Mengetahui Penyebab ASI Tidak Lancar dan Cara Mengatasinya

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 31 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penyebab ASI tidak lancar meliputi stres, kurangnya frekuensi menyusui, posisi menyusui yang salah, dehidrasi, dan asupan nutrisi ibu yang kurang.

Mengetahui Penyebab ASI Tidak Lancar dan Cara Mengatasinya

Memberikan asupan makan terbaik bagi anak merupakan upaya setiap orang tua. ASI merupakan makanan paling ideal bagi bayi dalam 6 bulan pertama kehidupannya. Namun, proses menyusui tidak selalu berjalan lancar. Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh ibu ketika menjalani proses ini, salah satunya adalah ASI tidak lancar.


Apa itu ASI Tidak Lancar?

Kurangnya produksi ASI tentu membuat ibu khawatir, karena kondisi ini bisa saja memengaruhi tumbuh kembang si kecil. Padahal sebenarnya produksi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan si kecil, seiring dengan pertambahan usianya. Namun, memang produksi ASI bisa saja terganggu karena beberapa faktor, salah satunya stres. Jadi, semakin stres seorang ibu saat menyusui, produksi ASI bisa makin terganggu.


Baca juga: Nutrisi Ibu Menyusui untuk ASI yang Berlimpah dan Berkualitas



Penyebab ASI tidak Lancar

Produksi ASI yang tidak sesuai dengan harapan kerap memicu perasaan bersalah, gagal, bahkan membuat ibu merasa frustasi. Tidak jarang ibu bertanya-tanya, kenapa ASI tidak lancar? Padahal kondisi ini mungkin saja masih tergolong normal, karena pada kebanyakan wanita, produksi ASI setelah melahirkan memang masih sedikit dan baru akan meningkat 2-3 hari kemudian. ASI yang diproduksi pada hari awal ini dikenal dengan kolostrum. 


Namun, memang pada sebagian ibu menyusui bisa terjadi delayed onset of lactation atau ASI telat keluar. Kondisi ini bisa menyebabkan stres, yang menjadi pemicu kegagalan ASI eksklusif. Selain stres, berikut ini adalah beberapa penyebab ASI tidak lancar:


Faktor Internal

Faktor internal mencakup beberapa kondisi yang berasal dari dalam tubuh ibu atau terkait dengan kesehatan ibu:

  • Persalinan pertama, umumnya memerlukan waktu lebih lama bagi tubuh ibu untuk beradaptasi, termasuk dengan proses produksi ASI, serta cara menyusui yang tepat untuk bayi.
  • Persalinan panjang disertai dengan penyulit membutuhkan energi lebih, sehingga ketersediaan enegeri untuk produksi ASI berkurang.
  • Perdarahan hebat saat persalinan, yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan dan mengirimkan refleks pada otak yang dapat menurunkan produksi ASI.
  • Persalinan prematur, menyebabkan produksi ASI dari tubuh ibu belum maksimal, karena memang seharusnya bayi belum dilahirkan dan ASI dikeluarkan dari tubuh ibu. Selain itu, persalinan prematur juga membuat ibu stres dan khawatir sehingga terjadi gangguan produksi ASI.
  • Persalinan caesar, bisa saja menyebabkan penurunan produksi ASI karena adanya stres fisik dan psikis. Selain itu, proses operasi memerlukan lebih banyak energi untuk tubuh memulihkan diri, sehingga mengganggu suplai ASI.
  • Kondisi medis ibu, termasuk diabetes, tiroid, PCOS, obesitas, dan kanker payudara, akan menyebabkan terganggunya kadar hormon dan menurunkan produksi ASI.
  • Efek samping obat-obatan yang dikonsumsi ibu, termasuk pil kontrasepsi atau obat yang mengandung hormonal, obat flu dan obat alergi, dapat memengaruhi keseimbangan hormon yang berujung pada terganggunya produksi ASI.


Faktor Eksternal

Di sisi lain, faktor eksternal mencakup kondisi yang berasal dari luar tubuh ibu:

  • Telat atau tidak melakukan inisiasi menyusui dini, akan menghambat produksi ASI dan menunda munculnya refleks menyusu bayi serta keterampilannya untuk menyusu
  • Bayi sulit menyusu, bisa karena bingung puting karena penggunaan dot, maupun adanya kelainan anatomi yang dialami bayi, seperti tongue tie.
  • Frekuensi menyusui kurang, karena pemberian susu formula, bisa saja menyebabkan produksi ASI berkurang karena proses pengosongan tidak berjalan lancar.
  • Stres dan kecemasan akan produksi ASI yang tidak mencukupi, serta memiliki sugesti bahwa suplai ASI kurang akan makin menurunkan produksi makanan utama bayi ini
  • Asupan nutrisi ibu menyusui tidak sesuai, akan membuat tubuh tidak dapat memproduksi cukup ASI bagi bayi


Baca juga: Informasi Menyusui Bayi Baru Lahir yang Perlu Diketahui


Upaya Menangani ASI tidak Lancar

Meski tidak selalu mudah, bukan berarti Anda tidak bisa meningkatkan produksi ASI. Memang penanganan paling tepat adalah dengan penanganan langsung dari dokter spesialis anak, sesuai dengan kondisi Anda dan kebutuhan anak. Namun, sebelum berkonsultasi dengan dokter, Anda bisa mengupayakan beberapa tips berikut untuk memperbanyak produksi ASI secara mandiri:


1. Memastikan nutrisi untuk ibu menyusui telah terpenuhi

Makanan yang bergizi seimbang, terutama makanan pelancar ASI, sangat penting untuk produksi ASI. Selain dari makanan, memastikan asupan cairan harian telah terpenuhi juga penting dalam produksi ASI.


2. Memeriksa dan memperbaiki perlekatan bayi

Posisi mulut bayi saat mengisap puting payudara sangat penting. Sebab bila posisi pelekatan ini tidak sesuai, rangsangan yang dikirimkan ke otak untuk memproduksi ASI maupun proses pengeluaran ASI tidak bisa terjadi dengan maksimal, sehingga membuat ASI tidak lancar.


3. Mengubah posisi menyusui

Proses menyusui dan produksi ASI sangat dipengaruhi dengan posisi yang nyaman, baik untuk ibu maupun bayi. Meningkatkan kontak langsung antara kulit ibu dan bayi juga akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang akan meningkatkan produksi ASI.


4. Menyusui sesering mungkin

Penting untuk menjaga jadwal menyusui yang sering setiap 2-3 jam untuk memastikan pasokan ASI yang melimpah. Semakin sering menyusui, produksi ASI akan makin meningkat, karena prinsip prosuksi ASI adalah sesuai dengan kebutuhan bayi.


Cobalah untuk meningkatkan frekuensi menyusui setiap 2-3 jam atau sebanyak 8-16 kali sehari, dengan menggunakan kedua payudara secara bergantian.


5. Menerapkan pola hidup sehat

Menjaga kesehatan tubuh juga akan menjaga kualitas ASI yang Anda produksi. Agar ASI dapat mendukung tumbuh kembang si kecil, Anda diharapkan tidak merokok, tidak minum alkohol, istirahat cukup, dan melakukan pengelolaan stres dengan bijak.


Selain itu, penting juga bagi ibu untuk menjaga berat badan yang sehat selama menyusui dan menghindari diet ekstrem untuk memastikan produksi ASI yang baik.


Baca juga: Inisiasi Menyusu Dini Demi Suksesnya ASI Eksklusif


6. Melakukan pijat laktasi

Pijat laktasi merupakan terapi yang dilakukan dengan memijat beberapa bagian tubuh, termasuk payudara, tengkuk, punggung, bahu, dan pinggang, untuk meningkatkan hormon oksitosin, sehingga produksi ASI bisa meningkat. 


Pijat payudara, yang merupakan salah satu pijat laktasi, akan menghasilkan ASI yang tinggi kandungan lemak (hindmilk) sebagai tanda ASI berkualitas, sehingga bayi lebih cepat gemuk dan kenyang lebih lama. 


7. Menghindari pemberian susu formula

Hindari memberikan susu formula, karena akan membuat bayi menjadi kenyang dan tidak mau menyusu. Selain itu, penggunaan dot untuk memberikan susu formula juga bisa membuat bayi mengalami bingung puting dan tidak bisa menyusu dengan optimal.



Cara Memijat Payudara untuk Melancarkan Produksi ASI

Anda bisa berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk meningkatkan produksi ASI. Umumnya ada beberapa gerakan pijat payudara yang bisa dilakukan, seperti butterfly stroke, wing stroke, gerakan spiral, gerakan mengayuh, maupun gerakan menggaruk.


Berikut ini adalah cara memijat payudara agar ASI lancar yang bisa Anda lakukan:

  • Pastikan untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah memijat payudara. 
  • Sebelum memijat payudara, kompreslah menggunakan kain yang telah dibasahi dengan air hangat untuk memperlancar peredaran darah dan memaksimalkan hasil pijatan.
  • Tuangkan minyak esensial maupun minyak nabati, agar proses memijat lebih nyaman dan tidak melukai payudara.
  • Letakkan telapak tangan kanan di bawah payudara kanan (untuk menopang), sedangkan 3 jari kiri berada pada bagian atas payudara kanan.
  • Mulailah memijat payudara kanan menggunakan jari kiri, dengan gerakan spiral memutar, mulai dari pangkal payudara menuju puting.
  • Ulangi gerakan sebanyak 15-20 kali dan lakukan pula pada sisi payudara kiri.


Saat memijat payudara, ASI bisa saja keluar dengan sendirinya, bahkan dalam jumlah yang cukup banyak. Jadi, Anda sebaiknya segera membersihkannya menggunakan air hangat, lalu dilanjutkan dengan memompa ASI atau menyusui anak secara langsung.


Bila Anda masih bingung atau ragu, jangan segan untuk meminta bantuan konselor laktasi dalam melakukan pijat payudara secara mandiri. Dokter juga akan memberikan arahan terkait kiat-kiat menyusui dengan efektif dan berkualitas. Jika memang diperlukan konsumsi suplemen untuk menyusui, konselor laktasi bisa menyarankan konsultasi dengan dokter spesialis anak


RS Pondok Indah sebagai rumah sakit yang mendukung program ASI eksklusif telah dilengkapi dengan klinik laktasi yang didukung oleh dokter berpengalaman untuk mendukung proses menyusui. Jadi, Anda bisa memberikan nutrisi paling optimal dalam masa awal kehidupan buah hati dengan maksimal dan berkualitas, tanpa khawatir dengan ASI tidak lancar maupun kendala menyusui yang lain.


Referensi:

  1. Choi WR, Kim YS, et al,. A randomized controlled trial of pectoralis major myofascial release massage for breastfeeding mothers: breast pain, engorgement, and newborns’ breast milk intake and sleeping patterns. Korean Journal of Women Health Nursing. 2023. (https://synapse.koreamed.org/articles/1516083719). Diakses pada 7 Agustus 2024.
  2. MOC C. A new policy update on breastfeeding: what all clinicians need to know. Cleveland Clinic journal of medicine. 2023. (https://www.ccjm.org/content/ccjom/90/8/469.full.pdf). Diakses pada 7 Agustus 2024.
  3. Ulya R, Panduragan SL, et al,. The Effect of Lactation Massage Combination and Postpartum Breast Care Aged One to Three Days on the Experience of Adequate Breastfeeding. Malaysian Journal of Medicine & Health Sciences. 2023. (https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2023100415552934_2023-0093.pdf). Diakses pada 7 Agustus 2024.
  4. Nuampa S, Payakkaraung S. Effectiveness of different massage techniques for breastfeeding mothers to increase milk production: A systematic review. Pacific Rim International Journal of Nursing Research. 2021. (https://he02.tci-thaijo.org/index.php/PRIJNR/article/view/241405/168350). Diakses pada 7 Agustus 2024.
  5. Ayo Sehat-Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Cara Melakukan Pijat Payudara Untuk Memperlancar ASI. (https://ayosehat.kemkes.go.id/cara-melakukan-pijat-payudara-untuk-memperlancar-asi). Direvisi terakhir 14 Maret 2019. Diakses pada 7 Agustus 2024.
  6. United Nations’ organization for children Parenting. 5 common breastfeeding problems. (https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/5-common-breastfeeding-problems). Diakses pada 7 Agustus 2024.
  7. Cleveland Clinic. Looking for Foods To Increase Your Milk Supply? Think Big Picture. (https://health.clevelandclinic.org/foods-to-increase-milk-supply). Direvisi terakhir 27 November 2023. Diakses pada 7 Agustus 2024.
  8. Healthy Children by American Academy of Pediatrics. Low Breast Milk Supply: 5 Steps That Can Help. (https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/breastfeeding/Pages/low-breast-milk-supply.aspx). Direvisi terakhir 31 Mei 2022. Diakses pada 7 Agustus 2024.
  9. Stanford Medicine Children’s Health. Low Milk Production. (https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=low-milk-production-90-P02888). Diakses pada 7 Agustus 2024.