Vitamin Tambahan untuk Si Kecil, Perlukah?

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Memberikan vitamin dan mineral melalui suplemen untuk anak biasanya dilakukan oleh orangtua untuk menjaga imunitas tubuh si kecil, apalagi di masa pandemi seperti ini

Vitamin Tambahan untuk Si Kecil, Perlukah?

Namun, ternyata tidak semua anak dapat mengonsumsi suplemen. Yuk, cermati bagaimana konsumsi suplemen yang aman untuk si kecil. 

Vitamin dan mineral adalah mikronutrien, yaitu nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun memiliki fungsi yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Vitamin adalah zat organik yang diproduksi oleh makhluk hidup, yaitu tumbuhan dan hewan, misalnya betakaroten yang terkandung di dalam wortel dan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh setelah dikonsumsi. Di sisi lain, mineral adalah zat anorganik yang ditemukan di bumi atau di dalam tanah. Mineral ini kemudian diserap oleh tanaman. Karenanya, manusia umumnya mendapatkan mineral melalui konsumsi sayur-sayuran. Selain itu, mineral juga dapat diperoleh dari konsumsi produk hewani yang memakan tumbuhan tertentu.  

Vitamin dan mineral yang dapat meningkatkan fungsi sistem imun

Selain berperan dalam proses tumbuh kembang anak, vitamin dan mineral juga berperan dalam menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin dan mineral yang diketahui memiliki manfaat ini antara lain:

•   Vitamin A untuk menjaga kesehatan selaput lendir yang melapisi saluran pencernaan dan pernapasan. Selaput lendir ini memiliki peran yang penting dalam sistem imun karena merupakan salah satu mekanisme pertahanan pertama tubuh terhadap bakteri dan virus. 

•   Vitamin C dan E memiliki fungsi antioksidan yang dapat mendukung kesehatan sistem imun tubuh.

•   Vitamin D dan seng (zinc) dapat mendukung produksi sel-sel imun baru dan respons imun yang baik. 

Suplemen vitamin dan mineral

Saat ini, Asosiasi Dokter Spesialis Anak di Amerika atau American Academy of Pediatrics (AAP) masih tidak merekomendasikan pemberian suplementasi vitamin dan mineral untuk anak berusia di atas 1 tahun yang sehat, memiliki tumbuh kembang yang baik, dan mengonsumsi makanan yang seimbang dan beragam. Hal ini karena selain kalsium, anak umumnya memerlukan mikronutrien dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa. Oleh sebab itu, rekomendasi kebutuhan harian untuk mikronutrien tersebut pada anak umumnya sudah terpenuhi dari pola makan harian yang seimbang dan beragam yang dikonsumsi anak. 

Terlebih lagi saat ini sudah banyak makanan, seperti produk sereal, makanan ringan, roti, dan susu yang difortifikasi vitamin A, D, dan seng. Berdasarkan studi tahun 2014, pada anak yang berusia 2–8 tahun, sekitar 45 persen anak memperoleh jumlah seng yang melebihi rekomendasi harian, dan 13 persen anak memperoleh jumlah vitamin A yang melebihi rekomendasi kebutuhan harian hanya dari makanan yang dikonsumsi mereka sehari-hari.

#####

Kapan suplementasi vitamin dan mineral perlu diberikan?

Suplementasi vitamin dan mineral akan diperlukan pada kondisi ketika anak tidak dapat memenuhi rekomendasi kebutuhan vitamin hariannya, seperti:

  • Anak yang mengikuti diet vegetarian
  • Anak yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu, misalnya anak dengan alergi susu sapi yang mungkin memerlukan suplementasi vitamin D
  • Picky eater atau anak yang hanya mau makan makanan tertentu, umumnya kurang dari 20 jenis makanan
  • Anak yang banyak mengonsumsi fast food
  • Anak dengan obesitas, memakai baju tangan panjang, dan jarang keluar rumah untuk berjemur, mungkin memerlukan suplementasi vitamin D

Apabila si kecil memiliki karakteristik seperti yang disebutkan di atas dan mengonsumsi suplemen, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk menghindari pemberian vitamin dan mineral yang berlebihan, yaitu:

  • Pahami bahwa karakteristik dan kebutuhan setiap anak berbeda. Orangtua sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak sebelum memberikan suplementasi vitamin/mineral.
  • Jika perlu memberikan suplementasi vitamin/mineral pada anak, berikan produk yang memang dikhususkan untuk anak dan berikan produk sesuai dengan usia anak.
  • Selalu perhatikan label nutrisi pada produk makanan. Kandungan vitamin/mineral dalam makanan fortifikasi yang diberikan sebaiknya tidak melebihi 20–25 persen dari rekomendasi kebutuhan harian, terutama jika anak juga menerima suplementasi vitamin/mineral.
  • Jangan menyebut vitamin sebagai “permen” kepada anak, terutama vitamin dalam bentuk gummy. Selain itu, simpan vitamin di luar jangkauan anak. 

Dosis suplementasi vitamin bagi ginjal anak

Secara umum, suplementasi vitamin yang berlebihan berbahaya bagi ginjal anak. Vitamin dan mineral yang berlebih akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga vitamin dan mineral yang berlebih tersebut hanya akan meningkatkan beban kerja ginjal serta dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Apabila tidak dihentikan, kedua kondisi ini dapat menurunkan fungsi ginjal yang berujung pada gagal ginjal. Risiko gangguan ginjal ini terutama sangat tinggi pada anak yang masih kecil. 

Selain itu, beberapa vitamin/mineral juga memiliki rentang dosis terapeutik yang sempit, artinya jika diberikan lebih dari dosis tersebut, vitamin/mineral tersebut dapat menjadi racun. Karenanya, suplementasi vitamin/mineral pada anak sebaiknya hanya diberikan jika memang diperlukan dan diberikan sesuai dosis harian yang dianjurkan oleh dokter.

Jadi, lebih berhati-hati ya jika Anda ingin memberikan si kecil suplemen vitamin/mineral. Cermati dulu kondisi si kecil dan jangan lupa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau dokter spesialis anak konsultan nefrologi terkait kebutuhan suplemen untuk si kecil.

[Penulis kontributor: dr. Fira Alyssa Gabriella Sinurya]