Serba-serbi ASI untuk Ibu Baru

Rabu, 06 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

ASI merupakan sumber nutrisi pertama dan sangat penting bagi si kecil

Serba-serbi ASI untuk Ibu Baru

Menyusui ASI adalah proses alamiah. Ketika proses menyusui lancar, zat-zat baik yang terkandung dalam ASI akan diserap oleh tubuh si kecil secara optimal.


Zat baik tersebut dapat memberikan nutrisi pada si kecil yang nantinya dapat meningkatkan daya imun tubuh, meningkatkan kecerdasan, dan menyusui ASI juga dapat membuat jalinan hubungan kasih sayang antara ibu dan si kecil sejak dini. 


Jenis-jenis ASI

ASI yang pertama kali keluar pada hari-hari awal kelahiran disebut kolostrum. ASI kolostrum muncul pada hari pertama hingga hari keempat si kecil lahir. Meski jumlahnya tidak banyak, komponen ASI kolostrum mengandung konsentrasi gizi yang lengkap (terutama protein, probiotik, vitamin, dan mineral), serta komponen imunitas yang tinggi (yaitu antibodi dan sel darah putih).


Hal ini membuat teksturnya lengket dan berwarna bening kekuningan. Kolostrum melindungi bayi dari kuman dan virus yang ada di sekitar bayi setelah lahir. Selain itu, kolostrum bersifat seperti pencahar yang dapat mempercepat pengeluaran mekonium, yaitu feses/tinja yang pertama kali keluar saat si kecil lahir. 


Jenis ASI yang kedua adalah ASI transisi/imatur. ASI ini diproduksi ibu mulai hari ke-5 setelah melahirkan sampai dengan hari ke-14. Kandungan lemak, laktosa (gula susu), dan vitamin yang larut dalam air cukup tinggi sehingga sesuai untuk bayi yang mulai aktif agar tetap sehat dan kuat. 


Jenis ASI ketiga adalah ASI matur. ASI matur akan berwarna putih pekat karena mayoritasnya mengandung air. Walau demikian, tetap mengandung unsur gizi dan imunitas yang sesuai dengan kebutuhan bayi tetapi tidak sebanyak jenis ASI kolostrum.


Terdapat istilah ASI encer dan ASI kental yang disebut foremilk dan hindmilk. Namun, keduanya sebetulnya sama. Hanya saja, ASI yang keluar pada awal-awal sesi menyusui disebut sebagai foremilk dan ASI yang keluar pada pertengahan sampai akhir menyusui/pemerahan ASI disebut hindmilk. ASI hindmilk lebih banyak mengandung komponen lemak, dibandingkan foremilk


Jenis-jenis ASI ini tentu akan dapat diserap oleh tubuh si kecil secara optimal apabila teknik menyusui dilakukan dengan benar. Baik apabila menyusui langsung atau memberikan ASI perah kepada si kecil.


ASI Langsung atau ASI Perah?

ASI yang disusui langsung dari payudara dan yang diperah kandungan nutrisinya hampir sama. Perbedaannya ada pada jumlah komponen imunitasnya saja. Contohnya, kandungan IgA (immunoglobulin A) pada ASI perah (ASIP) yang dibekukan lalu dihangatkan, kadarnya akan menurun sekitar 40 persen.


Sedangkan pada ASI perah fresh (tanpa melalui pembekuan dan penghangatan suhu), kandungannya masih relatif sama dengan ASI yang disusui langsung lewat payudara.


Apabila Anda ingin memompa, menyimpan, dan memanaskan ASI perah, maka alat perah dan wadah penampung harus dicuci bersih lalu disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan agar nutrisinya di dalamnya tidak terkontaminasi.


Proses pencucian dan sterilisasi akan mengurangi kontaminasi bakteri dan virus. 


Menghangatkan ASIP dianjurkan tidak pada suhu yang terlalu panas di dalam botol kaca. Anda dapat menggunakan air hangat pada suhu 40 derajat Celcius. ASI yang sudah dihangatkan harus digunakan dalam jangka waktu 1-2 jam saja. 


Anda juga boleh mencampurkan beberapa hasil perahan menjadi satu dalam jangka waktu 24 jam. Namun, pastikan sebelum mencampur perahan, suhu ASI-nya sudah sama. ASI perah yang disimpan pada suhu ruangan dapat bertahan 4-6 jam.


Waktu dan Durasi Memerah ASI

Waktu yang tepat untuk memerah ASI adalah ketika payudara sudah tidak nyaman atau masih terasa penuh selesai bayi menyusu. Apabila Anda memberlakukan exclusive pumping, perah rutin dijadwalkan setiap tiga jam sesuai dengan jam minum bayi.


Atau apabila payudara sudah mulai terasa tidak nyaman, jangan menunggu, segera diperah ya. 


Durasi perah akan berbeda-beda tergantung jenis breastpump, teknik memerah, dan kenyamanan payudara setiap ibu. Biasanya Anda disarankan memerah selama 20-30 menit per payudara.


Anda dapat memerah payudara dengan berbagai cara, seperti: memerah dengan tangan atau dengan alat perah ASI (breastpump). 


Memerah dengan tangan adalah cara memerah yang ekonomis dan praktis. Anda tidak perlu membawa-bawa perlengkapan memeras ASI ketika bepergian. Anda pun dapat menentukan sendiri posisi mana yang paling sesuai agar ASI lebih mudah keluar.


Namun, apabila belum terlatih, Anda akan merasa lebih lelah dan banyak waktu terbuang. 


Sedangkan untuk Anda yang tidak memiliki banyak waktu, Anda dapat mencoba memerah ASI dengan menggunakan breastpump. Ada dua tipe breastpump, yaitu breastpump dengan pompa manual dan breastpump dengan pompa elektrik.


Jenis pump-nya pun terbagi dua: single pump dan dual pump. Apabila Anda menggunakan alat pompa untuk memerah ASI dengan menggunakan model dual pump maka akan lebih mempersingkat waktu dibandingkan dengan menggunakan model single pump.


Namun, setiap ibu memiliki preferensi yang berbeda-beda. Tidak sedikit ibu yang lebih menyukai memerah ASI dengan tangan karena dinilai lebih efektif.  


Beberapa Faktor yang Memengaruhi Produksi ASI

Banyak atau sedikitnya jumlah produksi ASI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa di antaranya adalah faktor kesehatan mental dan kegiatan fisik ibu menyusui. Kesehatan mental cukup memengaruhi produksi ASI.


Apabila Anda stres, hormon oksitosin akan menurun. Akibatnya kerja hormon prolaktin yang memproduksi ASI pun menjadi tidak optimal. Hasilnya produksi ASI cenderung menurun.


Kegiatan fisik atau berolahraga juga ternyata dapat mempengaruhi produksi ASI. Olahraga dapat meningkatkan vitalitas dan mood ibu menyusui, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan produksi ASI.


Pilihlah olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang. Hindari olahraga dengan intensitas yang berat, karena dapat membuat Anda kelelahan. Menurut penelitian, ibu menyusui yang mengalami kelelahan (exertion) saat berolahraga dapat menyebabkan produksi ASInya menurun.


Menyusui si kecil memang tidak mudah dan sangat melatih kesabaran Anda. Namun, membayangkan si kecil sehat sampai nanti menjadi faktor motivasi dan penambah semangat dalam menjalaninya. Jadi, jangan berhenti berjuang ya.