Meski menurut hasil penelitian kasus kanker payudara pada pasien lanjut usia meningkat, bukan berarti penyakit yang satu ini menjadi momok yang menghantui. Pemeriksaan rutin dapat menjaga kualitas hidup Anda terjaga meski sudah berusia lanjut.
Menjalani hidup sehat hingga lanjut usia bukan hal mustahil. Penurunan fungsi organ tubuh bahkan ancaman berbagai penyakit tidak berarti usia lanjut harus dihantui ketakutan. Kanker payudara, misalnya. Menurut penelitian, usia merupakan faktor risiko primer penyakit ini. Di Amerika Serikat, hampir setengah penderita kanker payudara berusia tua (berusia 65 tahun atau lebih tua), dan diperkirakan akan meningkat menjadi 70 persen pada 2030. Kabar yang tidak baik, tapi tentu dapat dihindari.
Terutama pada pasien geriatrik, penanganan kanker payudara sering kali terkendala akibat terlambatnya diagnosis dan terapi yang di bawah standar (mengingat banyak faktor yang mempengaruhi pendekatan terapi seperti penyakit penyerta/komorbiditas, keterbatasan dukungan keluarga dan sosial, kesulitan transportasi, pilihan pasien atau keluarga yang lebih konservatif, dan keengganan menjalani terapi yang agresif sehingga angka harapan hidup menjadi lebih rendah).
Faktor penyebab kanker payudara
Selain faktor usia (di atas 50 tahun), perlu diketahui beberapa faktor risiko lain dari kanker payudara, yakni:
-
Memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker payudara
-
Penggunaan kontrasepsi hormonal. Pada wanita usia reproduksi, risiko dimulai sejak seorang wanita menggunakan kontrasepsi hormonal dan risiko terus berlanjut selama menggunakan kontrasepsi tersebut. Faktor risiko menurun seiring penghentian penggunaan kontrasepsi hormonal, dan akan menghilang setelah sepuluh tahun berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal
-
Mengalami menstruasi pertama sebelum berusia 12 tahun
-
Melahirkan anak pertama ketika berusia di atas 35 tahun
-
Tidak menyusui
-
Mengalami menopause setelah berusia 52 tahun
-
Gaya hidup yang buruk, seperti kelebihan berat badan (obesitas) setelah mengalami menopause, jarang berolahraga, merokok, atau mengonsumsi alkohol dan makanan berlemak secara berlebihan
-
Memiliki riwayat terapi radiasi di daerah dada
-
Memiliki riwayat kelainan payudara, seperti tumor jinak
Deteksi dini
Mengetahui sedini mungkin menjadi faktor penting untuk meningkatkan potensi keberhasilan penanganan yang dilakukan. Penanganan yang dilakukan pada kasus stadium awal tentu memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibanding ketika sudah memasuki stadium lanjut. Karenanya, penting untuk melakukan deteksi dini.
SADARI (periksa payudara sendiri)
Kegiatan ini wajib dilakukan setiap bulan oleh wanita yang sudah memasuki usia reproduksi. Penting pula mengetahui saat yang tepat untuk melakukan SADARI agar mendapatkan hasil yang akurat. Bagi wanita yang mengalami menstruasi secara teratur, disarankan melakukan SADARI pada hari ke-7 hingga ke-10 menstruasi (dihitung dari hari pertama menstruasi). Bagi wanita yang sudah mengalami menopause, disarankan melakukan SADARI di setiap tanggal yang mudah diingat dengan baik pada setiap bulan, semisal tanggal 8.
Selain SADARI, penting juga untuk melakukan pemeriksaan tambahan seperti skrining mammografi, misalnya. Pemeriksaan ini sangat direkomendasikan untuk dimulai saat Anda memasuki usia 35 – 40 tahun. Menurut penelitian, mammografi dapat mengurangi angka kematian akibat kanker payudara sebesar 19 – 30 persen. Bagi wanita yang sudah memasuki fase geriatrik, skrining seperti ini perlu dilakukan setiap dua tahun sekali. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan melakukan pemeriksaan tambahan dengan ultrasonografi (USG) sehingga pemeriksaan payudara menjadi lebih akurat karena tingkat ketelitian pemeriksaan menjadi lebih tinggi.
Mari, biasakan rutin deteksi dini untuk cegah kanker payudara di tubuh kita.
dr. Rachmawati, Sp. B.Subsp.Onk (K)
Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi
RS Pondok Indah - Pondok Indah
RS Pondok Indah - Bintaro Jaya