By Tim RS Pondok Indah
Dermatitis seboroik bukan hanya sekadar ketombe. Kondisi ini biasanya menyebabkan ruam merah, bersisik, dan berminyak di kulit kepala, wajah, dan lipatan tubuh.
Dermatitis seboroik adalah peradangan kronis yang ditandai dengan gejala kulit meradang, gatal, kering, bersisik, dan kemerahan. Umumnya, gangguan kulit ini lebih sering menyerang kulit kepala dan menyebabkan munculnya serpihan putih seperti ketombe.
Meski begitu, dermatitis seboroik juga bisa terjadi pada kulit area mana saja, antara lain dada, punggung, dan wajah. Kondisi ini bukanlah penyakit menular. Namun, dermatitis seboroik bisa menimbulkan rasa gatal yang membuat penderitanya tidak nyaman.
Oleh sebab itu, Anda perlu mendapatkan pengobatan yang tepat agar keluhan dermatitis seboroik bisa mereda.
Dermatitis seboroik adalah peradangan kronis pada kulit yang menyebabkan kulit jadi gatal, kemerahan, bersisik, dan kering. Dermatitis seboroik bisa terjadi pada kulit area mana saja. Namun, kondisi ini sering terjadi di kulit kepala dan kerap kali dianggap sebagai ketombe.
Alasannya karena gangguan kulit ini bisa menyebabkan kulit kepala mengelupas seperti serpihan ketombe. Padahal, dermatitis seboroik dan ketombe bukanlah hal yang sama ya dan penanganannya pun berbeda.
Penyebab pasti dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur Malassezia akibat meningkatnya produksi minyak di kulit.
Dermatitis seboroik bukanlah penyakit kulit menular. Namun, kondisi ini perlu mendapatkan penanganan dari dokter spesialis kulit dan kelamin karena dermatitis seboroik menimbulkan rasa gatal yang dapat menimbulkan ketidaknyaman bagi penderitanya serta menurunkan kepercayaan dirinya.
Baca juga: Dermatitis Atopik, Kenali Lebih Jauh Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Dermatitis seboroik bisa dialami oleh siapa saja. Pada bayi, dermatitis seboroik disebut dengan cradle cap, yakni kondisi yang ditandai dengan munculnya kerak dan pengelupasan di kulit kepala.
Sementara pada orang dewasa, dermatitis seboroik ditandai dengan gejala berikut ini:
Dermatitis seboroik memang bukanlah penyakit kulit menular. Namun, gejala kondisi ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderitanya. Jadi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin jika Anda mengalami gejala-gejala di atas!
Penyebab pasti dermatitis seboroik belum diketahui hingga saat ini. Namun, kondisi ini umumnya muncul ketika pertumbuhan jamur Malassezia di kulit tidak terkendali.
Baca juga: Alergi ke Dokter Apa?
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang menyebabkan timbulnya gangguan kulit dermatitis seboroik, yaitu:
Baca juga: Dermatitis Kontak, Penyebab Kulit Gatal Setelah Terpapar dengan Suatu Pemicu
Dermatitis seboroik memang tidak menular dan relatif tidak berbahaya, tetapi tidak bisa diabaikan. Sebab jika tidak ditangani dengan tepat, dermatitis seboroik dapat menyebabkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan, pada beberapa kasus yang parah, dermatitis seboroik dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi bakteri atau jamur sekunder, jika digaruk berlebihan.
Jadi, Anda harus segera ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika mengalami:
Dengan pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin, dokter bisa meredakan gejala dermatitis seboroik yang Anda alami serta mencegah terjadinya kerusakan permanen pada kulit.
Baca juga: Mengenal Psoriasis, Si Penyebab Gatal dan Pengganggu Penampilan
Saat Anda menjalani pemeriksaan, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang Anda alami serta riwayat kesehatan pribadi dan keluarga.
Selanjutnya, dokter akan memeriksa kondisi kulit Anda secara langsung untuk mengetahui gejala yang terlihat.
Jika dibutuhkan atau dokter mencurigai penyakit lain yang memicu gejala, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti biopsi pada serpihan kulit yang mengelupas untuk menegakkan diagnosis.
Baca juga: Cari Jadwal Dokter Kulit & Kelamin Jakarta dan Tangerang
Penanganan dermatitis seboroik pada bayi dan orang dewasa umumnya berbeda. Sebab pada bayi, dermatitis seboroik umumnya dapat sembuh seiring bertambahnya usia bayi, yakni ketika ia berusia 6 hingga 12 bulan. Sebaliknya, dermatitis seboroik pada orang dewasa umumnya bersifat kronis dan sulit disembuhkan secara total. Sehingga pengobatan dari dokter sangat diperlukan untuk meredakan keluhan.
Pada dasarnya, pengobatan dermatitis seboroik pada orang dewasa bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah perburukan.
Secara umum, berikut ini adalah beberapa pengobatan dermatitis seboroik yang akan diberikan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin, yaitu:
Di sisi lain, bayi yang mengalami dermatitis seboroik (cradle cap) sering kali tidak membutuhkan pengobatan medis seperti orang dewasa.
Namun, dokter akan menganjurkan beberapa hal ini untuk menghilangkan kerak di kepala yang membandel, yaitu:
Baca juga: Seputar Kanker Kulit, Gejala hingga Pencegahannya
Dermatitis seboroik bukanlah penyakit menular. Namun, rasa gatal yang muncul bisa membuat Anda sulit berhenti menggaruk area kulit yang terkena. Garukan yang dilakukan terus-menerus berisiko menyebabkan kulit terluka.
Selain itu, dermatitis seboroik yang tidak kunjung diobati dengan tepat oleh dokter bisa menimbulkan komplikasi, antara lain:
Baca juga: Psoriasis Kulit Kepala, Kenali Gejala dan Pengobatannya
Pada dasarnya, dermatitis seboroik tidak bisa dicegah. Sebab kondisi ini merupakan penyakit kulit kronis dan biasanya berulang. Namun, tenang saja, Anda bisa mengurangi risiko kekambuhan penyakit ini dengan beberapa tips berikut ini:
Dermatitis seboroik bukan penyakit menular, tetapi gejala yang muncul bisa menimbulkan ketidaknyamanan bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Oleh sebab itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan pemeriksaan dari dokter berpengalaman, keluhan dermatitis seboroik yang Anda alami bisa berangsur mereda sehingga bisa kembali melakukan kegiatan dengan penuh percaya diri.
Baca juga: Vitiligo, Penyebab Bercak Putih Kulit yang Sering Disalahartikan
Penyebab utama dermatitis seboroik pada bayi (cradle cap) belum diketahui pasti, tetapi diduga terkait dengan faktor hormonal, pertumbuhan jamur Malassezia pada kulit, dan respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Dermatitis seboroik pada bayi biasanya tidak berbahaya dan bisa membaik seiring bayi bertambah usia.
Meskipun demikian, Anda tetap harus mewaspadai perkembangan kondisi ini. Bila dermatitis seboroik mulai menyebar ke bagian tubuh lain, jangan ragu untuk membawa si Kecil ke dokter spesialis anak untuk pemeriksaan dan penanganan lanjutan.
Dermatitis seboroik bisa hilang atau membaik dengan pengobatan yang tepat. Namun, kondisi ini cenderung bersifat kronis, sehingga bisa kambuh. Meskipun tidak selalu sembuh total, dermatitis seboroik dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perawatan kulit yang baik agar gejala tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pantangan bagi penderita dermatitis seboroik mencakup:
Perbedaan dermatitis seboroik dan ketombe terletak pada gejala yang dialami penderitanya. Dermatitis seboroik adalah kondisi inflamasi kulit yang sering muncul di area berminyak seperti kulit kepala, wajah, dan badan, menyebabkan kemerahan dan sisik. Sedangkan ketombe adalah gejala berupa sisik putih atau kuning di kulit kepala tanpa peradangan hebat. Jadi, dapat dikatakan bahwa ketombe merupakan kondisi yang lebih ringan.
Area kulit yang terdampak dermatitis seboroik tidak boleh digaruk. Sebab menggaruk dapat memperparah iritasi, menyebabkan luka, bahkan infeksi. Sebaiknya, biarkan kulit sembuh dan gunakan produk yang direkomendasikan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mengurangi rasa gatal dan inflamasi.
Referensi: