Tetap Nyaman Berhubungan Intim Saat Hamil

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Berhubungan intim merupakan salah satu aktivitas rutin pasangan suami istri

Tetap Nyaman Berhubungan Intim Saat Hamil

Berhubungan intim sangat aman dilakukan selama kehamilan. Saat berhubungan intim, penetrasi penis hanya berada di vagina sehingga kehamilan tidak terganggu dan bayi akan tetap aman terlindung di dalam rahim yang terisi cairan ketuban untuk mencegah goncangan dalam perut ibu.


Selain itu, area serviks wanita tertutup dan terlindung cairan kental yang membuat sperma tidak bisa melewatinya. 


Sperma mengandung zat prostaglandin. Prostaglandin dalam konsentrasi tertentu dalam mencetuskan kontraksi dan biasa digunakan dokter dalam induksi persalinan.


Namun konsentrasi zat prostaglandin dalam sperma sangat kecil dan tidak dapat mencetuskan kontraksi pada kehamilan yang sehat. 


Anda yang mengalami beberapa kondisi berikut disarankan menghentikan untuk sementara aktivitas seksual dengan pasangan: 


  • Riwayat keguguran berulang atau kehamilan yang lemah (incompetent cervix
  • Perdarahan pervaginam dan ketuban pecah 
  • Plasenta menutupi jalan lahir
  • Kehamilan dengan risiko kelahiran premature, contohnya kehamilan kembar


Posisi berhubungan intim sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan ibu hamil. Pada kehamilan trimester 2 atau 3 sebaiknya ibu hamil tidak telentang terlalu lama karena dapat menekan pembuluh darah besar sehingga peredaran darah bisa terganggu.


Posisi woman on top atau spooning mungkin dapat menjadi alternatif.

 

Ketika kandungan sudah memasuki minggu ke-40, banyak ibu hamil yang justru disarankan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk berhubungan intim dengan suami.


Beberapa ahli percaya bahwa kandungan sperma dapat membuat rahim berkontraksi sehingga dapat mempercepat proses bukaan rahim ketika proses persalinan.


Selain itu, pada saat melakukan hubungan intim, tubuh seseorang akan banyak melepas hormon. Hormon-hormon seperti hormon endorfin, oksitosin, dan juga DHEA dilepaskan lewat bagian yang bernama bagian hipofisis.


Nah, hormon oksitosin sendiri merupakan hormon yang dapat mencetuskan kontraksi. 

 

Meski demikian, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang rutin. Konsultasikan perihal kesejahteraan janin, lokasi kehamilan, usia, janin tunggal atau kembar, letak plasenta, air ketuban, dan kemungkinan untuk terlahir prematur.


Apapun aktivitas seksual yang ingin Anda lakukan dengan suami ketika sedang hamil, sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Anda ya.


Hal tersebut agar tetap aman untuk kondisi rahim dan calon buah hati Anda, Anda dan suami pun dapat tetap nyaman tanpa perlu terlalu khawatir.