By Tim RS Pondok Indah
Penyebab ASI tidak lancar meliputi stres, kurangnya frekuensi menyusui, posisi menyusui yang salah, dehidrasi, dan asupan nutrisi ibu yang kurang.
Memberikan asupan makan terbaik bagi anak merupakan upaya setiap orang tua. ASI merupakan makanan paling ideal bagi bayi dalam 6 bulan pertama kehidupannya. Namun, proses menyusui tidak selalu berjalan lancar. Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh ibu ketika menjalani proses ini, salah satunya adalah ASI tidak lancar.
Kurangnya produksi ASI tentu membuat ibu khawatir, karena kondisi ini bisa saja memengaruhi tumbuh kembang si kecil. Padahal sebenarnya produksi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan si kecil, seiring dengan pertambahan usianya. Namun, memang produksi ASI bisa saja terganggu karena beberapa faktor, salah satunya stres. Jadi, semakin stres seorang ibu saat menyusui, produksi ASI bisa makin terganggu.
Baca juga: Nutrisi Ibu Menyusui untuk ASI yang Berlimpah dan Berkualitas
Produksi ASI yang tidak sesuai dengan harapan kerap memicu perasaan bersalah, gagal, bahkan membuat ibu merasa frustasi. Tidak jarang ibu bertanya-tanya, kenapa ASI tidak lancar? Padahal kondisi ini mungkin saja masih tergolong normal, karena pada kebanyakan wanita, produksi ASI setelah melahirkan memang masih sedikit dan baru akan meningkat 2-3 hari kemudian. ASI yang diproduksi pada hari awal ini dikenal dengan kolostrum.
Namun, memang pada sebagian ibu menyusui bisa terjadi delayed onset of lactation atau ASI telat keluar. Kondisi ini bisa menyebabkan stres, yang menjadi pemicu kegagalan ASI eksklusif. Selain stres, berikut ini adalah beberapa penyebab ASI tidak lancar:
Faktor internal mencakup beberapa kondisi yang berasal dari dalam tubuh ibu atau terkait dengan kesehatan ibu:
Di sisi lain, faktor eksternal mencakup kondisi yang berasal dari luar tubuh ibu:
Baca juga: Informasi Menyusui Bayi Baru Lahir yang Perlu Diketahui
Meski tidak selalu mudah, bukan berarti Anda tidak bisa meningkatkan produksi ASI. Memang penanganan paling tepat adalah dengan penanganan langsung dari dokter spesialis anak, sesuai dengan kondisi Anda dan kebutuhan anak. Namun, sebelum berkonsultasi dengan dokter, Anda bisa mengupayakan beberapa tips berikut untuk memperbanyak produksi ASI secara mandiri:
Makanan yang bergizi seimbang, terutama makanan pelancar ASI, sangat penting untuk produksi ASI. Selain dari makanan, memastikan asupan cairan harian telah terpenuhi juga penting dalam produksi ASI.
Posisi mulut bayi saat mengisap puting payudara sangat penting. Sebab bila posisi pelekatan ini tidak sesuai, rangsangan yang dikirimkan ke otak untuk memproduksi ASI maupun proses pengeluaran ASI tidak bisa terjadi dengan maksimal, sehingga membuat ASI tidak lancar.
Proses menyusui dan produksi ASI sangat dipengaruhi dengan posisi yang nyaman, baik untuk ibu maupun bayi. Meningkatkan kontak langsung antara kulit ibu dan bayi juga akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang akan meningkatkan produksi ASI.
Penting untuk menjaga jadwal menyusui yang sering setiap 2-3 jam untuk memastikan pasokan ASI yang melimpah. Semakin sering menyusui, produksi ASI akan makin meningkat, karena prinsip prosuksi ASI adalah sesuai dengan kebutuhan bayi.
Cobalah untuk meningkatkan frekuensi menyusui setiap 2-3 jam atau sebanyak 8-16 kali sehari, dengan menggunakan kedua payudara secara bergantian.
Menjaga kesehatan tubuh juga akan menjaga kualitas ASI yang Anda produksi. Agar ASI dapat mendukung tumbuh kembang si kecil, Anda diharapkan tidak merokok, tidak minum alkohol, istirahat cukup, dan melakukan pengelolaan stres dengan bijak.
Selain itu, penting juga bagi ibu untuk menjaga berat badan yang sehat selama menyusui dan menghindari diet ekstrem untuk memastikan produksi ASI yang baik.
Baca juga: Inisiasi Menyusu Dini Demi Suksesnya ASI Eksklusif
Pijat laktasi merupakan terapi yang dilakukan dengan memijat beberapa bagian tubuh, termasuk payudara, tengkuk, punggung, bahu, dan pinggang, untuk meningkatkan hormon oksitosin, sehingga produksi ASI bisa meningkat.
Pijat payudara, yang merupakan salah satu pijat laktasi, akan menghasilkan ASI yang tinggi kandungan lemak (hindmilk) sebagai tanda ASI berkualitas, sehingga bayi lebih cepat gemuk dan kenyang lebih lama.
Hindari memberikan susu formula, karena akan membuat bayi menjadi kenyang dan tidak mau menyusu. Selain itu, penggunaan dot untuk memberikan susu formula juga bisa membuat bayi mengalami bingung puting dan tidak bisa menyusu dengan optimal.
Anda bisa berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk meningkatkan produksi ASI. Umumnya ada beberapa gerakan pijat payudara yang bisa dilakukan, seperti butterfly stroke, wing stroke, gerakan spiral, gerakan mengayuh, maupun gerakan menggaruk.
Berikut ini adalah cara memijat payudara agar ASI lancar yang bisa Anda lakukan:
Saat memijat payudara, ASI bisa saja keluar dengan sendirinya, bahkan dalam jumlah yang cukup banyak. Jadi, Anda sebaiknya segera membersihkannya menggunakan air hangat, lalu dilanjutkan dengan memompa ASI atau menyusui anak secara langsung.
Bila Anda masih bingung atau ragu, jangan segan untuk meminta bantuan konselor laktasi dalam melakukan pijat payudara secara mandiri. Dokter juga akan memberikan arahan terkait kiat-kiat menyusui dengan efektif dan berkualitas. Jika memang diperlukan konsumsi suplemen untuk menyusui, konselor laktasi bisa menyarankan konsultasi dengan dokter spesialis anak.
RS Pondok Indah sebagai rumah sakit yang mendukung program ASI eksklusif telah dilengkapi dengan klinik laktasi yang didukung oleh dokter berpengalaman untuk mendukung proses menyusui. Jadi, Anda bisa memberikan nutrisi paling optimal dalam masa awal kehidupan buah hati dengan maksimal dan berkualitas, tanpa khawatir dengan ASI tidak lancar maupun kendala menyusui yang lain.
Referensi: