Rutin Deteksi Dini Cegah Kanker Payudara

Selasa, 05 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penyakit kanker payudara bukanlah vonis akhir kehidupan

Rutin Deteksi Dini Cegah Kanker Payudara

Penyakit kanker payudara bukanlah vonis akhir kehidupan. Terlebih lagi, jika sudah diketahui sejak awal, kanker payudara memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat disembuhkan.


Pada stadium satu, rerata harapan hidup (survival rate) dalam lima tahun pada penderita kanker payudara bisa mencapai lebih dari 90 persen. Sedangkan pada stadium 3, peluang tersebut turun menjadi 60 persen, tergantung dari jenis kanker payudaranya, dan semakin turun hingga hanya 10-15 persen saja pada stadium 4.


Semakin dini kanker payudara terdeteksi, semakin besar tingkat penyembuhannya. Oleh karena itu, deteksi sejak dini sangat penting untuk menghindari keterlambatan penanganannya.


Pria Tidak Luput dari Risiko

Bukan hanya wanita yang bisa terkena kanker payudara. Pria pun bisa mengalaminya, bahkan dapat menyebabkan risiko kematian, meskipun pada saat ini persentase pasien kanker payudara pria hanya kurang dari satu persen.


Perubahan pada payudara pria pun lebih mudah dikenali sehingga biasanya penderita akan langsung datang ke rumah sakit untuk ditangani.


Pria dan wanita yang terkena penyakit tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor hormonal dan juga berasal dari gen ibu kandungnya. Biasanya, kanker payudara pada pria terjadi di usia 50 tahun ke atas.


Mendeteksi kanker payudara pada pria pun jauh lebih mudah dibandingkan wanita karena permukaan payudara pria lebih tipis sehingga benjolan mudah terdeteksi.


Faktor Risiko pada Wanita

Bagi wanita, yang perlu diwaspadai adalah faktor risiko kanker payudara, seperti usia, tidak menikah atau melahirkan anak pertama di usia lebih dari 35 tahun, memliki riwayat kontrasepsi hormonal, banyak mengkonsumsi makanan tinggi lemak, faktor genetik, dan faktor hormonal.


Pada faktor terakhir, yang diamati adalah usia haid pertama serta usia menopause.


Deteksi Dini

Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) selama satu sampai tiga bulan sekali, satu minggu setelah menstruasi. Selain itu, lakukan juga pemeriksaan oleh dokter, yang terdiri dari pemeriksaan fisik, USG, mamografi, dan biopsi.


Setelah biopsi, pasien dianjurkan untuk menjalani terapi definitif guna menghindari penyebaran tumor dan bukan mencari pengobatan alternatif.


Sebanyak sembilan dari 10 benjolan pada payudara biasanya bukan kanker. Benjolan yang dicurigai kanker umumnya hanya pada satu sisi payudara, keras, dan terasa tidak rata permukaannya saat diraba.


Apabila sudah di stadium lanjut, biasanya benjolan tidak dapat digerakkan karena sudah melekat dengan jaringan payudara. Yang terpenting adalah kenali perubahan pada payudara dengan membandingkan antara payudara kiri dan kanan.


Mamografi dianjurkan pada usia minimal 36 tahun, setidaknya satu kali setiap tahunnya. Sebelumnya, ada stigma rasa sakit saat mamografi, tapi saat ini sudah diatasi dengan adanya digital mamografi yang tidak menimbulkan nyeri.


Bagi wanita berusia kurang dari 36 tahun, pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan USG. Kriteria usia ini didasarkan pada kepadatan payudara. Pada usia di atas 40 tahun umumnya kepadatan payudara wanita sudah menurun, sehingga mudah dideteksi dengan mamografi.