Sakit kepala merupakan keluhan yang sering dialami setiap orang. Namun, ada beberapa jenis sakit kepala yang perlu Anda waspadai. Apa sajakah itu? Yuk, cermati artikel berikut ini.
Sakit kepala adalah pengalaman tidak menyenangkan yang dapat dialami oleh siapa saja. Keluhan ini juga menjadi salah satu keluhan paling umum yang menyebabkan seseorang berobat ke dokter. Penting untuk diketahui bahwa sakit kepala dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Klasifikasi sakit kepala sangat luas, sehingga informasi dan pemeriksaan yang optimal sangat diperlukan untuk mengetahui jenis dan penyebabnya. Dengan demikian, diharapkan penanganan yang dilakukan dapat tepat sasaran.
Hingga kini, keluhan sakit kepala masih didominasi oleh wanita dengan prevalensi global tertinggi pada kasus tension type headache dan migrain. Keduanya merupakan bagian dari sakit kepala primer.
Jenis sakit kepala
Sakit kepala secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Sebagian besar pasien yang berobat untuk keluhan sakit kepala memenuhi kriteria diagnosis sakit kepala primer. Hal ini perlu dipastikan melalui konsultasi dan pemeriksaan fisik yang komprehensif oleh dokter. Informasi dan riwayat rinci mengenai sakit kepala pasien penting didapatkan untuk memisahkan antara kemungkinan sakit kepala primer maupun sekunder. Keduanya memerlukan penanganan yang terarah, optimal, dan tepat sasaran.
Red flag headache
Istilah “red flag headache” mengacu pada kondisi-kondisi tertentu yang biasanya menunjukkan gejala sakit kepala sekunder dan memerlukan pemeriksaan lanjutan. Kondisi ini meliputi:
Penanganan “red flag” pada sakit kepala
Untuk menangani “red flag” pada sakit kepala, diperlukan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan radiologi/pencitraan. Pada kasus sakit kepala yang kronis atau menahun, magnetic resonance imaging (MRI) lebih sensitif/akurat hasilnya dibandingkan dengan computed tomography scan (CT-Scan). Apabila tidak terdapat kontraindikasi, MRI dapat dilakukan dengan media kontras, terutama jika ada kekhawatiran terkait infeksi maupun tumor. Sementara CT-Scan lebih tepat dilakukan pada keadaan sakit kepala akut untuk melihat kemungkinan terjadinya perdarahan ataupun desakan massa di otak yang dapat disebabkan oleh tumor maupun infeksi.
Untuk mendiagnosis sakit kepala primer, tidak ada tanda atau temuan MRI yang khas, lain halnya dengan sakit kepala sekunder. Pada kasus kecurigaan sakit kepala sekunder, selain pencitraan, pemeriksaan lanjutan juga meliputi pemeriksaan pungsi lumbal, yaitu pengambilan cairan serebrospinal dari celah tulang belakang pada daerah punggung bawah untuk dianalisis lebih lanjut.
Pendekatan pengobatan sakit kepala sekunder berfokus pada pengobatan penyakit atau gangguan yang mendasari, sehingga penanganannya akan bersifat multidisiplin yang melibatkan berbagai dokter ahli. Sementara itu, pengobatan sakit kepala primer bergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejala. Gejala ringan dengan frekuensi yang jarang mungkin awalnya diobati dengan modifikasi gaya hidup dan obat pereda nyeri yang dijual bebas, sedangkan obat dengan resep diberikan untuk mengatasi nyeri yang lebih hebat. Pada beberapa kasus, diperlukan pula obat resep yang berfungsi sebagai pencegahan.
Jika Anda mengalami sakit kepala, periksakanlah keluhan Anda pada dokter spesialis saraf untuk mengetahui jenis sakit kepala yang Anda alami, agar dapat dilakukan penanganan yang terarah dan tepat sasaran. Waspadai gejala “red flag” pada sakit kepala Anda, dan segera lakukan pemeriksaan sebelum terlambat.
Spesialis Neurologi
RS Pondok Indah - Bintaro Jaya