Mengenal Penyakit Kawasaki, Peradangan pada Pembuluh Darah dan Jantung Anak

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 28 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penyakit Kawasaki lebih sering menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius pada jantung jika tidak ditangani dengan tepat.

Mengenal Penyakit Kawasaki, Peradangan pada Pembuluh Darah dan Jantung Anak

Dinding pembuluh darah memiliki peran penting dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Namun, bagian ini bisa mengalami peradangan yang dapat memicu berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Kawasaki.


Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 5.000 kasus penyakit Kawasaki baru setiap tahunnya. Namun, hanya sekitar 4% atau kurang dari 200 kasus yang berhasil terdiagnosis. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak kasus yang tidak terdeteksi, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi serius pada anak-anak penderita penyakit Kawasaki.


Penyakit Kawasaki kadang disebut juga sebagai sindrom kelenjar getah bening mukokutan, karena tidak hanya menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, tetapi juga memicu pembengkakan pada kelenjar getah bening. 


Apa itu Penyakit Kawasaki?

Penyakit Kawasaki adalah peradangan pembuluh darah yang dapat memengaruhi arteri di seluruh tubuh, termasuk arteri koroner yang memasok darah ke jantung. Kondisi yang dulunya dikenal dengan Kawasaki syndrome ini merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung pada anak-anak.


Meskipun terdengar serius, penyakit ini umumnya bisa diobati. Deteksi dini dan perawatan medis yang tepat sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen pada pembuluh darah dan jantung.


Baca juga: Flu Singapura Pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya



Gejala Penyakit Kawasaki

Gejala penyakit Kawasaki sebenarnya bisa berbeda-beda pada setiap tahapnya. Secara umum terdapat 3 tahap penyakit kawasaki, dari yang akut, subakut dan kovalesen. Namun secara umum gejala Kawasaki Disease dapat dikeluhkan sebagai:


  • Demam tinggi (lebih dari 39°C) yang berlangsung lebih dari 5 hari dan tidak membaik dengan pemberian obat penurun demam biasa
  • Ruam kulit di seluruh tubuh
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher yang terasa nyeri
  • Pembengkakan tangan dan kaki
  • Mata merah tanpa belekan
  • Bibir menjadi kering, pecah-pecah, dan tampak kemerahan
  • Lidah tampak merah, membengkak dan terdapat terkstur berbintik-bintik, seperti buah stroberi (strawberry tongue)
  • Pengelupasan kulit, biasanya dimulai di sekitar kuku


Gejala-gejala tersebut tidak selalu muncul secara bersamaan dan bisa bervariasi pada setiap anak. Selain itu, penyakit Kawasaki juga dapat menyebabkan anak menjadi lebih rewel dari biasanya, sakit perut, diare, nyeri sendi, dan muntah-muntah.


Bila ditemukan beberapa gejala di atas, jangan menunda untuk memeriksakan si Kecil ke dokter spesialis anak di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.


Baca juga: Mengenal Katarak Kongenital, Salah Satu Penyebab Gangguan Penglihatan pada Bayi


Penyebab Penyakit Kawasaki

Hingga saat ini, penyebab penyakit Kawasaki pada anak belum diketahui secara pasti. Gangguan di pembuluh darah ini diduga terjadi karena kombinasi antara faktor genetik dan paparan infeksi, seperti virus atau bakteri, yang memicu respons imun tubuh secara berlebih.


Meskipun belum diketahui penyebab pastinya, penyakit Kawasaki diduga muncul dalam pola musiman dan terkadang terjadi dalam suatu wilayah tertentu. Selain itu, beberapa faktor lingkungan, seperti polusi udara dan paparan zat kimia tertentu, juga sedang diteliti sebagai kemungkinan pemicu terjadinya penyakit pada pembuluh darah ini.


Faktor Risiko Penyakit Kawasaki

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit Kawasaki meliputi:


  • Anak-anak di bawah usia 5 tahun (Balita)
  • Berjenis kelamin laki-laki
  • Merupakan anak ras Asia


Baca juga: Waspada Pneumonia pada Anak


Kapan Harus ke Dokter?

Penyakit Kawasaki membutuhkan penanganan medis secepat mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi. Segera bawa anak ke dokter spesialis anak di Rumah Sakit Pondok Indah terdekat ketika mengalami salah satu gejala berikut ini:


  • Mengalami demam tinggi yang tidak kunjung membaik setelah 3 hari
  • Ruam kulit
  • Mata merah tanpa belekan
  • Lidah tampak merah dan bengkak
  • Pembesaran kelenjar getah bening di leher yang tampak sebagai benjolan di leher
  • Tangan dan kaki anak membengkak


Baca juga: Gangguan Empedu pada Anak



Diagnosis Penyakit Kawasaki

Diagnosis penyakit Kawasaki umumnya didasarkan pada pemeriksaan fisik dan identifikasi gejala. Dokter spesialis anak akan memeriksa tanda-tanda khas, seperti demam tinggi, ruam kulit, mata merah, dan perubahan pada mulut, tangan, serta kaki.


Selain itu, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, USG jantung, rekam jantung (EKG), MRI, atau tes urine.


Pengobatan Penyakit Kawasaki

Penanganan penyakit Kawasaki pada anak umumnya perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit untuk mengurangi peradangan dan mencegah komplikasi. Di rumah sakit, anak akan diberikan obat-obatan berupa:


  • Imunoglobulin intravena (IVIG), untuk mengurangi peradangan pada pembuluh darah
  • Analgetik, untuk mengurangi nyeri, menurunkan demam, dan mencegah pembentukan bekuan darah
  • Antikoagulan (obat pengencer darah), seperti aspirin, untuk anak yang berisiko mengalami penggumpalan darah
  • Kortikosteroid, jika pengobatan IVIG tidak efektif pada tubuh anak


Risiko terjadinya komplikasi penyakit Kawasaki bisa dihindari dengan pengobatan tepat dan segera, dalam kurun waktu 10 hari setelah gejala pertama muncul. Penanganan dini yang diberikan dapat mencegah terjadinya kerusakan pada pembuluh darah dan jantung.


Setelah pulang dari rumah sakit, anak tetap perlu mengonsumsi obat sesuai anjuran dari dokter. Anda juga perlu memastikan anak minum air putih yang cukup dan perbanyak istirahat. Selain itu, anak juga mungkin akan menjalani pemeriksaan jantung secara rutin untuk memastikan kondisi kesehatan jantungnya tetap terjaga.


Baca juga: Memahami Penyakit Cerebral Palsy pada Anak dan Penanganannya


Komplikasi Penyakit Kawasaki

Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit Kawasaki dapat menyebabkan komplikasi, antara lain:


  • Aneurisma arteri koroner, yaitu penggelembungan dinding pembuluh darah jantung
  • Miokarditis, atau peradangan pada otot jantung
  • Perikarditis, yang merupakan peradangan pada selaput pembungkus jantung
  • Stenosis arteri koroner, atau penyempitan pembuluh darah koroner
  • Gagal jantung, jika kerusakan pada jantung cukup parah, fungsi jantung bisa menurun secara signifikan


Selain itu, pengobatan IVIG dapat menyebabkan anemia hemolitik, nyeri dada, sakit perut, dan sesak napas.


Baca juga: Imunisasi Anak dengan Rutin dan Tepat Waktu


Pencegahan Penyakit Kawasaki

Sayangnya, belum ada cara pasti untuk mencegah penyakit Kawasaki pada anak. Namun, untuk menjaga kesehatan tubuh anak dan terhindar dari risiko penyakit, termasuk penyakit Kawasaki, anak dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dengan dokter, menjaga kebersihan lingkungan rumah, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan menghindari paparan asap rokok.


Selain itu, menjalani vaksinasi lengkap juga dapat mencegah anak dari paparan infeksi, termasuk peradangan pada penyakit Kawasaki.


Penyakit Kawasaki membutuhkan penanganan medis yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi serius, terutama pada jantung. Jadi segera periksakan anak ke dokter spesialis anak di RS Pondok Indah cabang terdekat ketikan menunjukkan gejala yang menyerupai penyakit Kawasaki. Dokter anak di RS Pondok Indah akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dengan fasilitas medis lengkap untuk mendukung diagnosis dan pengobatan penyakit Kawasaki.


Selain itu, RS Pondok Indah juga menyediakan layanan imunisasi yang lengkap untuk anak, sehingga Anda bisa memastikan buah hati mendapatkan perlindungan maksimal dari berbagai penyakit. Jangan tunda, segera lakukan pemeriksaan dan berikan perlindungan terbaik untuk kesehatan anak Anda.


Baca juga: Jenis-jenis Vaksin Anak untuk Kesehatan Si Buah Hati



FAQ


Apakah Penyakit Kawasaki Bisa Menular?

Penyakit Kawasaki tidak menular dari penderita ke orang lain. Penyebab jelas penyakit Kawasaki memang belum diketahui secara pasti, tetapi penyakit ini dipastikan tidak menular.


Kenapa Bisa Terkena Penyakit Kawasaki?

Penyebab pasti penyakit Kawasaki belum diketahui, tetapi penyakit ini diduga dipicu oleh kombinasi faktor genetik dan kelainan respons imun terhadap infeksi virus atau bakteri tertentu.


Penyakit Kawasaki juga paling sering terjadi pada anak-anak. Hal ini diduga karena sistem imun mereka masih berkembang, sehingga lebih rentan terhadap kondisi medis ini.


Apakah Kawasaki Termasuk Autoimun?

Penyakit Kawasaki tidak termasuk kondisi autoimun. Meski sistem imun tubuh diduga berperan dalam memicu kondisi ini, penyakit Kawasaki bukanlah penyakit autoimun. Penyakit Kawasaki lebih tepat dikategorikan sebagai kondisi inflamasi atau peradangan akut sistemik yang menyerang pembuluh darah.


Apakah Anak-Anak Dapat Pulih dari Penyakit Kawasaki?

Kebanyakan anak dapat pulih sepenuhnya dari penyakit Kawasaki, terutama jika kondisi ini didiagnosis dan ditangani sejak dini. Kunci utama kesembuhan dari kondisi ini adalah penanganan yang cepat dan tepat sebelum komplikasi terjadi.


Jadi, apabila anak Anda mulai menunjukkan gejala yang mengindikasikan penyakit Kawasaki, segera periksakan ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat sesuai dengan tahap atau keparahan penyakitnya.


Bagaimana Cara Mengobati Pengelupasan Kulit Akibat Penyakit Kawasaki?

Pengelupasan kulit akibat penyakit Kawasaki biasanya membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Untuk mengurangi ketidaknyamanan, jaga kebersihan area yang mengelupas dan oleskan pelembab kulit untuk mencegah iritasi.


Meskipun demikian, jika pengelupasan tidak kunjung membaik atau menimbulkan iritasi, konsultasikan ke dokter anak untuk penanganan lebih lanjut. Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan obat oles atau perawatan khusus sesuai kebutuhan anak.




Referensi:

  1. Weng, K. P. Complication of Kawasaki Disease. In Kawasaki Disease. Singapore: Springer Nature Singapore. (https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-19-2944-1_6#citeas) Diakses pada 13 Mei 2025.
  2. Center for Disease Control and Prevention. Tips to Support Healthy Routines for Children and Teens. (https://www.cdc.gov/healthy-weight-growth/tips-parents-caregivers/index.html). Diakses pada 13 Mei 2025.
  3. Kemenkes RS Sardjito. Penyakit Kawasaki pada Anak. (https://sardjito.co.id/2022/10/31/penyakit-kawasaki-pada-anak/). Direvisi terakhir 21 Oktober 2022. Diakses pada 13 Mei 2025.
  4. Cleveland Clinic. Kawasaki disease. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/13457-kawasaki-disease#prevention). Direvisi terakhir 10 Juli 2025. Diakses pada 13 Mei 2025.
  5. Mayo Clinic. Kawasaki disease. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kawasaki-disease/symptoms-causes/syc-20354598). Direvisi terakhir 8 November 2023. Diakses pada 13 Mei 2025.