Jenis-jenis vitamin yang dibutuhkan anak antara lain vitamin A, C, D, E dan Seng (Zinc). Bagaimana pemberian vitamin yang tepat? Simak di sini.
Vitamin dan mineral adalah mikronutrien, yaitu nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun memiliki fungsi yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Vitamin adalah zat organik yang diproduksi oleh makhluk hidup, yaitu tumbuhan dan hewan, misalnya betakaroten yang terkandung di dalam wortel dan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh setelah dikonsumsi.
Di sisi lain, mineral adalah zat anorganik yang ditemukan di bumi atau di dalam tanah. Mineral ini kemudian diserap oleh tanaman. Karenanya, manusia umumnya mendapatkan mineral melalui konsumsi sayur-sayuran. Selain itu, mineral juga dapat diperoleh dari konsumsi produk hewani yang memakan tumbuhan tertentu.
Selain berperan dalam proses tumbuh kembang anak, vitamin dan mineral juga berperan dalam menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin dan mineral yang diketahui memiliki manfaat ini antara lain:
Vitamin A berperan untuk menjaga kesehatan selaput lendir yang melapisi saluran pencernaan dan pernapasan. Selaput lendir ini memiliki peran yang penting dalam sistem imun karena merupakan salah satu mekanisme pertahanan pertama tubuh terhadap bakteri dan virus.
Vitamin C dan E memiliki fungsi antioksidan yang dapat mendukung kesehatan sistem imun tubuh.
Vitamin D dan Seng (Zinc) dapat mendukung produksi sel-sel imun baru dan respons imun yang baik.
Saat ini, Asosiasi Dokter Spesialis Anak di Amerika atau American Academy of Pediatrics (AAP) masih tidak merekomendasikan pemberian suplementasi vitamin dan mineral untuk anak berusia di atas 1 tahun yang sehat, memiliki tumbuh kembang yang baik, dan mengonsumsi makanan yang seimbang dan beragam. Hal ini karena selain kalsium, anak umumnya memerlukan mikronutrien dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa.
Oleh sebab itu, rekomendasi kebutuhan harian untuk mikronutrien tersebut pada anak umumnya sudah terpenuhi dari pola makan harian yang seimbang dan beragam yang dikonsumsi anak. Terlebih lagi saat ini sudah banyak makanan, seperti produk sereal, makanan ringan, roti, dan susu yang difortifikasi vitamin A, D, dan seng.
Berdasarkan studi tahun 2014, pada anak yang berusia 2–8 tahun, sekitar 45 persen anak memperoleh jumlah seng yang melebihi rekomendasi harian, dan 13 persen anak memperoleh jumlah vitamin A yang melebihi rekomendasi kebutuhan harian hanya dari makanan yang dikonsumsi mereka sehari-hari.
Suplementasi vitamin dan mineral akan diperlukan pada kondisi ketika anak tidak dapat memenuhi rekomendasi kebutuhan vitamin hariannya, seperti:
Apabila si kecil memiliki karakteristik seperti yang disebutkan di atas dan mengonsumsi suplemen, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk menghindari pemberian vitamin dan mineral yang berlebihan, yaitu:
Secara umum, suplementasi vitamin yang berlebihan berbahaya bagi ginjal anak. Vitamin dan mineral yang berlebih akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga vitamin dan mineral yang berlebih tersebut hanya akan meningkatkan beban kerja ginjal serta dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Apabila tidak dihentikan, kedua kondisi ini dapat menurunkan fungsi ginjal yang berujung pada gagal ginjal. Risiko gangguan ginjal ini terutama sangat tinggi pada anak yang masih kecil.
Selain itu, beberapa vitamin/mineral juga memiliki rentang dosis terapeutik yang sempit, artinya jika diberikan lebih dari dosis tersebut, vitamin/mineral tersebut dapat menjadi racun. Karenanya, suplementasi vitamin/mineral pada anak sebaiknya hanya diberikan jika memang diperlukan dan diberikan sesuai dosis harian yang dianjurkan oleh dokter.
Jadi, lebih berhati-hati ya jika Anda ingin memberikan si kecil suplemen vitamin/mineral. Cermati dulu kondisi si kecil dan jangan lupa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau dokter spesialis anak konsultan nefrologi terkait kebutuhan suplemen untuk si kecil.
Vitamin yang dianjurkan untuk anak 1 tahun meliputi vitamin D, A, C, dan zat besi. Sumber makanannya antara lain susu, ikan, telur, sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Vitamin untuk anak 2 tahun meliputi vitamin D, A, C, dan kalsium. Sumbernya bisa dari susu, yogurt, keju, ikan, wortel, bayam, jeruk, dan brokoli.
Anak-anak biasanya mulai minum vitamin ketika asupan makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan nutrisi penting, terutama saat mereka susah makan. Biasanya dimulai usia 6 bulan dengan suplemen vitamin D, sesuai anjuran dokter.