Mengenal Penyakit Jantung Koroner: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 26 August 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penyakit jantung koroner adalah penumpukan plak pada pembuluh darah koroner. Cari tahu apakah jantung koroner bisa sembuh dan bagaimana cara menanganinya.

Mengenal Penyakit Jantung Koroner: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penyakit jantung koroner atau coronary heart disease bisa membahayakan nyawa. Namun, pemeriksaan rutin bisa mendeteksi dan mencegah keparahan kondisi ini. Selain itu, penanganan yang tepat dan segera juga meningkatkan keberhasilan pengobatan serta mempercepat pemulihan. Mengetahui informasi penting tentang jantung koroner menjadi langkah awal untuk menjaga diri Anda maupun orang yang Anda kasihi.


Sama seperti organ lain dalam tubuh, jantung juga mendapatkan pasokan nutrisi dan oksigen melalui darah, yang disalurkan melalui pembuluh darah. Di jantung, pembuluh darah ini dikenal dengan pembuluh darah koroner. 


Sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah koroner akan menyebabkan terganggunya aliran darah dari dan ke jantung, yang dikenal dengan jantung koroner (yang sebenarnya adalah penyakit jantung koroner). Bila dibiarkan dan sumbatan makin parah, jantung koroner bahkan bisa berujung sebagai serangan jantung.


Apa Itu Penyakit Jantung Koroner?

Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang diakibatkan penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri koroner. Pembuluh darah arteri koroner sendiri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah pembawa sari makanan dan oksigen yang dibutuhkan otot jantung agar tetap berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.


Gejala Penyakit Jantung Koroner

Penyebab penyakit jantung koroner adalah penumpukan plak atau lemak yang terjadi pada pembuluh darah koroner. Penumpukan ini paling sering disebabkan oleh proses aterosklerosis. Proses penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah ini terjadi secara perlahan dalam waktu yang lama.


Jadi gejala jantung koroner biasa baru akan dirasakan setelah sumbatan yang sangat parah.  


Gejala penyakit jantung koroner tidak selalu sama pada setiap orang, tetapi secara umum dikeluhkan sebagai:


  1. Nyeri dada (angina)
  2. Sesak napas
  3. Nyeri dada bisa saja terasa menjalar hingga ke rahang, pundak, dan bahu kiri
  4. Mual 
  5. Keringat dingin
  6. Terasa melayang-layang seperti akan pingsan
  7. Lemas


Jika Anda merasakan salah satu dari beberapa gejala penyakit jantung koroner di atas, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Tidak perlu menunggu sampai gejala mengganggu aktivitas, penanganan awal dari dokter yang dilakukan setelah pemeriksaan akan membebaskan Anda dari keluhan tersebut.


Baca juga: Siaga Satu Serangan Jantung!



Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Beberapa keadaan atau penyakit merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner meliputi:


  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • Kadar kolesterol darah tinggi
  • Kebiasaan merokok
  • Diabetes melitus (kencing manis)
  • Kegemukan (obesitas)
  • Genetik (faktor keturunan keluarga)
  • Kurang olahraga
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Stress


Komplikasi Penyakit Jantung Koroner

Jantung koroner yang tidak ditangani dengan tepat akan membuat otot jantung melemah. Komplikasi dari kondisi ini meliputi:


  • Hipertensi pulmonal
  • Kardiomiopati
  • Gagal jantung
  • Gangguan irama jantung (aritmia)


Baca juga: Ring Jantung: Prosedur Cara Pemasangan dan Risikonya


Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Mengingat pentingnya penanganan yang tepat dan cepat untuk kasus jantung koroner, Anda sebaiknya segera ke IGD terdekat bila merasakan keluhan yang menyerupai gejala penyakit jantung koroner. Dengan begitu, dokter dapat memeriksa dan memastikan kondisi Anda.


Pengobatan jantung koroner yang diberikan dokter bisa berupa pemberian obat maupun operasi, tergantung dari respon tubuh, kondisi kesehatan dan keparahannya.

Beberapa obat yang diberikan bertujuan untuk menjaga kesehatan jantung serta mengendalikan risiko terjadinya jantung koroner, termasuk: 


  • Pengencer darah (antikoagulan), seperti warfarin
  • Antipenggumpalan (anticlotting), seperti aspirin
  • Penurun tekanan darah (antihipertensi) yang juga dapat melebarkan pembuluh darah (vasodilator) dan menurunkan denyut jantung, seperti beta-bloker, ACE-inhibitor, nitrogliserin, antagonis kalsium 
  • Penurun kadar kolesterol, seperti obat dari golongan statin maupun inhibitor proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 (PCSK9)
  • Obat untuk menurunkan kadar gula, termasuk metformin
  • Obat yang digunakan untuk menunjang penurunan berat badan, seperti orlistat dan liraglutide


Baca juga: Ring Peredam Jantung Koroner


Bila pemberian obat tidak mampu mencegah terjadinya jantung koroner, atau sumbatan sangat parah, dokter akan menyarankan operasi sebagai upaya pengobatan jantung koroner. Beberapa operasi untuk pengobatan jantung koroner, seperti:


  • Percutaneous coronary intervention (PCI), termasuk pemasangan ring jantung
  • Coronary artery bypass grafting (CABG), atau yang lebih dikenal dengan operasi bypass jantung
  • Transmyocardial laser revascularization, dengan menembakkan sinar laser ke pembuluh darah yang tersumbat 
  • Operasi bariatrik untuk pasien jantung koroner yang menderita obesitas parah


Baca juga: Perkembangan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner



Cara Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Mengetahui kondisi ini tidak bisa disembuhkan, melakukan upaya pencegahan jantung koroner perlu dilakukan sedini mungkin. Tidak hanya oleh mereka yang memiliki faktor risiko terjadinya kondisi ini, sebaiknya upaya pencegahan dilakukan oleh semua orang. Beberapa upaya tersebut meliputi:


  • Tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
  • Menerapkan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh
  • Pertahankan berat badan sehat
  • Mengendalikan tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar gula darah
  • Rutin berolahraga
  • Mengelola stres
  • Cukup istirahat, terutama waktu tidur malam 


Baca juga: Kateterisasi Jantung: Cara Kerja dan Prosedur


Selain dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi obat dari dokter, kontrol rutin sesuai dengan arahan dokter juga perlu dilakukan. Meski tidak ada keluhan, pemeriksaan secara menyeluruh yang dilakukan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dapat menjadi langkah deteksi awal. RS Pondok Indah dilengkapi dengan Cardiac, Brain, & Vascular Intervention Centre yang bertujuan untuk mendeteksi dan menangani berbagai permasalahan pembuluh darah jantung dan otak.


Anda juga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif dengan Executive Health Check Up di RS Pondok Indah! Tidak usah menunggu ada keluhan, pemeriksaan ini bisa saja Anda lakukan kapan pun, terlebih bila memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner.


FAQ Penyakit Jantung Koroner


Apakah Penyakit Jantung Koroner Bisa Sembuh?

Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang tidak bisa sembuh. Artinya, sumbatan dan kerusakan yang ditimbulkannya tidak bisa dikembalikan seperti sebelumnya. Semua perawatan penyakit jantung koroner yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan kesehatan jantung semaksimal mungkin dan mencegah terjadinya perburukan kondisi maupun komplikasi, termasuk serangan jantung berulang bahkan henti jantung. 


Bagaimana Ciri-ciri Orang yang Menderita Penyakit Jantung Koroner?

Ciri-ciri penderita penyakit jantung koroner meliputi nyeri dada atau angina, terutama saat beraktivitas fisik atau stres, yang terasa seperti tekanan atau rasa terbakar di dada. Gejala lain termasuk sesak napas, kelelahan yang tidak wajar, detak jantung tidak teratur, dan dalam beberapa kasus, pusing atau mual. Jika gejala-gejala ini muncul, segera cari pertolongan medis, karena penyakit ini bisa menyebabkan serangan jantung.


Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Kita Memiliki Penyakit Jantung Koroner? 

Anda dapat melakukan pemeriksaan medis seperti elektrokardiogram (EKG), tes stres jantung, ekokardiogram, atau angiografi koroner. Dokter juga akan menilai gejala, riwayat kesehatan, dan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan riwayat keluarga. Jika ada gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan berlebihan, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis lebih lanjut.


Referensi:

  1. Liang F, Wang Y. Coronary heart disease and atrial fibrillation: a vicious cycle. American Journal of Physiology-Heart and Circulatory Physiology. 2021. (https://www.ahajournals.org/doi/epub/10.1161/ATVBAHA.120.313608). Diakses pada 6 Mei 2024.
  2. American Heart Association. Coronary Artery Disease - Coronary Heart Disease. (https://www.heart.org/en/health-topics/consumer-healthcare/what-is-cardiovascular-disease/coronary-artery-disease). Direvisi terakhir 20 Januari 2024. Diakses pada 6 Mei 2024.
  3. National Heart, Lung, and Blood Institute. Coronary Heart Disease. What Is Coronary Heart Disease? (https://www.nhlbi.nih.gov/health/coronary-heart-disease). Direvisi terakhir 20 Desember 2023. Diakses pada 6 Mei 2024.
  4. Cleveland Clinic. Coronary Artery Disease (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16898-coronary-artery-disease). Direvisi terakhir 13 Oktober 2023. Diakses pada 6 Mei 2024.
  5. Mayo Clinic. Coronary Artery Disease. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613). Direvisi terakhir 25 Mei 2022. Diakses pada 6 Mei 2024.
  6. WebMD. What Is Coronary Artery Disease? (https://www.webmd.com/heart-disease/coronary-artery-disease). Direvisi terakhir 5 Juni 2022. Diakses pada 6 Mei 2024.