun, kondisi ini perlu mendapatkan penanganan dari dokter spesialis kulit dan kelamin karena dermatitis seboroik menimbulkan rasa gatal yang dapat menimbulkan ketidaknyaman bagi penderitanya serta menurunkan kepercayaan dirinya.


Baca juga: Dermatitis Atopik, Kenali Lebih Jauh Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya



Gejala Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik bisa dialami oleh siapa saja. Pada bayi, dermatitis seboroik disebut dengan cradle cap, yakni kondisi yang ditandai dengan munculnya kerak dan pengelupasan di kulit kepala.


Sementara pada orang dewasa, dermatitis seboroik ditandai dengan gejala berikut ini:


  • Kulit mengelupas seperti ketombe pada kulit kepala, alis, janggut, dan kumis
  • Kulit meradang yang tampak kemerahan dan gatal
  • Muncul ruam kulit
  • Kulit kering dan bersisik


Dermatitis seboroik memang bukanlah penyakit kulit menular. Namun, gejala kondisi ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderitanya. Jadi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin jika Anda mengalami gejala-gejala di atas!


Penyebab Dermatitis Seboroik

Penyebab pasti dermatitis seboroik belum diketahui hingga saat ini. Namun, kondisi ini umumnya muncul ketika pertumbuhan jamur Malassezia di kulit tidak terkendali.


Baca juga: Alergi ke Dokter Apa?


Faktor Risiko Dermatitis Seboroik

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang menyebabkan timbulnya gangguan kulit dermatitis seboroik, yaitu:


  • Stres yang tidak terkelola dengan baik
  • Kelelahan
  • Memiliki daya tubuh yang lemah atau menderita gangguan sistem imun, seperti mengidap HIV/AIDS maupun penderita diabetes
  • Gangguan mental atau saraf, seperti depresi atau penyakit Parkinson
  • Perubahan cuaca ekstrem, seperti cuaca kering dan cuaca dingin
  • Sedang dalam masa pemulihan kondisi medis tertentu, seperti stroke, serangan jantung, atau baru menjalani transplantasi organ


Baca juga: Dermatitis Kontak, Penyebab Kulit Gatal Setelah Terpapar dengan Suatu Pemicu


Kapan Harus ke Dokter?

Dermatitis seboroik memang tidak menular dan relatif tidak berbahaya, tetapi tidak bisa diabaikan. Sebab jika tidak ditangani dengan tepat, dermatitis seboroik dapat menyebabkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan, pada beberapa kasus yang parah, dermatitis seboroik dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi bakteri atau jamur sekunder, jika digaruk berlebihan.


Jadi, Anda harus segera ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika mengalami:


  • Gejala yang sangat mengganggu, bahkan menghambat kegiatan sehari-hari
  • Gejala semakin parah
  • Kurang tidur
  • Gejala yang dialami menimbulkan kecemasan dan membuat malu
  • Kulit terinfeksi


Dengan pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin, dokter bisa meredakan gejala dermatitis seboroik yang Anda alami serta mencegah terjadinya kerusakan permanen pada kulit.


Baca juga: Mengenal Psoriasis, Si Penyebab Gatal dan Pengganggu Penampilan



Diagnosis Dermatitis Seboroik

Saat Anda menjalani pemeriksaan, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang Anda alami serta riwayat kesehatan pribadi dan keluarga.


Selanjutnya, dokter akan memeriksa kondisi kulit Anda secara langsung untuk mengetahui gejala yang terlihat. 


Jika dibutuhkan atau dokter mencurigai penyakit lain yang memicu gejala, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti biopsi pada serpihan kulit yang mengelupas untuk menegakkan diagnosis.


Baca juga: Cari Jadwal Dokter Kulit & Kelamin Jakarta dan Tangerang


Pengobatan Dermatitis Seboroik pada Bayi dan Orang Dewasa

Penanganan dermatitis seboroik pada bayi dan orang dewasa umumnya berbeda. Sebab pada bayi, dermatitis seboroik umumnya dapat sembuh seiring bertambahnya usia bayi, yakni ketika ia berusia 6 hingga 12 bulan. Sebaliknya, dermatitis seboroik pada orang dewasa umumnya bersifat kronis dan sulit disembuhkan secara total. Sehingga pengobatan dari dokter sangat diperlukan untuk meredakan keluhan.


Penanganan Dermatitis Seboroik pada Orang Dewasa

Pada dasarnya, pengobatan dermatitis seboroik pada orang dewasa bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah perburukan.


Secara umum, berikut ini adalah beberapa pengobatan dermatitis seboroik yang akan diberikan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin, yaitu:


  • Peresepan obat-obatan antijamur berupa gel, krim, dan losion, untuk mengatasi keluhan di kulit
  • Peresepan sampo antijamur, untuk mengatasi keluhan di kulit kepala
  • Peresepan obat kortikosteroid topikal (krim atau salep), untuk mengurangi keluhan kemerahan dan gatal di permukaan kulit
  • Peresepan obat antijamur oral, untuk membantu pengobatan dari dalam jika gejala dermatitis seboroik yang dialami oleh pasien cukup berat 


Penanganan Dermatitis Seboroik pada Bayi (Cradle Cap)

Di sisi lain, bayi yang mengalami dermatitis seboroik (cradle cap) sering kali tidak membutuhkan pengobatan medis seperti orang dewasa. 


Namun, dokter akan menganjurkan beberapa hal ini untuk menghilangkan kerak di kepala yang membandel, yaitu:


  • Cuci rambut bayi dengan sampo khusus bayi berbahan lembut
  • Jika kerak tidak kunjung menghilang, dokter akan menganjurkan penggunaan sampo antijamur, seperti ketoconazole
  • Dokter dapat meresepkan obat salep yang mengandung kortikosteroid untuk mengatasi kerak di kulit kepala bayi yang membandel


Baca juga: Seputar Kanker Kulit, Gejala hingga Pencegahannya


Komplikasi Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik bukanlah penyakit menular. Namun, rasa gatal yang muncul bisa membuat Anda sulit berhenti menggaruk area kulit yang terkena. Garukan yang dilakukan terus-menerus berisiko menyebabkan kulit terluka.


Selain itu, dermatitis seboroik yang tidak kunjung diobati dengan tepat oleh dokter bisa menimbulkan komplikasi, antara lain:


  • Penipisan kulit
  • Pembuluh darah di bawah kulit melebar akibat penggunaan obat steroid dalam jangka panjang
  • Infeksi berkembang semakin parah dan menyebar
  • Kebotakan
  • Rambut rontok
  • Percaya diri berkurang
  • Stres


Baca juga: Psoriasis Kulit Kepala, Kenali Gejala dan Pengobatannya


Pencegahan Dermatitis Seboroik

Pada dasarnya, dermatitis seboroik tidak bisa dicegah. Sebab kondisi ini merupakan penyakit kulit kronis dan biasanya berulang. Namun, tenang saja, Anda bisa mengurangi risiko kekambuhan penyakit ini dengan beberapa tips berikut ini:


  • Hindari produk perawatan rambut dan kulit yang mengandung alkohol
  • Hindari penggunaan produk perawatan yang dapat merusak rambut dan memicu timbulnya dermatitis seboroik, seperti hair spray
  • Gunakan pelembap dan produk perawatan yang sesuai jenis kulit
  • Kelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan yoga atau meditasi
  • Istirahat yang cukup agar daya tahan tubuh kuat dalam melawan kuman penyebab penyakit
  • Hindari terpapar sinar matahari terlalu lama pada siang hari


Dermatitis seboroik bukan penyakit menular, tetapi gejala yang muncul bisa menimbulkan ketidaknyamanan bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.


Oleh sebab itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan pemeriksaan dari dokter berpengalaman, keluhan dermatitis seboroik yang Anda alami bisa berangsur mereda sehingga bisa kembali melakukan kegiatan dengan penuh percaya diri.


Baca juga: Vitiligo, Penyebab Bercak Putih Kulit yang Sering Disalahartikan



FAQ


Apa Penyebab Dermatitis Seboroik pada Bayi?

Penyebab utama dermatitis seboroik pada bayi (cradle cap) belum diketahui pasti, tetapi diduga terkait dengan faktor hormonal, pertumbuhan jamur Malassezia pada kulit, dan respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Dermatitis seboroik pada bayi biasanya tidak berbahaya dan bisa membaik seiring bayi bertambah usia.


Meskipun demikian, Anda tetap harus mewaspadai perkembangan kondisi ini. Bila dermatitis seboroik mulai menyebar ke bagian tubuh lain, jangan ragu untuk membawa si Kecil ke dokter spesialis anak untuk pemeriksaan dan penanganan lanjutan.


Apakah Dermatitis Seboroik Bisa Hilang?

Dermatitis seboroik bisa hilang atau membaik dengan pengobatan yang tepat. Namun, kondisi ini cenderung bersifat kronis, sehingga bisa kambuh. Meskipun tidak selalu sembuh total, dermatitis seboroik dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perawatan kulit yang baik agar gejala tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.


Apa Pantangan Dermatitis Seboroik?

Pantangan bagi penderita dermatitis seboroik mencakup:


  • Menggaruk area yang terdampak
  • Mengelupas kulit yang terdampak secara paksa
  • Stres berlebihan
  • Cuaca ekstrem, terutama cuaca yang dingin dan kering
  • Penggunaan produk perawatan kulit dan rambut yang mengandung bahan keras atau iritatif


Apa Bedanya Dermatitis Seboroik dan Ketombe?

Perbedaan dermatitis seboroik dan ketombe terletak pada gejala yang dialami penderitanya. Dermatitis seboroik adalah kondisi inflamasi kulit yang sering muncul di area berminyak seperti kulit kepala, wajah, dan badan, menyebabkan kemerahan dan sisik. Sedangkan ketombe adalah gejala berupa sisik putih atau kuning di kulit kepala tanpa peradangan hebat. Jadi, dapat dikatakan bahwa ketombe merupakan kondisi yang lebih ringan.


Dermatitis Seboroik Apakah Boleh Digaruk?

Area kulit yang terdampak dermatitis seboroik tidak boleh digaruk. Sebab menggaruk dapat memperparah iritasi, menyebabkan luka, bahkan infeksi. Sebaiknya, biarkan kulit sembuh dan gunakan produk yang direkomendasikan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mengurangi rasa gatal dan inflamasi.




Referensi:

  1. Piacentini, Francesca, et al. Seborrheic dermatitis: exploring the complex interplay with Malassezia. International Journal of Molecular Sciences, 2025. (https://www.mdpi.com/1422-0067/26/6/2650). Diakses pada 9 Juli 2025.
  2. Dall'oglio, Federica, et al. An overview of the diagnosis and management of seborrheic dermatitis. Clinical, cosmetic and investigational dermatology, 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9365318/). Diakses pada 9 Juli 2025.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dermatitis Seboroik. (https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/lingkungan-sehat-dan-aman-untuk-anak/dermatitis-seboroik). Direvisi terakhir. Diakses pada 9 Juli 2025.
  4. Cleveland Clinic. Seborrheic Dermatitis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14403-seborrheic-dermatitis). Direvisi terakhir. Diakses pada 9 Juli 2025.
  5. Cleveland Clinic. Cradle Cap. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15786-cradle-cap-seborrheic-dermatitis-in-infants#management-and-treatment). Direvisi terakhir 10 Agustus 2023. Diakses pada 9 Juli 2025.
  6. Mayo Clinic. Cradle Cap. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cradle-cap/diagnosis-treatment/drc-20350400). Direvisi terakhir 30 April 2025. Diakses pada 9 Juli 2025.
  7. Mayo Clinic. Seborrheic dermatitis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seborrheic-dermatitis/symptoms-causes/syc-20352710). Direvisi terakhir 19 Juli 2024. Diakses pada 9 Juli 2025.