Teknik Pemeriksaan Payudara

Senin, 04 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kelainan pada payudara, terutama kanker payudara, merupakan hal yang menakutkan bagi kebanyakan orang

Teknik Pemeriksaan Payudara

Kelainan pada payudara, terutama kanker payudara, merupakan hal yang menakutkan bagi kebanyakan orang. Bahkan, ketakutan akan kanker payudara ini menjadi salah satu faktor yang justru menghambat deteksi dini kelainan payudara.


Banyak wanita Indonesia enggan memeriksakan diri ke dokter. Padahal, deteksi dini dapat menurunkan angka kematian (mortalitas) akibat kanker payudara dan meningkatkan kesembuhan pada penderitanya.


Macam-macam Pemeriksaan Kanker Payudara

Saat ini, berbagai teknik pemeriksaan dikembangkan untuk meningkatkan keakuratan diagnosis kanker payudara dan kenyamanan pemeriksaan, di antaranya:


1. Mammografi 

Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan kelainan payudara berupa pengapuran halus dan merupakan salah satu tanda dini kanker payudara.


Mammografi sangat bermanfaat dalam menemukan lesi berukuran sangat kecil yang tidak teraba dalam pemeriksaan klinis terutama pada wanita usia lanjut. Dosis radiasi yang diberikan sangatlah rendah, sehingga hal ini tidak perlu dikhawatirkan.


Untuk menambah akurasi, dapat dilakukan juga pemeriksaan USG. Dengan pemeriksaan tambahan ini, sensitivitas bisa meningkat sampai 95 persen.


2. USG

Ultrasonografi (USG) menggunakan teknologi gelombang suara yang biasa digunakan untuk mengevaluasi kelainan payudara pada wanita muda di bawah 30 tahun, wanita yang sedang hamil atau menyusui dengan struktur payudara padat, dan wanita yang menggunakan breast implant.


USG dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kistik. Saat ini telah dikembangkan alat baru yang disebut 3D Sonomammogram, yaitu USG 3 dimensi yang berupaya mendekati kemampuan mammografi dalam deteksi tumor. Alat ini berupaya menekan kelemahan sifat operator dependent dan dapat merekonstruksi payudara serta benjolan yang terdeteksi.


3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan modalitas pemeriksaan terakurat. MRI menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio untuk mendeteksi kelainan payudara dengan sensitivitas tinggi (lebih dari 90 persen) pada benjolan yang kecil.


MRI direkomendasikan hanya pada beberapa kasus tertentu, seperti kecurigaan adanya beberapa benjolan, benjolan tak teraba, benjolan sangat kecil, atau implan.


4. Positron Emission Tomography (PET) Scan

PET Scan merupakan alat tiga dimensi berwarna untuk mendeteksi perubahan sel di dalam tubuh manusia dengan menggunakan zat radiofarmaka. Pemeriksaan ini dapat menggambarkan anatomi dan metabolisme sel kanker serta penyebarannya. PET Scan direkomendasikan untuk deteksi penyebaran kanker dan respons terapi.


5. Biopsi

Biopsi adalah pengambilan langsung sampel jaringan dari benjolan yang dicurigai untuk diperiksakan di bawah mikroskop guna menentukan ada atau tidaknya sel kanker. Biopsi direkomendasikan bila dokter mencurigai benjolan di payudara merupakan benjolan ganas dan harus secepatnya dioperasi. Biopsi juga dianjurkan bila benjolan yang ditemukan terasa meragukan.


Di RS Pondok Indah, sarana deteksi dini kanker payudara semakin lengkap dengan 3D Sonomammogram. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi pada wanita yang peduli pada kesehatan payudaranya dan akhirnya dapat menyukseskan upaya deteksi dini kanker paydara.